Madrasah Diniyah POTRET UTUH PENDIDIKAN KARAKTER Begin Match to source 7 in source list: http://digilib.uinsgd.ac.id/41463/1/Komunikasi Kebijakan Pendidikan_Cecep_Revisi 1.pdfSanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta 1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) ta- hun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah). 2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta se- bagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/ atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). 3. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta se- bagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/ atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling ban- yak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). 4. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penja- ra paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiahEnd Match). Madrasah Diniyah POTRET UTUH PENDIDIKAN KARAKTER Begin Match to source 17 in source list: https://jakad.id/Dr. Mohammad Thoha, M.Pd.I R. Taukfikurrahmna, M.Pd.I MADRASAH DINIYAH POTRETEnd Match UTUH Begin Match to source 17 in source list: https://jakad.id/PENDIDIKAN KARAKTEREnd MatchBegin Match to source 17 in source list: https://jakad.id/Dr. Mohammad Thoha, M.Pd.I R. Taukfikurrahmna, M.Pd.IEnd Match Copyright@2021 Begin Match to source 6 in source list: http://eprints.ubhara.ac.id/1481/1/Buku Pengantar Sosiologi Hukum (Dr. Yahman).pdfDesain Sampul Bichiz DAZ EditorEnd Match Aprilia Soejatno Begin Match to source 6 in source list: http://eprints.ubhara.ac.id/1481/1/Buku Pengantar Sosiologi Hukum (Dr. Yahman).pdfPenata Letak Dhiky Wandana Hak cipta dilindungi oleh Undang-undang Ketentuan Pidana Pasal 112–119 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta. Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau Memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini Tanpa izin tertulis dari penerbit Diterbitkan dan dicetak pertama kali oleh CV. Jakad Media Publishing Graha Indah E-11 Gayung Kebonsari Surabaya (031) 8293033, 081230444797, 081234408577 https://jakad.id/ jakadmedia@gmail.com Anggota IKAPI No. 222/JTI/2019 Perpustakaan Nasional RI. Data Katalog Dalam Terbitan (KDT) ISBN: 978-623End Match-6442-36-4 Begin Match to source 6 in source list: http://eprints.ubhara.ac.id/1481/1/Buku Pengantar Sosiologi Hukum (Dr. Yahman).pdfviEnd Match + 108 Begin Match to source 6 in source list: http://eprints.ubhara.ac.id/1481/1/Buku Pengantar Sosiologi Hukum (Dr. Yahman).pdfhlm.; 15,5x23 cm KATA PENGANTAR Bismillaahirrahmaanirrahiim, Puji syukur selalu terucap kepada Allah SWT atas berkah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan buku yang berjudulEnd Match “Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter”. Begin Match to source 5 in source list: http://eprints.ubhara.ac.id/1488/1/Buku Pendirian & Manajemen Kantor Hukum Era 4.0_baru.pdfBuku ini merupakan hasil karya yang dapat dijadikan sumber belajar bagi mahasiswa sebagai dasar dalam melakukan pembelajaran. Buku ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan di bidang akademisi sehingga menjadi buku yang signifikan. Untuk memudahkan pembaca dalam memahaminya, penulis menyusun buku ini dalam beberapa bagian bab. Dengan adanya buku ini, diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam memperluas dan memperdalam pengetahuan mereka untuk melakukan pengkajian pada bidang ilmu yang diperlukan. Disadari selama penyusunan buku ini, penulis mengalami banyak kendala sehingga terdapat beberapa kekurangan dan masih perlu penyempurnaan. Namun, berkat bantuan, dorongan, dan kerja sama dari berbagai pihak, buku ini dapat diselesaikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga dan teman-teman yang telahEnd Match mensupport Begin Match to source 5 in source list: http://eprints.ubhara.ac.id/1488/1/Buku Pendirian & Manajemen Kantor Hukum Era 4.0_baru.pdfdan memberikan masukan dalam penyusunan buku ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat menyempurnakanEnd Match. Penulis Begin Match to source 5 in source list: http://eprints.ubhara.ac.id/1488/1/Buku Pendirian & Manajemen Kantor Hukum Era 4.0_baru.pdfiii iv DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL......................................................................... i KATA PENGANTAR........................................................................ iii DAFTAR ISI.................................................................................... v BAB I : PENDAHULUANEnd Match........................................................... 1 Begin Match to source 5 in source list: http://eprints.ubhara.ac.id/1488/1/Buku Pendirian & Manajemen Kantor Hukum Era 4.0_baru.pdfAEnd Match. Madrasah Diniyah.................................................... 3 B. Kajian Terdahulu yang Relevan................................. 6 BAB II : MEMAHAMI REVITALISASI KELEMBAGAAN PENDIDIKAN ISLAM.................................................... 9 A. Pengertian Revitalisasi Kelembagaan Pendidikan Islam...................................................... 11 1. Langkah-Langkah Revitalisasi Kelembagaan Pendidikan Islam................................................ 13 2. Tuntutan Revitalisasi Kelembagaan Pendidikan Islam................................................ 18 BAB III : KAJIAN TENTANG Begin Match to source 14 in source list: Fuad, Sirojul. MADRASAH DINIYAHEnd Match....................... 19 Begin Match to source 14 in source list: Fuad, Sirojul. A. Pengertian Madrasah DiniyahEnd Match.................................. 21 Begin Match to source 14 in source list: Fuad, Sirojul. BEnd Match. Landasan Yuridis Begin Match to source 14 in source list: Fuad, Sirojul. Madrasah DiniyahEnd Match......................... 25 Begin Match to source 14 in source list: Fuad, Sirojul. CEnd Match. Karakteristik Begin Match to source 14 in source list: Fuad, Sirojul. Madrasah DiniyahEnd Match................................ 25 BAB IV : BENTUK REVITALISASI KELEMBAGAAN YANG DILAKUKAN MADRASAH DINIYAH MIFTAHUL ULUM SUMBERJATI DAN NAHDLIYATUL ISLAMIYAH BLUMBUNGAN............................................................ 31 v BAB V : RESPON STAKEHOLDERS DALAM MENYIKAPI REVITALISASI KELEMBAGAAN DI MADRASAH DINIYAH MIFTAHUL ULUM SUMBERJATI DAN NAHDLIYATUL ISLAMIYAH BLUMBUNGAN.......................................... 49 BAB VI : TANTANGAN REVITALISASI KELEMBAGAAN DAN SOLUSINYA.......................................................... 61 BAB VII : BENTUK REVITALISASI................................................. 73 A. Bentuk revitalisasi kelembagaan yang dilakukan Madrasah Diniyah Miftahul Ulum Sumberjati dan Nahdliyatul Islamiyah Blumbungan................... 75 B. Respon stakeholders dalam menyikapi Revitalisasi Kelembagaan di Madrasah Diniyah Miftahul Ulum Sumberjati dan Nahdliyatul Islamiyah Blumbungan............................................. 88 C. Tantangan yang dihadapi kedua lembaga tersebut dalam merevitalisasi kelembagaannya, dan solusinya............................................................ 93 DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 101 BIODATA PENULIS......................................................................... 105 vi Pendahuluan Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter 1 2 Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter Bab I PENDAHULUAN A. Begin Match to source 26 in source list: Kuswandi, Iwan, Wajdi, Muh Barid Nizarudin, Al Faruq, Umar, Zulhijra, Zulhijra, Khairudin, Khairudin, Khoiriyah, Khoiriyah. Madrasah Diniyah Madrasah Diniyah merupakan lembaga pendidikan IslamEnd Match pertama yang tereksis Begin Match to source 26 in source list: Kuswandi, Iwan, Wajdi, Muh Barid Nizarudin, Al Faruq, Umar, Zulhijra, Zulhijra, Khairudin, Khairudin, Khoiriyah, Khoiriyah. diEnd Match tengah masyarakat. Alumni Begin Match to source 26 in source list: Kuswandi, Iwan, Wajdi, Muh Barid Nizarudin, Al Faruq, Umar, Zulhijra, Zulhijra, Khairudin, Khairudin, Khoiriyah, Khoiriyah. madrasahEnd Match ini diharapkan mampu meneladani sosok kiai sebagai role model kehidupan masyarakat. Karakter kiai yang bersahaja, jujur dan egaliter menjadi kurikulum nyata bagi pembentukan jiwa kesantrian1. Madrasah Diniyah mengalami pasang surut respon masyarakat seiring perkembangan zaman.2 Di satu sisi Madrasah Diniyah (dan juga pesantren) selalu mempertahankan Begin Match to source 28 in source list: https://indolcg.net/rahasia-dibalik-paskah-easter/tradisi yang sudah diwariskan dari generasi ke generasiEnd Match yang cenderung tertutup Begin Match to source 28 in source list: https://indolcg.net/rahasia-dibalik-paskah-easter/danEnd Match mandiri, sementara di sisi lain tuntutan masyarakat semakin dinamis.3 Saat ini masyarakat kita dikenal dengan Generasi millenial. Pemaknaan ini mengacu pada kelahiran mereka antara tahun 1980-2000. Mereka mewarisi hasrat yang kuat untuk melakukan perubahan, inovasi, dan tidak puas dengan apa yang diperoleh 1Ismail Suardi Wekke, “TRADISI PESANTREN DALAM KONSTRUKSI KURIKULUM BAHASA ARAB DI LEMBAGA PENDIDIKAN MINORITAS MUSLIM PAPUA BARAT,” n.d., 1. 2Wekke, 1. 3Ahmad Saifuddin, “EKSISTENSI KURIKULUM PESANTREN DAN KEBIJAKAN PENDI- DIKAN” 03 no 1 (2015): 209. 