Merawat Madura Melalui Modal Budaya

Abadi, Mashur and Hariyanto, Erie (2016) Merawat Madura Melalui Modal Budaya. In: Madurologi.

[img]
Preview
Text
Proseding Your B.pdf

Download (5MB) | Preview

Abstract

Takdir sebuah rumah yang tidak mampu lagi memberikan perlindungan warganya adalah keruntuhan. Perubahan adalah sunnatullah; persoalannya adalah perubahan dapat membawa seseorang kemanapun dan untuk untuk itu meniscayakan kepunahan eksistensialnya: suatu kondisi yang menjadikan seseorang terasing dari titik berangkatnya (al-mabda’) dan kehilangan orientasinya (al-ghoyah). Dalam situasi keterasingan ini seseorang rentan untuk terserap kepada apapun dan tertambat di manapun hingga menjadikan dirinya hanya sebagai bayang-bayang, menjadi remeh, seseorang tanpa identitas dan harga diri (‘irdlun). Sesungguhnya perubahan jenis ini merupakan perubahan seseorang atau kelompok tanpa kekuatan tawar sehingga yang terjadi adalah deviasi atau bahkan negasi diri dan bukan suatu dinamika transformatif dirinya dengan tetap berpijak pada khazanah pengetahuan dan tradisinya dalam merespon tantangan dan sekaligus kebutuhan eksistensialnya. Pada titik inilah sebuah otentisitas menjadi taruhan. Madura telah dan sedang bergelut dengan takdir eksistensialnya di tengah-tengah kekuatan pengubah dunia yang bernama modernisme dengan piranti teknologi informasi yang sangat dominan dan hegemonik. Tentu saja otentisitas Madura dan kemaduraan tidak harus berarti penolakan terhadap teknologi karena hal itu bukan saja konyol tetapi juga mustahil. Apa yang harus dilakukan adalah mengkritisi struktur pengetahuan di balik modernisme Barat (atau struktur pengetahuan dan tradisi lainnya) melalui khazanah struktur pengetahuan dan tradisinya sendiri dan pada saat yang sama Madura musti berani melakukan kritik diri dari dalam dirinya sendiri (bukan seperti yang terjadi selama ini: kritik diri tetapi dengan menggunakan struktur pengetahuan orang lain). Inilah makna dialog, kedua jenis pengetahuan (dan juga tradisi ) sama-sama dipahami dan didudukkan secara adil karena disorot dari dalam dirinya sendiri. Dengan cara ini, otentisitas kedua struktur pengetahuan (dan tradisi) dikenali keunikannnya masing-masing; sehingga dialog tersebut dapat mengahasilkan transformasi budaya dan kedirian yang tetap dapat mengenali otentisitasnya dan bukannya perubahan yang lebih merupakan bentuk pengingkaran diri ,deviasi atau bahkan negasi.

Item Type: Conference or Workshop Item (Paper)
Subjects: ?? m_105 ??
Divisions: Penelitian > Pegawai dan Dosen
Depositing User: Dr.S.H,M.H Erie Hariyanto
Date Deposited: 12 Nov 2019 01:01
Last Modified: 12 Nov 2019 01:01
URI: http://repository.iainmadura.ac.id/id/eprint/39

Actions (login required)

View Item View Item