3 generasi sebelumnya.4 Dengan demikian mereka menginginkan semua hal bersifat cepat, dan mudah, meskipun kadang untuk memenuhinya harus mengesampingkan proses yang baik. Millenial diidentikkan dengan era digital. Di mana segala sesuatu bias dicapai dengan teknologi yang menyiapkan layanan super cepat dan instan. Inilah yang digandrungi generasi millenial.5 Madrasah Diniyah telah hadir sebagai eksistensi kelembagaan pendidikan Islam pertama6. Sebagai lembaga pendidikan klasik, 4Shofiyah Begin Match to source 21 in source list: https://ejournal.iai-tabah.ac.id/index.php/musthofa/citationstylelanguage/get/turabian-fullnote-bibliography?submissionId=364ShofiyahEnd Match, “Generasi Milineal, Entrepreneurship Dan Globalisasi Ekonomi,” Begin Match to source 21 in source list: https://ejournal.iai-tabah.ac.id/index.php/musthofa/citationstylelanguage/get/turabian-fullnote-bibliography?submissionId=364Al-Musthofa: Journal of Sharia Economics 2, no. 1 (June 16, 2019): 52End Match. 5Shofiyah, 54. 6Nuriyatun Begin Match to source 19 in source list: http://repository.iainkudus.ac.id/6226/5/5. BAB II.pdfNizahEnd Match, “DINAMIKA MADRASAH DINIYAH: SUATU TINJAUAN HISTO- RIS,” Begin Match to source 19 in source list: http://repository.iainkudus.ac.id/6226/5/5. BAB II.pdfEdukasia : Jurnal Penelitian Pendidikan Islam 11, no. 1 (March 27, 2016End Match): 182, Begin Match to source 19 in source list: http://repository.iainkudus.ac.id/6226/5/5. BAB II.pdfhttps://doi.orgEnd Match/Begin Match to source 2 in source list: http://garuda.ristekbrin.go.id/journal/view/6778?page=2210.21043/edukasia.v11i1.810.”abstract”:”Kajian ini bertujuanEnd Match un- tuk Begin Match to source 2 in source list: http://garuda.ristekbrin.go.id/journal/view/6778?page=22mengeksplorasi madrasah diniyah dari tinjauan historis. penelitian ini adalah dengan pendekatan kepustakaan. Madrasah Diniyah memberikan kesadaran untuk Masyarakat Islam tentang keberadaan Pendidikan Agama. Dalam perkembangannya, telah menyebabkan pembaharuan Pendidikan Islam. Pada Madrasah tahapEnd Match berikut- nya Begin Match to source 2 in source list: http://garuda.ristekbrin.go.id/journal/view/6778?page=22diniyah masih telah menerima pengakuan dari pemerintah sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional di Indonesia. Ini juga memiliki tingkat pendidikanEnd Match sep- erti Begin Match to source 2 in source list: http://garuda.ristekbrin.go.id/journal/view/6778?page=22pendidikan dasar yang disebut madrasah diniyah ula atau awaliyah, sekunder pendidikan disebut diniyah wustho dan ulya terdiri dari tiga tingkat, yang setara dengan tingkat MTs dan MA. Madrasah diniyah adalah karakteristikEnd Match pendidikan Is- lam Begin Match to source 2 in source list: http://garuda.ristekbrin.go.id/journal/view/6778?page=22yang memiliki dinamika yang signifikan sejak awal keberadaannya.Kata kunci: madrasah, sejarah, pengembanganTHE DYNAMICS OF MADRASAH DINIYAH: AEnd Match HIS- TORICAL Begin Match to source 2 in source list: http://garuda.ristekbrin.go.id/journal/view/6778?page=22REVIEW. Madrasah Diniyah provides awareness to Islamic Society on the existence of Religious Education. In its development, it has led to the renewal of Islamic Education. At a later stage Madrasah diniyah has still been receivingEnd Match recog- nition Begin Match to source 2 in source list: http://garuda.ristekbrin.go.id/journal/view/6778?page=22from the government as part of the national education system in Indonesia. It also has education levels such as primary education called madrassas Diniyah ula or awaliyah, secondary education called diniyah wustho and Ulya consist of three levels, which are equivalent to the level of MTs and MA. The Madrasah diniyah is the characteristic of Islamic education which has significant dynamics since theEnd Match be- ginning Begin Match to source 2 in source list: http://garuda.ristekbrin.go.id/journal/view/6778?page=22of its existence.Keywords: madrasah, history, developmentEnd Match”,”URL”:”Begin Match to source 10 in source list: http://repository.uinsaizu.ac.id/6748/2/COVER BAB I - V DAFTAR PUSTAKA.pdfhttp:// journal.stainkudus.ac.id/index.php/Edukasia/article/view/810End Match”,”DOI”:”Begin Match to source 10 in source list: http://repository.uinsaizu.ac.id/6748/2/COVER BAB I - V DAFTAR PUSTAKA.pdf10End Match.21043/ edukasia.v11i1.810”,”ISSN”:”2502-3039”,”title-short”:”DINAMIKAMADRASAH DINIYAH”,”Begin Match to source 12 in source list: https://philarchive.org/archive/DAVEAT-17language”:”en”,”authorEnd Match”:[{“family”:”Nizah”,”Begin Match to source 12 in source list: https://philarchive.org/archive/DAVEAT-17givenEnd Match”:”Nuriyatun”}],”is- sued”:{“date-parts”:[[“2016”,Begin Match to source 12 in source list: https://philarchive.org/archive/DAVEAT-173End Match,27]]},”Begin Match to source 12 in source list: https://philarchive.org/archive/DAVEAT-17accessedEnd Match”:{“date-parts”:[[“2019”,Begin Match to source 9 in source list: https://mjps.ssmu.ca/wp-content/uploads/2021/04/MJPS_Volume-XI-Pills-and-Bills-The-Feasibility-of-Pharmacare-Within-Canadian-Federalism.-Victoria-Flaherty.pdf11End Match,6]]}},”Begin Match to source 9 in source list: https://mjps.ssmu.ca/wp-content/uploads/2021/04/MJPS_Volume-XI-Pills-and-Bills-The-Feasibility-of-Pharmacare-Within-Canadian-Federalism.-Victoria-Flaherty.pdflo- catorEnd Match”:”182”}],”Begin Match to source 9 in source list: https://mjps.ssmu.ca/wp-content/uploads/2021/04/MJPS_Volume-XI-Pills-and-Bills-The-Feasibility-of-Pharmacare-Within-Canadian-Federalism.-Victoria-Flaherty.pdfschema”:”https://github.com/citation-style-language/schema/raw/ master/csl-citation.jsonEnd Match”} Madrasah Diniyah dipandang sebagai pendidikan tradisional yang lambat dan ketinggalan zaman. Sebaliknya masyarakat meng- harapkan lembaga pendidikan yang fleksibel, lentur dan terbuka.7 Pada akhirnya, Madrasah Diniyah yang sebenarnya memiliki keunggulan tersendiri yaitu tidak saja menajamkan kemampuan intelegensi saja, akan tetapi memperkuat nalar spiritual dan emosional peserta didik, menjadi kurang diminati generasi millenial.8 Mereka kurang bangga lagi menyandang gelar santri yang sebenarnya akan disematkan kepada lulusan pesantren dan 7Moch Djahid, “PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN MADRASAH DINIYAH TAKMILI- YAH DI PONOROGO,” Begin Match to source 24 in source list: http://ejournal.iainmadura.ac.id/index.php/nuansa/article/view/5446Muaddib : Studi Kependidikan dan Keislaman 6, no. 1 (July 2, 2016End Match): 23. 8Nizah, “DINAMIKA MADRASAH DINIYAH,” 183.”Begin Match to source 2 in source list: http://garuda.ristekbrin.go.id/journal/view/6778?page=22abstract”:”Kajian ini bertujuan untuk mengeksplorasi madrasah diniyah dari tinjauan historis. penelitian ini adalah dengan pendekatan kepustakaan. Madrasah Diniyah memberikan kesadaran untuk Masyarakat Islam tentang keberadaan Pendidikan Agama. DalamEnd Match perkembangan- nya, Begin Match to source 2 in source list: http://garuda.ristekbrin.go.id/journal/view/6778?page=22telah menyebabkan pembaharuan Pendidikan Islam. Pada Madrasah tahap berikutnya diniyah masih telah menerima pengakuan dari pemerintah sebagaiEnd Match ba- gian Begin Match to source 2 in source list: http://garuda.ristekbrin.go.id/journal/view/6778?page=22dari sistem pendidikan nasional di Indonesia. Ini juga memiliki tingkatEnd Match pendi- dikan Begin Match to source 2 in source list: http://garuda.ristekbrin.go.id/journal/view/6778?page=22seperti pendidikan dasar yang disebut madrasah diniyah ula atau awaliyah, sekunder pendidikan disebut diniyah wustho dan ulya terdiri dari tiga tingkat, yang setara dengan tingkat MTs dan MA. Madrasah diniyah adalah karakteristikEnd Match pendi- dikan Begin Match to source 2 in source list: http://garuda.ristekbrin.go.id/journal/view/6778?page=22Islam yang memiliki dinamika yang signifikan sejak awal keberadaannya.Kata kunci: madrasah, sejarah, pengembanganTHE DYNAMICS OF MADRASAH DINIYAH: A HISTORICAL REVIEW. Madrasah Diniyah provides awareness to Islamic Society on the existence of Religious Education. In its development, it has led to the renewal of Islamic Education. At a later stage Madrasah diniyah has still been receivingEnd Match recog- nition Begin Match to source 2 in source list: http://garuda.ristekbrin.go.id/journal/view/6778?page=22from the government as part of the national education system in Indonesia. It also has education levels such as primary education called madrassas Diniyah ula or awaliyah, secondary education called diniyah wustho and Ulya consist of three levels, which are equivalent to the level of MTs and MA. The Madrasah diniyah is the characteristic of Islamic education which has significant dynamics since theEnd Match be- ginning Begin Match to source 2 in source list: http://garuda.ristekbrin.go.id/journal/view/6778?page=22of its existence.Keywords: madrasah, history, developmentEnd Match”,”URL”:”Begin Match to source 10 in source list: http://repository.uinsaizu.ac.id/6748/2/COVER BAB I - V DAFTAR PUSTAKA.pdfhttp:// journal.stainkudus.ac.id/index.php/Edukasia/article/view/810End Match”,”DOI”:”Begin Match to source 10 in source list: http://repository.uinsaizu.ac.id/6748/2/COVER BAB I - V DAFTAR PUSTAKA.pdf10End Match.21043/ edukasia.v11i1.810”,”ISSN”:”2502-3039”,”title-short”:”DINAMIKAMADRASAH DINIYAH”,”Begin Match to source 12 in source list: https://philarchive.org/archive/DAVEAT-17language”:”en”,”authorEnd Match”:[{“family”:”Nizah”,”Begin Match to source 12 in source list: https://philarchive.org/archive/DAVEAT-17givenEnd Match”:”Nuriyatun”}],”is- sued”:{“date-parts”:[[“2016”,Begin Match to source 12 in source list: https://philarchive.org/archive/DAVEAT-173End Match,27]]},”Begin Match to source 12 in source list: https://philarchive.org/archive/DAVEAT-17accessedEnd Match”:{“date-parts”:[[“2019”,Begin Match to source 9 in source list: https://mjps.ssmu.ca/wp-content/uploads/2021/04/MJPS_Volume-XI-Pills-and-Bills-The-Feasibility-of-Pharmacare-Within-Canadian-Federalism.-Victoria-Flaherty.pdf11End Match,6]]}},”Begin Match to source 9 in source list: https://mjps.ssmu.ca/wp-content/uploads/2021/04/MJPS_Volume-XI-Pills-and-Bills-The-Feasibility-of-Pharmacare-Within-Canadian-Federalism.-Victoria-Flaherty.pdflo- catorEnd Match”:”183”}],”Begin Match to source 9 in source list: https://mjps.ssmu.ca/wp-content/uploads/2021/04/MJPS_Volume-XI-Pills-and-Bills-The-Feasibility-of-Pharmacare-Within-Canadian-Federalism.-Victoria-Flaherty.pdfschema”:”https://github.com/citation-style-language/schema/raw/ master/csl-citation.jsonEnd Match”} madrasah diniyah yang mampu menyatukan tiga nalar sekaligus: Bayany, dengan mengedepankan teori dan tekstual teoritik; Burhany dengan memaksimalkan analisis akal dalam menangkap teks untuk didialogkan dengan konteks, dan Irfany, kemampuan untuk mencetuskan pemikiran baru berdasarkan perkembangan zaman yang dinamis.9 Produk dari pesantren dan Madrasah diniyah adalah muslim yang moderat, santun, memiliki kearifan ilmiah,10 namun tetap mumpuni sebagai ahli agama Islam (tafaqqoh fi al- dien).11 Dengan demikian keberadaan pesantren dan Madrasah Diniyah sebenarnya senantiasa terus dibutuhkan oleh masyarakat. Oleh karena itu revitalisasi kelembagaan Madrasah Diniyah mutlak dibutuhkan untuk menggairahkan kembali respon masyarakat terhadap lembaga pendidikan ini. Inilah yang melatarbelakangi penelitian ini. Penelitian ini mengambil dua lokus dengan pertimbangan: Madrasah Diniyah Miftahul Ulum berada di pedesaan, di mana masyarakatnya masih sarat dengan nilai- nilai tradisional, sementara MD Nahdliyatul Islamiyah berada di Blumbungan dengan masyarakat industri yang sangat dinamis. B. Kajian Terdahulu yang Relevan Dalam penelusuran peneliti, studi tentang kelembagaan Madrasah Diniyah belum banyak dilakukan. Terutama yang fokus pada kajian revitalisasi kelembagaannya. Hasil penelusuran penelitian, ditemukan beberapa publikasi ilmiah yang berbasis 9Djahid, “PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH DI PONOROGO,” 204. 10Djahid, 205. 11Nur Alia, “MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH DALAM PERSPEKTIF STANDAR PE- LAYANAN MINIMAL DI KABUPATEN BOGOR,” n.d., 1. Madrasah Diniyah, namun tidak mengkaji pola revitalisasi kelembagaannya, seperti beberapa artikel berikut: 1. Tulisan Nuriyatun Nizah dengan judul Dinamika Madrasah Diniyah: Suatu Tinjauan Historis. Dengan pendekatan studi pustaka, kajian ini lebih pada memotret pertumbuhan awal Madrasah Diniyah pada masa klasik dan berhenti pada sebatas kajian sejarah.12 Sedangkan kajian yang akan dilakukan peneliti menekankan pada usaha madrasah diniyah untuk terus eksis pada masa ini dengan upaya revitalisasi kelembagaannya. 12Nizah, “DINAMIKA MADRASAH DINIYAH,” 2.”Begin Match to source 1 in source list: https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Edukasia/article/view/810abstract”:”Kajian ini bertujuan untuk mengeksplorasi madrasah diniyah dari tinjauan historis. penelitian ini adalah dengan pendekatan kepustakaan. Madrasah Diniyah memberikan kesadaran untuk Masyarakat Islam tentang keberadaan Pendidikan Agama. Dalam perkembangannya, telah menyebabkan pembaharuan Pendidikan Islam. Pada Madrasah tahapEnd Match berikut- nya Begin Match to source 1 in source list: https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Edukasia/article/view/810diniyah masih telah menerima pengakuan dari pemerintah sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional di Indonesia. Ini juga memiliki tingkat pendidikanEnd Match sep- erti Begin Match to source 1 in source list: https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Edukasia/article/view/810pendidikan dasar yang disebut madrasah diniyah ula atau awaliyah, sekunder pendidikan disebut diniyah wustho dan ulya terdiri dari tiga tingkat, yang setara dengan tingkat MTs dan MA. Madrasah diniyah adalah karakteristik pendidikanEnd Match Is- lam Begin Match to source 1 in source list: https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Edukasia/article/view/810yang memiliki dinamika yang signifikan sejak awal keberadaannya.Kata kunci: madrasah, sejarahEnd Match, pengembanganTHE Begin Match to source 1 in source list: https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Edukasia/article/view/810DYNAMICS OF MADRASAH DINIYAH: AEnd Match HIS- TORICAL Begin Match to source 1 in source list: https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Edukasia/article/view/810REVIEW. Madrasah Diniyah provides awareness to Islamic Society on the existence of Religious Education. In its development, it has led to the renewal of Islamic Education. At a later stage Madrasah diniyah has still been receivingEnd Match recog- nition Begin Match to source 1 in source list: https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Edukasia/article/view/810from the government as part of the national education system in Indonesia. It also has education levels such as primary education called madrassas Diniyah ula or awaliyah, secondary education called diniyah wustho and Ulya consist of three levels, which are equivalent to the level of MTs and MA. The Madrasah diniyah is the characteristic of Islamic education which has significant dynamics since theEnd Match be- ginning Begin Match to source 1 in source list: https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Edukasia/article/view/810of its existence.Keywords: madrasah, history, developmentEnd Match”,”URL”:”Begin Match to source 10 in source list: http://repository.uinsaizu.ac.id/6748/2/COVER BAB I - V DAFTAR PUSTAKA.pdfhttp:// journal.stainkudus.ac.id/index.php/Edukasia/article/view/810End Match”,”DOI”:”Begin Match to source 10 in source list: http://repository.uinsaizu.ac.id/6748/2/COVER BAB I - V DAFTAR PUSTAKA.pdf10End Match.21043/ edukasia.v11i1.810”,”ISSN”:”2502-3039”,”title-short”:”DINAMIKAMADRASAH DINIYAH”,”Begin Match to source 12 in source list: https://philarchive.org/archive/DAVEAT-17language”:”en”,”authorEnd Match”:[{“family”:”Nizah”,”Begin Match to source 12 in source list: https://philarchive.org/archive/DAVEAT-17givenEnd Match”:”Nuriyatun”}],”is- sued”:{“date-parts”:[[“2016”,Begin Match to source 12 in source list: https://philarchive.org/archive/DAVEAT-173End Match,27]]},”Begin Match to source 12 in source list: https://philarchive.org/archive/DAVEAT-17accessedEnd Match”:{“date-parts”:[[“2019”,Begin Match to source 9 in source list: https://mjps.ssmu.ca/wp-content/uploads/2021/04/MJPS_Volume-XI-Pills-and-Bills-The-Feasibility-of-Pharmacare-Within-Canadian-Federalism.-Victoria-Flaherty.pdf11End Match,6]]}},”Begin Match to source 9 in source list: https://mjps.ssmu.ca/wp-content/uploads/2021/04/MJPS_Volume-XI-Pills-and-Bills-The-Feasibility-of-Pharmacare-Within-Canadian-Federalism.-Victoria-Flaherty.pdfloca- torEnd Match”:”2”}],”Begin Match to source 9 in source list: https://mjps.ssmu.ca/wp-content/uploads/2021/04/MJPS_Volume-XI-Pills-and-Bills-The-Feasibility-of-Pharmacare-Within-Canadian-Federalism.-Victoria-Flaherty.pdfschema”:”https://github.com/citation-style-language/schema/raw/mas- ter/csl-citation.jsonEnd Match”} 2. Artikel yang dipublikasikan Nur Alia dengan judul Begin Match to source 22 in source list: Ismail, Ismail. Madrasah Diniyah Takmiliyah Dalam Perspektif Standar Pelayanan Minimal Di Kabupaten Bogor. PenelitianEnd Match ini mengkaji sisi manajerial pendidikan Madrasah Diniyah di kabupaten Bogor, di mana ditemukan 3 dari 7 objek penelitian yang telah memenuhi standar pelayanan minimal.13 Sementara penelitian yang akan dilakukan ini mengkaji berbagai upaya Madrasah Diniyah di Pamekasan untuk tetap diminati masyarakat 3. Publikasi ilmiah yang dilakukan Moch Djahid Begin Match to source 15 in source list: Maulida, Faza. dengan judul Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah Diniyah Takmiliyah di PonorogoEnd Match. Penelitian ini menggunakan analisa kuantitatif untuk menggambarkan jumlah madrasah takmiliyah di Ponorogo yang berafiliasi pada organisasi Muhammadiyah, NU dan organisasi keislaman lainnya.14 Beda dengan penelitian ini yang akan menggambarkan usaha lembaga pendidikan untuk merevitalisasi dirinya agar tatap diminati oleh masyarakat. 4. Selain itu peneliti belum menemukan kajian tentang madrasah diniyah yang berbasis penelitian dan telah dipublikasikan secara ilmiah. Dari beberapa publikasi yang ditemukan tersebut, peneliti memandang bahwa kajian tentang revitalisasi kelembagaan madrasah diniyah di Pamekasan belum dilakukan oleh peneliti sebelumnya. 13Alia, “MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH DALAM PERSPEKTIF STANDAR PE- LAYANAN MINIMAL DI KABUPATEN BOGOR,” 13. 14Djahid, “PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH DI PONOROGO,” 21–41. Memahami Revitalisasi Kelembagaan Pendidikan Islam 10 Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter Bab II MEMAHAMI REVITALISASI KELEMBAGAAN Begin Match to source 32 in source list: Muhammad, Fathoni, Drs. H., Suparmin M.Pd.. PENDIDIKAN ISLAM A. PengertianEnd Match Revitalisasi Kelembagaan Begin Match to source 32 in source list: Muhammad, Fathoni, Drs. H., Suparmin M.Pd.. Pendidikan IslamEnd Match Revitalisasi kelembagaan Begin Match to source 32 in source list: Muhammad, Fathoni, Drs. H., Suparmin M.Pd.. pendidikan IslamEnd Match dimaknai sebagai upaya mengembalikan fungsi pendidikan Islam sebagai pilihan utama, setelah sekian lama diposisikan sebagai “kelas dua” dalam pandangan banyak masyarakat.15Kelembagaan Islam-Islam tertua di Indonesia adalah pesantren dan Madrasah Diniyah. Kedua lembaga ini tumbuh dan berkembang secara mandiri bersama dan oleh masyarakat. Keberadaannya akan senantiasa menyertai denyut nadi kehidupan masyarakat. Demikian pula perkembangan dan pasang surut keberadaannya tergantung pada kepedulian masyarakat penopangnya pula.16 15Witanti, “Revitalisasi Madrasah Sebagai Lembaga Pendidikan Integratif- Alter- natif,” 82. 16Nizah, “DINAMIKA MADRASAH DINIYAH,” 183.”Begin Match to source 1 in source list: https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Edukasia/article/view/810abstract”:”Kajian ini bertujuan untuk mengeksplorasi madrasah diniyah dari tinjauan historis. penelitian ini adalah dengan pendekatan kepustakaan. Madrasah Diniyah memberikan kesadaran untuk Masyarakat Islam tentang keberadaan Pendidikan Agama. DalamEnd Match perkembangan- nya, Begin Match to source 1 in source list: https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Edukasia/article/view/810telah menyebabkan pembaharuan Pendidikan Islam. Pada Madrasah tahap berikutnya diniyah masih telah menerima pengakuan dari pemerintah sebagaiEnd Match ba- gian Begin Match to source 1 in source list: https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Edukasia/article/view/810dari sistem pendidikan nasional di Indonesia. Ini juga memiliki tingkatEnd Match pendi- dikan Begin Match to source 1 in source list: https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Edukasia/article/view/810seperti pendidikan dasar yang disebut madrasah diniyah ula atau awaliyah, sekunder pendidikan disebut diniyah wustho dan ulya terdiri dari tiga tingkat, yang setara dengan tingkat MTs dan MA. Madrasah diniyah adalah karakteristikEnd Match pendi- 11 Sebagai Begin Match to source 1 in source list: https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Edukasia/article/view/810pendidikanEnd Match dengan jalur non-formal, pesantren dan Madrasah Diniyah akan selalu disesuaikan dengan minat dan kebutuhan masyarakat. Segala sendi kegiatannya ditujukan untuk menunjukkan bakti dan pengabdiannya kepada masyarakat. Maka seiring berkembangnya kebutuhan dan kecenderungan masyarakat, maka demikian pula Madrasah Diniyah dan pesantren memerlukan revitalisasi kelembagaan agar senantiasa terus dipandang eksis oleh masyarakat, dan dipandang sebagai instrumen kehidupan masyarakat itu pula.17 dikan Begin Match to source 3 in source list: https://doaj.org/article/a85abaf86a7f48e08e8c67c87c7aa2b0Islam yang memiliki dinamika yang signifikan sejak awal keberadaannya.Kata kunci: madrasah, sejarah, pengembangan THE DYNAMICS OF MADRASAH DINIYAH: A HISTORICAL REVIEW. Madrasah Diniyah provides awareness to Islamic Society on the existence of Religious Education. In its development, it has led to the renewal of Islamic Education. At a later stage Madrasah diniyah has still been receivingEnd Match recog- nition Begin Match to source 3 in source list: https://doaj.org/article/a85abaf86a7f48e08e8c67c87c7aa2b0from the government as part of the national education system in Indonesia. It also has education levels such as primary education called madrassas Diniyah ula or awaliyah, secondary education called diniyah wustho and Ulya consist of three levels, which are equivalent to the level of MTs and MA. The Madrasah diniyah is the characteristic of Islamic education which has significant dynamics since theEnd Match be- ginning Begin Match to source 3 in source list: https://doaj.org/article/a85abaf86a7f48e08e8c67c87c7aa2b0of its existence.Keywords: madrasah, history, developmentEnd Match”,”URL”:”Begin Match to source 10 in source list: http://repository.uinsaizu.ac.id/6748/2/COVER BAB I - V DAFTAR PUSTAKA.pdfhttp:// journal.stainkudus.ac.id/index.php/Edukasia/article/view/810End Match”,”DOI”:”Begin Match to source 10 in source list: http://repository.uinsaizu.ac.id/6748/2/COVER BAB I - V DAFTAR PUSTAKA.pdf10End Match.21043/ edukasia.v11i1.810”,”ISSN”:”2502-3039”,”title-short”:”DINAMIKAMADRASAH DINIYAH”,”Begin Match to source 12 in source list: https://philarchive.org/archive/DAVEAT-17language”:”en”,”authorEnd Match”:[{“family”:”Nizah”,”Begin Match to source 12 in source list: https://philarchive.org/archive/DAVEAT-17givenEnd Match”:”Nuriyatun”}],”is- sued”:{“date-parts”:[[“2016”,Begin Match to source 12 in source list: https://philarchive.org/archive/DAVEAT-173End Match,27]]},”Begin Match to source 12 in source list: https://philarchive.org/archive/DAVEAT-17accessedEnd Match”:{“date-parts”:[[“2019”,Begin Match to source 9 in source list: https://mjps.ssmu.ca/wp-content/uploads/2021/04/MJPS_Volume-XI-Pills-and-Bills-The-Feasibility-of-Pharmacare-Within-Canadian-Federalism.-Victoria-Flaherty.pdf11End Match,6]]}},”Begin Match to source 9 in source list: https://mjps.ssmu.ca/wp-content/uploads/2021/04/MJPS_Volume-XI-Pills-and-Bills-The-Feasibility-of-Pharmacare-Within-Canadian-Federalism.-Victoria-Flaherty.pdflo- catorEnd Match”:”183”}],”Begin Match to source 9 in source list: https://mjps.ssmu.ca/wp-content/uploads/2021/04/MJPS_Volume-XI-Pills-and-Bills-The-Feasibility-of-Pharmacare-Within-Canadian-Federalism.-Victoria-Flaherty.pdfschema”:”https://github.com/citation-style-language/schema/raw/ master/csl-citation.jsonEnd Match”} 17Nizah, 187.”Begin Match to source 1 in source list: https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Edukasia/article/view/810abstract”:”Kajian ini bertujuan untuk mengeksplorasiEnd Match madra- sah Begin Match to source 1 in source list: https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Edukasia/article/view/810diniyah dari tinjauan historis. penelitian ini adalah dengan pendekatanEnd Match kepus- takaan. Begin Match to source 1 in source list: https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Edukasia/article/view/810Madrasah Diniyah memberikan kesadaran untuk Masyarakat Islam tentang keberadaan Pendidikan Agama. Dalam perkembangannya, telah menyebabkanEnd Match pem- baharuan Begin Match to source 1 in source list: https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Edukasia/article/view/810Pendidikan Islam. Pada Madrasah tahap berikutnya diniyah masih telah menerima pengakuan dari pemerintah sebagai bagian dari sistem pendidikanEnd Match nasi- onal Begin Match to source 1 in source list: https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Edukasia/article/view/810di Indonesia. Ini juga memiliki tingkat pendidikan seperti pendidikan dasar yang disebut madrasah diniyah ula atau awaliyah, sekunder pendidikan disebut diniyah wustho dan ulya terdiri dari tiga tingkat, yang setara dengan tingkat MTs dan MAEnd Match. Ma- drasah Begin Match to source 1 in source list: https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Edukasia/article/view/810diniyah adalah karakteristik pendidikan Islam yang memiliki dinamika yang signifikan sejak awal keberadaannya.Kata kunci: madrasah, sejarah, pengembangan- THE DYNAMICS OF MADRASAH DINIYAH: A HISTORICAL REVIEW. Madrasah Diniyah provides awareness to Islamic Society on the existence of Religious Education. In its development, it has led to the renewal of Islamic Education. At a later stageEnd Match Madra- Revitalisasi, di antaranya bisa dicapai melalui pembaharuan atau modernisasi. Modernisasi madrasah melalui berbagai aspek, seperti kurikulum, model pembelajaran, tata kelola, hubungan kemasyarakatan, sistem pendanaan, rekrutmen peserta didik baru, pengadaan sarana dan prasarana, model evaluasi, dan sebagainya. Tata kelola mutlak membutuhkan modernisasi untuk menyesuaikan pola dinamis Begin Match to source 30 in source list: http://docplayer.info/41938382-Pembelajaran-bahasa-arab-dengan-pendekatan-manajemen-berbasis-sekolah.htmlkebutuhan masyarakat. Demikian pula modelEnd Match pembe- lajaran Begin Match to source 30 in source list: http://docplayer.info/41938382-Pembelajaran-bahasa-arab-dengan-pendekatan-manajemen-berbasis-sekolah.htmlharusEnd Match menyesuaikan Begin Match to source 30 in source list: http://docplayer.info/41938382-Pembelajaran-bahasa-arab-dengan-pendekatan-manajemen-berbasis-sekolah.htmldenganEnd Match kecenderungan peserta Begin Match to source 30 in source list: http://docplayer.info/41938382-Pembelajaran-bahasa-arab-dengan-pendekatan-manajemen-berbasis-sekolah.htmldidikEnd Match.18 1. Langkah-langkah Revitalisasi Kelembagaan Pendidikan Islam Berikut ini beberapa langkah dalam merevitalisasi kelembagaan pendidikan Islam19 a. Penguatan manajemen madrasah Madrasah Diniyah dipandang sebagai solusi terpenuhi- nya kebutuhan pendidikan agama, karakter dan budi pekerti. Dinamika kebutuhan masyarakat sudah bergeser dari sekedar mengejar kebutuhan ekonomi dan kesejahteraan duniawi, menuju kepuasan batin dan perilaku religius. Oleh karena itu Madrasah Diniyah harus menjemput kebutuhan sah Begin Match to source 8 in source list: http://portalgaruda.ilkom.unsri.ac.id/index.php?article=401193&mod=viewarticle&ref=browsediniyah has still been receiving recognition from the government as part of the national education system in Indonesia. It also has education levels such asEnd Match prima- ry Begin Match to source 8 in source list: http://portalgaruda.ilkom.unsri.ac.id/index.php?article=401193&mod=viewarticle&ref=browseeducation called madrassas Diniyah ula or awaliyah, secondary education called diniyah wustho and Ulya consist of three levels, which are equivalent to the level of MTs and MA. The Madrasah diniyah is the characteristic of Islamic education which has significant dynamics since the beginning of its existence.Keywords: madrasah, history, developmentEnd Match”,”URL”:”Begin Match to source 10 in source list: http://repository.uinsaizu.ac.id/6748/2/COVER BAB I - V DAFTAR PUSTAKA.pdfhttp://journal.stainkudus.ac.id/index.php/Edukasia/ article/view/810End Match”,”DOI”:”Begin Match to source 10 in source list: http://repository.uinsaizu.ac.id/6748/2/COVER BAB I - V DAFTAR PUSTAKA.pdf10End Match.21043/edukasia.v11i1.810”,”ISSN”:”2502-3039”,”ti- tle-short”:”DINAMIKA MADRASAH DINIYAH”,”language”:”en”,”author”:[{“fam- ily”:”Nizah”,”given”:”Nuriyatun”}],”issued”:{“date-parts”:[[“2016”,3,27]]},”ac- cessed”:{“date-parts”:[[“2019”,Begin Match to source 20 in source list: Brent, Z.W. (Zoe). 11End Match,6]]}},”Begin Match to source 20 in source list: Brent, Z.W. (Zoe). locatorEnd Match”:”187”}],”Begin Match to source 20 in source list: Brent, Z.W. (Zoe). schema”:”https://github. com/citation-style-language/schema/raw/master/csl-citation.jsonEnd Match”} 18Aripin, “REVITALISASI PENDIDIKAN ISLAM PADA MADRASAH,” 173. 19Witanti, “Revitalisasi Madrasah Sebagai Lembaga Pendidikan Integratif- Alter- natif,” 86–88. Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter 13 masyarakat ini dengan pola reformulasi manajemen, baik pembelajaran, perangkat pembelajaran, materi, model pendekatan, sarana, maupun manajemen tata kelolanya.20 Demikian pula materi pembelajaran yang semuanya berbasis Bahasa Arab dan kajian keagamaan harus didesain sesuai dengan karakteristik psikologi peserta didik. Dengan demikian materi pelajaran menjadi tidak asing dan dialami dalam keseharian peserta didik.21 20Nizah, “DINAMIKA MADRASAH DINIYAH,” 190.”Begin Match to source 2 in source list: http://garuda.ristekbrin.go.id/journal/view/6778?page=22abstract”:”Kajian ini bertujuan untuk mengeksplorasi madrasah diniyah dari tinjauan historis. penelitian ini adalah dengan pendekatan kepustakaan. Madrasah Diniyah memberikan kesadaran untuk Masyarakat Islam tentang keberadaan Pendidikan Agama. DalamEnd Match perkembangan- nya, Begin Match to source 2 in source list: http://garuda.ristekbrin.go.id/journal/view/6778?page=22telah menyebabkan pembaharuan Pendidikan Islam. Pada Madrasah tahap berikutnya diniyah masih telah menerima pengakuan dari pemerintah sebagaiEnd Match ba- gian Begin Match to source 2 in source list: http://garuda.ristekbrin.go.id/journal/view/6778?page=22dari sistem pendidikan nasional di Indonesia. Ini juga memiliki tingkatEnd Match pendi- dikan Begin Match to source 2 in source list: http://garuda.ristekbrin.go.id/journal/view/6778?page=22seperti pendidikan dasar yang disebut madrasah diniyah ula atau awaliyah, sekunder pendidikan disebut diniyah wustho dan ulya terdiri dari tiga tingkat, yang setara dengan tingkat MTs dan MA. Madrasah diniyah adalah karakteristikEnd Match pendi- dikan Begin Match to source 2 in source list: http://garuda.ristekbrin.go.id/journal/view/6778?page=22Islam yang memiliki dinamika yang signifikan sejak awal keberadaannya.Kata kunci: madrasah, sejarah, pengembanganTHE DYNAMICS OF MADRASAH DINIYAH: A HISTORICAL REVIEW. Madrasah Diniyah provides awareness to Islamic Society on the existence of Religious Education. In its development, it has led to the renewal of Islamic Education. At a later stage Madrasah diniyah has still been receivingEnd Match recog- nition Begin Match to source 2 in source list: http://garuda.ristekbrin.go.id/journal/view/6778?page=22from the government as part of the national education system in Indonesia. It also has education levels such as primary education called madrassas Diniyah ula or awaliyah, secondary education called diniyah wustho and Ulya consist of three levels, which are equivalent to the level of MTs and MA. The Madrasah diniyah is the characteristic of Islamic education which has significant dynamics since theEnd Match be- ginning Begin Match to source 2 in source list: http://garuda.ristekbrin.go.id/journal/view/6778?page=22of its existence.Keywords: madrasah, history, developmentEnd Match”,”URL”:”Begin Match to source 10 in source list: http://repository.uinsaizu.ac.id/6748/2/COVER BAB I - V DAFTAR PUSTAKA.pdfhttp:// journal.stainkudus.ac.id/index.php/Edukasia/article/view/810End Match”,”DOI”:”Begin Match to source 10 in source list: http://repository.uinsaizu.ac.id/6748/2/COVER BAB I - V DAFTAR PUSTAKA.pdf10End Match.21043/ edukasia.v11i1.810”,”ISSN”:”2502-3039”,”title-short”:”DINAMIKA MADRASAH DINIYAH”,”Begin Match to source 12 in source list: https://philarchive.org/archive/DAVEAT-17language”:”en”,”authorEnd Match”:[{“family”:”Nizah”,”Begin Match to source 12 in source list: https://philarchive.org/archive/DAVEAT-17givenEnd Match”:”Nuriyatun”}],”is- sued”:{“date-parts”:[[“2016”,Begin Match to source 12 in source list: https://philarchive.org/archive/DAVEAT-173End Match,27]]},”Begin Match to source 12 in source list: https://philarchive.org/archive/DAVEAT-17accessedEnd Match”:{“date-parts”:[[“2019”,Begin Match to source 9 in source list: https://mjps.ssmu.ca/wp-content/uploads/2021/04/MJPS_Volume-XI-Pills-and-Bills-The-Feasibility-of-Pharmacare-Within-Canadian-Federalism.-Victoria-Flaherty.pdf11End Match,6]]}},”Begin Match to source 9 in source list: https://mjps.ssmu.ca/wp-content/uploads/2021/04/MJPS_Volume-XI-Pills-and-Bills-The-Feasibility-of-Pharmacare-Within-Canadian-Federalism.-Victoria-Flaherty.pdflo- catorEnd Match”:”190”}],”Begin Match to source 9 in source list: https://mjps.ssmu.ca/wp-content/uploads/2021/04/MJPS_Volume-XI-Pills-and-Bills-The-Feasibility-of-Pharmacare-Within-Canadian-Federalism.-Victoria-Flaherty.pdfschema”:”https://github.com/citation-style-language/schema/raw/ master/csl-citation.jsonEnd Match”} 21Thoha, “PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DENGAN PENDEKATAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH,” 80. b. Mempertahankan karakter madrasah Madrasah Diniyah memiliki karakter pembelajaran berbasis keagamaan dengan pola pembelajaran salaf. Pembelajaran salaf yakni menjadikan kitab kuning sebagai bahan utama kajiannya. Namun demikian pola pembelajaran tetap harus disesuaikan dengan perkembangan zaman, sehingga materi yang diajarkan berupa kajian hukum klasik namun tetap sinergi dengan peristiwa saat ini. Ini yang memberikan kontribusi eksistensi kajian kitab di masa modern seperti saat ini.22 Karakter lain dari Madrasah Diniyah adalah pembelajaran berbasis contoh yang baik (uswah hasanah). Kehidupan sehari-hari ustadz seperti keikhlasan, kesederhanaan, kejujuran, rasa empati dan pemurah, egalitarian, dan kedisiplinan menjadi role model bagi perkembangan murid. Ini yang unik di Madrasah Diniyah dan pesantren. Di madrasah dan pesantren seluruh warga madrasah (guru dan murid) hidup bersama seperti keluarga besar dalam rumah tangga. Kewibawaan ustadz dan rasa hormat murid seperti relasi orang tua dan anak, saling mengasihi, mempercayai. Menerima dengan tulus didikan dan arahan, dan sebagainya.23 c. Penajaman kompetensi SDM Madrasah Begin Match to source 18 in source list: SUTIAWAN, S. Sumber daya manusiaEnd Match merupakan instrumen Begin Match to source 18 in source list: SUTIAWAN, S. utama dalam pendidikan. Oleh karena ituEnd Match, kompetensi yang dimilikinya dituntut untuk senantiasa ditingkatkan. 22Thoha, “ORIENTASI SANTRI DALAM MENEMPUH PENDIDIKAN PESANTREN DI PAMEKASAN,” 82. 23Thoha, 51. Demikian pula SDM madrasah diniyah. Kemampuan tentang penguasaan metode, penggunaan alat peraga dan sederet kompetensi pedagogis lainnya tak kalah pentingnya dari kompetensi profesional penguasaan materi. Demikian pula kompetensi kepribadian tentang bagaimana bisa menempatkan dirinya dalam berbagai kondisi, menghadapi perbedaan pandangan dan pendapat, adalah sederet kompetensi kepribadian yang juga penting diperhatikan selain kompetensi sosial.24 Keberadaan ustadz Madrasah Diniyah menjadi contoh langsung dalam kehidupan masyarakat. Ia menjadi model kehidupan mereka. d. Terbuka terhadap tuntutan masyarakat Saat ini pengelolaan madrasah harus berbasis masyarakat. Tidak bisa lagi madrasah menjadi institusi yang elite dan terpisah dengan masyarakat. Masyarakat akan semakin memandang madrasah sebagai institusi yang asing dan lepas dari tanggung jawab mereka, apabila pengelolaan madrasah dilakukan secara tertutup. Menjadi keniscayaan untuk melibatkan masyarakat dalam setiap pengambilan 24Thoha, “Manajemen Peningkatan Mutu Ketenagaan Dan Sumber Daya Manu- sia (SDM) Di Madrasah Aliyah Negeri Pamekasan,” 175.Begin Match to source 4 in source list: Thoha, Mohammad. the achievement of a school/ madrasa is also determined by the manager. If the manager is highly qualified, then the institution will consequently enhance its performance, and vice versa. ThisEnd Match arti- cle Begin Match to source 4 in source list: Thoha, Mohammad. describes the management of human resource quality development in MANEnd Match Pa- mekasan. Begin Match to source 4 in source list: Thoha, Mohammad. It focuses on planning, staffing, coaching, staff promotion, mutation, and dismissal as well as evaluation and compensation. By means of observationEnd Match, inter- views, Begin Match to source 4 in source list: Thoha, Mohammad. and documentation, it is found that MAN Pamekasan manages staff and other human resources satisfactorily; at least it has achieved the standard stipulated by the governmentEnd Match.”,”container-title”:”MANAGERIA: Jurnal Manajemen Pendidikan Is- lam”,”DOI”:”10.14421/manageria.2017.21-09”,”ISSN”:”2503-4383”,”issue”:”1”,”lan- guage”:”en”,”note”:”number: 1”,”page”:”169-182”,”source”:”202.0.92.5”,”title”:”Ma- najemen Begin Match to source 4 in source list: Thoha, Mohammad. Peningkatan Mutu Ketenagaan dan Sumber Daya Manusia (SDMEnd Match kebijakan Begin Match to source 4 in source list: Thoha, Mohammad. madrasahEnd Match, agar masyarakat menjadi ikut memiliki dan bertanggung jawab.25 Bentuk keterbukaan manajemen, di antaranya adalah model dan strategi pembelajaran. Guru sebagai instrumen utama pembelajaran senantiasa harus mengikuti perkembangan sosio-kultural masyarakat. Materi yang terdapat di referensi kitab-kitab klasik harus dianalogikan dengan kehidupan riil masyarakat setempat. Inilah yang dise- but dengan pembelajaran berbasis manajemen sekolah.26 e. Pengambilan kebijakan berbasis kebutuhan masyarakat Masyarakat menjadi instrumen tak terpisahkan dengan perkembangan madrasah. Oleh karena itu tumbuh berkembangnya madrasah senantiasa bersama dengan masyarakat. Kebutuhan masyarakat harus terekam dalam pengembangan madrasah. Alumni madrasah yang dipandang berhasil adalah alumni yang mampu beradaptasi dan ikut andil dalam kemajuan masyarakat. Apa bila masyarakat dilibatkan dengan baik dalam setiap pengambilan kebijakan madrasah, maka masyarakat akan membantu madrasah secara totalitas dan tanpa pamrih. Sebaliknya jika madrasah menutup diri dari masyarakat, maka masyarakat akan menjadi acuh dan abai terhadap keberadaan madrasah tersebut.27 25Thoha and Jannah, “PUBLIC RELATION DAN PEMBANGUNAN CITRA AGAMIS (Studi Implementasi Manajemen Hubungan Masyarakat Sebagai Upaya Membangun Citra Religius di SMPN 1 Pamekasan),” 37. 26Thoha, “PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DENGAN PENDEKATAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH,” 84. 27Thoha and Jannah, “PUBLIC RELATION DAN PEMBANGUNAN CITRA AGAMIS (Studi Implementasi Manajemen Hubungan Masyarakat Sebagai Upaya Membangun Citra Religius di SMPN 1 Pamekasan),” 38. 2. Tuntutan Revitalisasi Kelembagaan Pendidikan Islam Ada beberapa hal yang menuntut adanya revitalisasi kelembagaan pendidikan Islam, di antaranya sebagai berikut:28 a. Pendidikan Islam dipandang sebagai “kelas dua” b. Pengelolaan madrasah secara tradisional c. Tertutup terhadap perkembangan zaman d. Tidak ada regenerasi kepemimpinan e. Sulit melakukan pembaharuan29 28Witanti, “Revitalisasi Madrasah Sebagai Lembaga Pendidikan Integratif- Alter- natif,” 84. 29Khoiri, “REVITALISASI DAN OPTIMALISASI MANAJEMEN MADRASAH SEBAGAI PENDIDIKAN ISLAM MENUJU PENDIDIKAN ALTERNATIF,” 11. Kajian Tentang Madrasah Diniyah Bab III KAJIAN TENTANG MADRASAH DINIYAH Begin Match to source 11 in source list: http://etheses.iainponorogo.ac.id/18532/1/201180479 KIKI AYU HERMAWATI PAI.pdfA. Pengertian MadrasahEnd Match Diniyah Begin Match to source 11 in source list: http://etheses.iainponorogo.ac.id/18532/1/201180479 KIKI AYU HERMAWATI PAI.pdfMadrasahEnd Match Diniyah merupakan Begin Match to source 11 in source list: http://etheses.iainponorogo.ac.id/18532/1/201180479 KIKI AYU HERMAWATI PAI.pdflembaga pendidikan Islam yang dikelolaEnd Match secara mandiri Begin Match to source 11 in source list: http://etheses.iainponorogo.ac.id/18532/1/201180479 KIKI AYU HERMAWATI PAI.pdfoleh masyarakatEnd Match.30 Begin Match to source 11 in source list: http://etheses.iainponorogo.ac.id/18532/1/201180479 KIKI AYU HERMAWATI PAI.pdfLahir dan tumbuhEnd Match bersama Begin Match to source 11 in source list: http://etheses.iainponorogo.ac.id/18532/1/201180479 KIKI AYU HERMAWATI PAI.pdfmasyarakatEnd Match sebagai kebutuhan dasar.31 Madrasah Diniyah tumbuh berkembang seiring dengan datangnya Islam di bumi nusantara. Keberadaannya beriringan dengan lembaga pesantren yang sama-sama di badani oleh kiai. Kiai sebagai role model kehidupan pesantren. Kepribadiannya yang bersahaja, jujur dan egaliter menjadi kurikulum nyata bagi pembentukan jiwa kesantrian32. Perkembangan pesantren mengikuti tuntutan Begin Match to source 13 in source list: Fauzi, Anis, Nikmatullah, Cecep. kebutuhan masyarakat. Oleh karena ituEnd Match pesantren Begin Match to source 13 in source list: Fauzi, Anis, Nikmatullah, Cecep. harusEnd Match membuka diri dengan perkembangan masyarakat.33 Kepemimpinan kiai dalam 30Fauzi and Nikmatullah, “PELAKSANAAN PENDIDIKAN MADRASAH DINIYAH DI KOTA SERANG,” 156.Begin Match to source 13 in source list: Fauzi, Anis, Nikmatullah, Cecep. interview, and documentation. From the analysis it is found that 1End Match 31Fauzi and Nikmatullah, 159.Begin Match to source 13 in source list: Fauzi, Anis, Nikmatullah, Cecep. interview, and documentation. From the analysis it is found that 1End Match 32Wekke, “TRADISI PESANTREN DALAM KONSTRUKSI KURIKULUM BAHASA ARAB DI LEMBAGA PENDIDIKAN MINORITAS MUSLIM PAPUA BARAT,” 1. 33Wekke, 1. 21 pesantren menunjukkan pola mandiri yang sangat karismatik di tengah masyarakat.34 Standar kemajuan pendidikan pesantren dan madrasah diukur oleh penerimaan masyarakat itu sendiri.35 Begin Match to source 16 in source list: Fuad, Sirojul. Madrasah Diniyah sebagai pendidikan non formal memberikanEnd Match kontribusi terhadap pelaksanaan Begin Match to source 16 in source list: Fuad, Sirojul. pendidikanEnd Match formal.36 Perilaku peserta didik dipengaruhi kurikulum Madrasah Diniyah.37 Pada perkembangannya sistem pembelajaran Madrasah Diniyah diadopsi sebagai sistem pendidikan full days school38 Madrasah Diniyah memberikan inspirasi pengembangan kelembagaan pendidikan keagamaan formal dalam meneguhkan visi memahami ajaran Islam melalui sumber yang otoritatif.39 Namun demikian Madrasah Diniyah secara kelembagaan bersifat lentur, menyesuaikan dengan karakteristik masyarakat dan pesantren sebagai penyelenggaranya.40 Sebagai pendidikan non formal, Madrasah Diniyah dan pesan- tren akan menyelenggarakan sistem pendidikan secara fleksibel, lentur dan terbuka.41 Madrasah memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan lembaga lainnya. Di sana peserta didik tidak saja diasah kemampuan intelegensinya saja, melainkan ketajaman nalar 34Saifuddin, “EKSISTENSI KURIKULUM PESANTREN DAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN,” 209. 35Fauzi and Nikmatullah, “PELAKSANAAN PENDIDIKAN MADRASAH DINIYAH DI KOTA SERANG,” 167.Begin Match to source 13 in source list: Fauzi, Anis, Nikmatullah, Cecep. interview, and documentation. From the analysis it is found that 1End Match 36Darlis, “Hakikat Pendidikan Islam,” 11. 37Darlis, 18. 38Istiyani, “Tantangan Dan Eksistensi Madrasah Diniyah Sebagai Entitas Kelem- bagaan Pendidikan Keagamaan Islam Di Indonesia,” 127. 39Istiyani, 129. 40Istiyani, 132. 41Djahid, “PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH DI PONOROGO,” 23. spiritual dan emosional menjadi prioritas utama.42 Santri sebagai profil lulusan pesantren dan Madrasah Diniyah tampil menjadi insan akademik yang mampu menyatukan tiga nalar sekaligus: Bayany, dengan mengedepankan teori dan tekstual teoritik; Burhany dengan memaksimalkan analisis akal dalam menangkap teks untuk didialogkan dengan konteks, dan Irfany, kemampuan untuk mencetuskan pemikiran baru berdasarkan perkembangan zaman yang dinamis.43Produk dari pesantren dan Madrasah Diniyah adalah muslim yang moderat, santun, memiliki kearifan ilmiah,44 42Nizah, “DINAMIKA MADRASAH DINIYAH,” 183.”abstract”:”Kajian ini bertujuan Begin Match to source 3 in source list: https://doaj.org/article/a85abaf86a7f48e08e8c67c87c7aa2b0untuk mengeksplorasi madrasah diniyah dari tinjauan historis. penelitian ini adalah dengan pendekatan kepustakaan. Madrasah Diniyah memberikan kesadaran untuk Masyarakat Islam tentang keberadaan Pendidikan Agama. DalamEnd Match perkembangan- nya, Begin Match to source 3 in source list: https://doaj.org/article/a85abaf86a7f48e08e8c67c87c7aa2b0telah menyebabkan pembaharuan Pendidikan Islam. Pada Madrasah tahap berikutnya diniyah masih telah menerima pengakuan dari pemerintah sebagaiEnd Match ba- gian Begin Match to source 3 in source list: https://doaj.org/article/a85abaf86a7f48e08e8c67c87c7aa2b0dari sistem pendidikan nasional di Indonesia. Ini juga memiliki tingkatEnd Match pendi- dikan Begin Match to source 3 in source list: https://doaj.org/article/a85abaf86a7f48e08e8c67c87c7aa2b0seperti pendidikan dasar yang disebut madrasah diniyah ula atau awaliyah, sekunder pendidikan disebut diniyah wustho dan ulya terdiri dari tiga tingkat, yang setara dengan tingkat MTs dan MA. Madrasah diniyah adalah karakteristikEnd Match pendi- dikan Begin Match to source 3 in source list: https://doaj.org/article/a85abaf86a7f48e08e8c67c87c7aa2b0Islam yang memiliki dinamika yang signifikan sejak awal keberadaannya.Kata kunci: madrasah, sejarah, pengembangan THE DYNAMICS OF MADRASAH DINIYAH: A HISTORICAL REVIEW. Madrasah Diniyah provides awareness to Islamic Society on the existence of Religious Education. In its development, it has led to the renewal of Islamic Education. At a later stage Madrasah diniyah has still been receivingEnd Match recog- nition Begin Match to source 3 in source list: https://doaj.org/article/a85abaf86a7f48e08e8c67c87c7aa2b0from the government as part of the national education system in Indonesia. It also has education levels such as primary education called madrassas Diniyah ula or awaliyah, secondary education called diniyah wustho and Ulya consist of three levels, which are equivalent to the level of MTs and MA. The Madrasah diniyah is the characteristic of Islamic education which has significant dynamics since theEnd Match be- ginning Begin Match to source 3 in source list: https://doaj.org/article/a85abaf86a7f48e08e8c67c87c7aa2b0of its existence.Keywords: madrasah, history, developmentEnd Match”,”URL”:”Begin Match to source 10 in source list: http://repository.uinsaizu.ac.id/6748/2/COVER BAB I - V DAFTAR PUSTAKA.pdfhttp:// journal.stainkudus.ac.id/index.php/Edukasia/article/view/810End Match”,”DOI”:”Begin Match to source 10 in source list: http://repository.uinsaizu.ac.id/6748/2/COVER BAB I - V DAFTAR PUSTAKA.pdf10End Match.21043/ edukasia.v11i1.810”,”ISSN”:”2502-3039”,”title-short”:”DINAMIKA MADRASAH DINIYAH”,”Begin Match to source 12 in source list: https://philarchive.org/archive/DAVEAT-17language”:”en”,”authorEnd Match”:[{“family”:”Nizah”,”Begin Match to source 12 in source list: https://philarchive.org/archive/DAVEAT-17givenEnd Match”:”Nuriyatun”}],”is- sued”:{“date-parts”:[[“2016”,Begin Match to source 12 in source list: https://philarchive.org/archive/DAVEAT-173End Match,27]]},”Begin Match to source 12 in source list: https://philarchive.org/archive/DAVEAT-17accessedEnd Match”:{“date-parts”:[[“2019”,Begin Match to source 9 in source list: https://mjps.ssmu.ca/wp-content/uploads/2021/04/MJPS_Volume-XI-Pills-and-Bills-The-Feasibility-of-Pharmacare-Within-Canadian-Federalism.-Victoria-Flaherty.pdf11End Match,6]]}},”Begin Match to source 9 in source list: https://mjps.ssmu.ca/wp-content/uploads/2021/04/MJPS_Volume-XI-Pills-and-Bills-The-Feasibility-of-Pharmacare-Within-Canadian-Federalism.-Victoria-Flaherty.pdflo- catorEnd Match”:”183”}],”Begin Match to source 9 in source list: https://mjps.ssmu.ca/wp-content/uploads/2021/04/MJPS_Volume-XI-Pills-and-Bills-The-Feasibility-of-Pharmacare-Within-Canadian-Federalism.-Victoria-Flaherty.pdfschema”:”https://github.com/citation-style-language/schema/raw/ master/csl-citation.jsonEnd Match”} 43Djahid, “PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH DI PONOROGO,” 204. 44Djahid, 205. namun tetap mumpuni sebagai ahli agama Islam (tafaqqoh fi al- dien).45 Idealnya, negara memikul tanggung jawab untuk mendorong pesantren yang memenuhi syarat untuk menyelenggarakan Begin Match to source 23 in source list: https://jurnaledukasikemenag.org/index.php/edukasi/article/download/690/pdfpendidikan Diniyah formalEnd Match sesuai amanat Begin Match to source 23 in source list: https://jurnaledukasikemenag.org/index.php/edukasi/article/download/690/pdfPMA no. 13 tahun 2014 tentang Pendidikan Keagamaan IslamEnd Match (pasal 20).46namun sampai sat ini belum banyak ditemukan Madrasah Diniyah formal, Begin Match to source 27 in source list: https://www.scribd.com/document/423682725/file-pdfbaik yang diselenggarakan oleh pemerintah (negeri) maupun yang diselenggarakan olehEnd Match masyarakat sebagaimana diamanatkan PMA tersebut, Madrasah Diniyah yang ada, masuk dalam kelompok pendidikan non-formal. Jenjang pendidikan Madrasah Diniyah dimulai dari Ula yang ditempuh selama 6 tahun yang setara dengan SD.MI. kemudian dilanjutkan dengan Wustha selama 3 tahun yang disetarakan dengan SMP/MTs. Setelah itu Ulya selama 3 tahun setara dengan pendidikan menengah atas. Pada Begin Match to source 34 in source list: Ainiyah, Kurrotul. jenjang pendidikan tinggiEnd Match disebut Begin Match to source 34 in source list: Ainiyah, Kurrotul. Ma’had AlyEnd Match.47 Begin Match to source 33 in source list: http://eprints.mercubuana-yogya.ac.id/7670/7/DAFTAR PUTAKA.pdfEksistensi Madrasah Diniyah sebagai entitas pendidikan IslamEnd Match dalam dinamika kelembagaan Begin Match to source 33 in source list: http://eprints.mercubuana-yogya.ac.id/7670/7/DAFTAR PUTAKA.pdfpendidikanEnd Match keagamaan akan terus memilih modelnya sendiri untuk menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Keberadaannya tidak akan tergantikan dengan kebijakan pemerintah yang menerapkan full days scholl dengan lima hari sekolah pada sekolah formal. Di lapangan, masyarakat masih lebih nyaman dengan Madrasah Diniyah untuk memberikan 45Alia, “MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH DALAM PERSPEKTIF STANDAR PE- LAYANAN MINIMAL DI KABUPATEN BOGOR,” 1. 46Istiyani, “Tantangan Dan Eksistensi Madrasah Diniyah Sebagai Entitas Kelem- bagaan Pendidikan Keagamaan Islam Di Indonesia,” 131. 47Istiyani, 135. asupan pendidikan karakter pada anak usia sekolah.48 Dan yang lebih menarik bagi masyarakat, sistem penerimaan murid baru Madrasah Diniyah, tidak ribet dan mandiri. Lepas dari aturan zonasi, dan penyeragaman. Masyarakat bisa menentukan sendiri ke mana anaknya akan disekolahkan Madrasah Diniyah.49 Begin Match to source 11 in source list: http://etheses.iainponorogo.ac.id/18532/1/201180479 KIKI AYU HERMAWATI PAI.pdfB. Landasan Yuridis MadrasahEnd Match Diniyah Begin Match to source 11 in source list: http://etheses.iainponorogo.ac.id/18532/1/201180479 KIKI AYU HERMAWATI PAI.pdf1. UU No. 18 tahun 2019 Tentang PesantrenEnd Match 2. Begin Match to source 11 in source list: http://etheses.iainponorogo.ac.id/18532/1/201180479 KIKI AYU HERMAWATI PAI.pdfPMA No. 13 tahun 2014 tentang Pendidikan Keagamaan Islam (pasal 20) 3. Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Keagamaan 4. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional CEnd Match. Karakteristik Begin Match to source 11 in source list: http://etheses.iainponorogo.ac.id/18532/1/201180479 KIKI AYU HERMAWATI PAI.pdfMadrasahEnd Match Diniyah 1. Pembelajaran berbasis kelompok dan klasikal dengan jumlah minimal 10 orang.50 48Istiyani, 144. 49Thoha and Ghazali, “Dampak Penerapan Sistem Zonasi dalam Penerimaan Pe- serta Didik Baru,” 150. 50Nizah, “DINAMIKA MADRASAH DINIYAH,” 187.”Begin Match to source 1 in source list: https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Edukasia/article/view/810abstract”:”Kajian ini bertujuan untuk mengeksplorasi madrasah diniyah dari tinjauan historis. penelitian ini adalah dengan pendekatan kepustakaan. Madrasah Diniyah memberikan kesadaran untuk Masyarakat Islam tentang keberadaan Pendidikan Agama. DalamEnd Match perkembangan- nya, Begin Match to source 1 in source list: https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Edukasia/article/view/810telah menyebabkan pembaharuan Pendidikan Islam. Pada Madrasah tahap berikutnya diniyah masih telah menerima pengakuan dari pemerintah sebagaiEnd Match ba- gian Begin Match to source 1 in source list: https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Edukasia/article/view/810dari sistem pendidikan nasional di Indonesia. Ini juga memiliki tingkatEnd Match pendi- dikan Begin Match to source 1 in source list: https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Edukasia/article/view/810seperti pendidikan dasar yang disebut madrasah diniyah ula atau awaliyah, sekunder pendidikan disebut diniyah wustho dan ulya terdiri dari tiga tingkat, yang setara dengan tingkat MTs dan MA. Madrasah diniyah adalah karakteristikEnd Match pendi- dikan Begin Match to source 1 in source list: https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Edukasia/article/view/810Islam yang memiliki dinamika yang signifikan sejak awal keberadaannya.Kata kunci: madrasah, sejarah, pengembangan THE DYNAMICS OF MADRASAH DINIYAH: A HISTORICAL REVIEW. Madrasah Diniyah provides awareness to Islamic Society on the existence of Religious Education. In its development, it has led to the renewal of Islamic Education. At a later stage Madrasah diniyah has still been receivingEnd Match recog- Pengelompokan di Madrasah Diniyah tidak disasarkan pada usia, melainkan pada kemampuan penguasaan materi agama yang dimiliki. Oleh karena itu, persyaratan masuk Madrasah Diniyah tidak berpatokan pada usia minimal dan usia maksimal.51Demikian pula rekrutmen tidak didasarkan pada ijazah atau tanda tamat belajar yang dimiliki. Aspek utama dalam penerimaan murid baru adalah kesiapan calon murid untuk betul-betul belajar ilmu pengetahuan agama. Pengelola hanya melakukan placement test untuk memetakan pengelompokan. Berbeda dengan sistem penerimaan siswa baru di pendidikan formal, di mana diperlakukan tes secara umum antar sekolah. Sistem zonasi juga berlaku. System penerimaan peserta didik baru di satu Madrasah Diniyah akan berbeda dengan Madrasah Diniyah yang lain. Pengelolaan bersifat independen. Ini yang menjadi daya tawar tersendiri bagi Madrasah Diniyah. Persaingan sehat akan tercipta, nition Begin Match to source 8 in source list: http://portalgaruda.ilkom.unsri.ac.id/index.php?article=401193&mod=viewarticle&ref=browsefrom the government as part of the national education system in Indonesia. It also has education levels such as primary education called madrassas Diniyah ula or awaliyah, secondary education called diniyah wustho and Ulya consist of three levels, which are equivalent to the level of MTs and MA. The Madrasah diniyah is the characteristic of Islamic education which has significant dynamics since theEnd Match be- ginning Begin Match to source 8 in source list: http://portalgaruda.ilkom.unsri.ac.id/index.php?article=401193&mod=viewarticle&ref=browseof its existence.Keywords: madrasah, history, developmentEnd Match”,”URL”:”Begin Match to source 10 in source list: http://repository.uinsaizu.ac.id/6748/2/COVER BAB I - V DAFTAR PUSTAKA.pdfhttp:// journal.stainkudus.ac.id/index.php/Edukasia/article/view/810End Match”,”DOI”:”Begin Match to source 10 in source list: http://repository.uinsaizu.ac.id/6748/2/COVER BAB I - V DAFTAR PUSTAKA.pdf10End Match.21043/ edukasia.v11i1.810”,”ISSN”:”2502-3039”,”title-short”:”DINAMIKA MADRASAH DINIYAH”,”Begin Match to source 12 in source list: https://philarchive.org/archive/DAVEAT-17language”:”en”,”authorEnd Match”:[{“family”:”Nizah”,”Begin Match to source 12 in source list: https://philarchive.org/archive/DAVEAT-17givenEnd Match”:”Nuriyatun”}],”is- sued”:{“date-parts”:[[“2016”,Begin Match to source 12 in source list: https://philarchive.org/archive/DAVEAT-173End Match,27]]},”Begin Match to source 12 in source list: https://philarchive.org/archive/DAVEAT-17accessedEnd Match”:{“date-parts”:[[“2019”,Begin Match to source 9 in source list: https://mjps.ssmu.ca/wp-content/uploads/2021/04/MJPS_Volume-XI-Pills-and-Bills-The-Feasibility-of-Pharmacare-Within-Canadian-Federalism.-Victoria-Flaherty.pdf11End Match,6]]}},”Begin Match to source 9 in source list: https://mjps.ssmu.ca/wp-content/uploads/2021/04/MJPS_Volume-XI-Pills-and-Bills-The-Feasibility-of-Pharmacare-Within-Canadian-Federalism.-Victoria-Flaherty.pdflo- catorEnd Match”:”187”}],”Begin Match to source 9 in source list: https://mjps.ssmu.ca/wp-content/uploads/2021/04/MJPS_Volume-XI-Pills-and-Bills-The-Feasibility-of-Pharmacare-Within-Canadian-Federalism.-Victoria-Flaherty.pdfschema”:”https://github.com/citation-style-language/schema/raw/ master/csl-citation.jsonEnd Match”} 51Thoha and Ghazali, “Dampak Penerapan Sistem Zonasi dalam Penerimaan Pe- serta Didik Baru,” 148. 2. Membantu peserta didik memahami secara saksama dan mendalam ilmu-ilmu keagamaan. 52 Madrasah Diniyah dalam kurikulumnya, menjadikan muatan agama sebagai desain perencanaan pembelajaran, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. Demikian pula dalam pola pendidikan ekstrakurikuler senantiasa didasarkan pada ajaran agama, sejak anak masa belajar.53 3. Mengedepankan metode pemberian contoh yang baik dalam pembelajaran.54 52Witanti, “Revitalisasi Madrasah Sebagai Lembaga Pendidikan Integratif- Alter- natif,” 85. 53Nizah, “DINAMIKA MADRASAH DINIYAH,” 187.”Begin Match to source 1 in source list: https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Edukasia/article/view/810abstract”:”Kajian ini bertujuan untuk mengeksplorasi madrasah diniyah dari tinjauan historis. penelitian ini adalah dengan pendekatan kepustakaan. Madrasah Diniyah memberikan kesadaran untuk Masyarakat Islam tentang keberadaan Pendidikan Agama. DalamEnd Match perkembangan- nya, Begin Match to source 1 in source list: https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Edukasia/article/view/810telah menyebabkan pembaharuan Pendidikan Islam. Pada Madrasah tahap berikutnya diniyah masih telah menerima pengakuan dari pemerintah sebagaiEnd Match ba- gian Begin Match to source 1 in source list: https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Edukasia/article/view/810dari sistem pendidikan nasional di Indonesia. Ini juga memiliki tingkatEnd Match pendi- dikan Begin Match to source 1 in source list: https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Edukasia/article/view/810seperti pendidikan dasar yang disebut madrasah diniyah ula atau awaliyah, sekunder pendidikan disebut diniyah wustho dan ulya terdiri dari tiga tingkat, yang setara dengan tingkat MTs dan MA. Madrasah diniyah adalah karakteristikEnd Match pendi- dikan Begin Match to source 1 in source list: https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Edukasia/article/view/810Islam yang memiliki dinamika yang signifikan sejak awal keberadaannya.Kata kunci: madrasah, sejarah, pengembangan THE DYNAMICS OF MADRASAH DINIYAH: A HISTORICAL REVIEW. Madrasah Diniyah provides awareness to Islamic Society on the existence of Religious Education. In its development, it has led to the renewal of Islamic Education. At a later stage Madrasah diniyah has still been receivingEnd Match recog- nition Begin Match to source 1 in source list: https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Edukasia/article/view/810from the government as part of the national education system in Indonesia. It also has education levels such as primary education called madrassas Diniyah ula or awaliyah, secondary education called diniyah wustho and Ulya consist of three levels, which are equivalent to the level of MTs and MA. The Madrasah diniyah is the characteristic of Islamic education which has significant dynamics since theEnd Match be- ginning Begin Match to source 1 in source list: https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Edukasia/article/view/810of its existence.Keywords: madrasah, history, developmentEnd Match”,”URL”:”Begin Match to source 10 in source list: http://repository.uinsaizu.ac.id/6748/2/COVER BAB I - V DAFTAR PUSTAKA.pdfhttp:// journal.stainkudus.ac.id/index.php/Edukasia/article/view/810End Match”,”DOI”:”Begin Match to source 10 in source list: http://repository.uinsaizu.ac.id/6748/2/COVER BAB I - V DAFTAR PUSTAKA.pdf10End Match.21043/ edukasia.v11i1.810”,”ISSN”:”2502-3039”,”title-short”:”DINAMIKA MADRASAH DINIYAH”,”Begin Match to source 12 in source list: https://philarchive.org/archive/DAVEAT-17language”:”en”,”authorEnd Match”:[{“family”:”Nizah”,”Begin Match to source 12 in source list: https://philarchive.org/archive/DAVEAT-17givenEnd Match”:”Nuriyatun”}],”is- sued”:{“date-parts”:[[“2016”,Begin Match to source 12 in source list: https://philarchive.org/archive/DAVEAT-173End Match,27]]},”Begin Match to source 12 in source list: https://philarchive.org/archive/DAVEAT-17accessedEnd Match”:{“date-parts”:[[“2019”,Begin Match to source 9 in source list: https://mjps.ssmu.ca/wp-content/uploads/2021/04/MJPS_Volume-XI-Pills-and-Bills-The-Feasibility-of-Pharmacare-Within-Canadian-Federalism.-Victoria-Flaherty.pdf11End Match,6]]}},”Begin Match to source 9 in source list: https://mjps.ssmu.ca/wp-content/uploads/2021/04/MJPS_Volume-XI-Pills-and-Bills-The-Feasibility-of-Pharmacare-Within-Canadian-Federalism.-Victoria-Flaherty.pdflo- catorEnd Match”:”187”}],”Begin Match to source 9 in source list: https://mjps.ssmu.ca/wp-content/uploads/2021/04/MJPS_Volume-XI-Pills-and-Bills-The-Feasibility-of-Pharmacare-Within-Canadian-Federalism.-Victoria-Flaherty.pdfschema”:”https://github.com/citation-style-language/schema/raw/ master/csl-citation.jsonEnd Match”} 54Darlis, “Hakikat Pendidikan Islam,” 19. Madrasah Diniyah sama dengan pesantren. Kehidupan di dalamnya senantiasa seperti keluarga besar. Ustadz menjadi role model kehidupan pesantren. Keseharian ustadz akan menjadi kurikulum tersendiri (hidden curriculum) bagi seluruh murid Madrasah Diniyah. Murid yang berada pada usia imitasi sosial akan menirukan tinkah laku, pola tutur dan segala apa yang ia lihat dari gurunya. Ini membuat sistem pesantren dan pembelajaran di Madrasah Diniyah senantiasa menjadi sorotan bagi masyarakat. Baik buruknya persepsi masyarakat terhadap sebuah Madrasah Diniyah tergantung baik buruknya perilaku murid, yang itu mengadopsi dari perilaku ustadz di madrasah dan pesantren.55 4. Kurikulum berbasis keilmuan Islam klasik,56 Madrasah Diniyah sebagai sub sistem pesantren memiliki ciri khas kajian keilmuan klasik. Kajian ini menempatkan kitab kuning sebagai kurikulum utama. Seluruh cakupan kitab klasik menjadi kajian Madrasah Diniyah seperti disiplin fiqih, tashawuf, aqidah, ilmu nahw, shoraf, sejarah, syair, dengan berbagai tingkatannya akan dirumuskan menjadi kurikulum yang sistematis dan berjenjang.57Jenjang Madrasah Diniyah yang terdiri atas Ula, Wustha dan Ulya memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mendalami keilmuan agama sesuai dengan jenjang kemampuannya. 55Thoha, “ORIENTASI SANTRI DALAM MENEMPUH PENDIDIKAN PESANTREN DI PAMEKASAN,” 57. 56Thoha, “Eksistensi Kitab Kuning Di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (Studi Analisis Tentang Penggunaan Kitab Kuning Sebagai Referensi Kajian Keislaman Di STAIN Pamekasan Dan STAI Al-Khairat Pamekasan),” 56. 57Thoha, 56. 5. Memperdalam kajian tentang manuskrip berbahasa Arab.58 Bahasa Arab dengan segala keilmuan pendukungnya mendapat porsi utama dalam kajian keislaman di Madrasah Diniyah. Kajian tentang manuskrip berbahasa Arab memerlukan sederet keilmuan prasyarat untuk menguasainya, seperti penguasaan tentang nahwu, shorf, balagha, mantiq, ‘arud, tarikh al-lughah, ilmu dilalah, ilm aswat, badi’ bayan, ma’any, ilmu uslub, dan sebagainya menjadi prasyarat penguasaan ilmu- ilmu agama yang hampir semuanya bersumber pada naskah berbahasa Arab. 6. Menjunjung tinggi senioritas dalam pengambilan kebijakan.59 Kehidupan pesantren dan juga Madrasah Diniyah menekankan pada penghormatan pada senior, baik senior dalam makna usi, apalagi dalam pemaknaan penguasaan keilmuan (kealiman). Di Madrasah Diniyah murid adik kelas sangat menghormati kakak kelasnya meskipun usia kak kelas relatif lebih uda, hal ini didasarkan pada anggapan bahwa kak kelas telah memiliki keilmuan yang lebih dari dia n berhak untuk dihormati, atas prestasi keilmuannya. Ini yang membuat kehidupan pesantren dan Madrasah Diniyah menjadi objektif dan senantiasa penuh kompetisi untuk menuju derjad ‘alim.60 7. Berbasis masyarakat.61 Masyarakat adalah pemrakarsa lahirnya Madrasah Diniyah. Oleh karena itu seluruh denyut nadi Madrasah Diniyah akan terus 58Ghaffar, RELIGIOUS MANUSCRITS, 27. 59Thoha, “ORIENTASI SANTRI DALAM MENEMPUH PENDIDIKAN PESANTREN DI PAMEKASAN,” 52. 60Thoha, 58. 61Witanti, “Revitalisasi Madrasah Sebagai Lembaga Pendidikan Integratif- Alter- natif,” 86. direkam oleh masyarakat. Masyarakat justru merasa senang dan merasa memiliki, jika pengelola Madrasah Diniyah melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan dan pemetaan perkembangan. Rasa memiliki ini akan memancing lahirnya militansi dan pembelaan yang kuat terhadap keberlangsungan Madrasah Diniyah. Masyarakat akan acuh tak acuh dan abai terhadap pasang surut Madrasah Diniyah, apa bila mereka merasa tidak dilibatkan dalam perkembangan Madrasah Diniyah. Masyarakat akan menjadi media publikasi sekali menjadi tameng baik bagi Madrasah Diniyah yang melibatkan mereka dalam setiap perencanaan dan kegiatannya.62 62Thoha and Jannah, “PUBLIC RELATION DAN PEMBANGUNAN CITRA AGAMIS (Studi Implementasi Manajemen Hubungan Masyarakat Sebagai Upaya Membangun Citra Religius di SMPN 1 Pamekasan),” 40. Bentuk Revitalisasi Kelembagaan Yang Dilakukan Madrasah Diniyah Miftahul Ulum Sumberjati dan Nahdliyatul Islamiyah Blumbungan Bab IV BENTUK REVITALISASI KELEMBAGAAN YANG DILAKUKAN MADRASAH DINIYAH MIFTAHUL ULUM SUMBERJATI DAN NAHDLIYATUL ISLAMIYAH BLUMBUNGAN Madrasah Diniyah dengan kekhasannya yang fokus kajian keagamaan salaf, pada saat ini dipandang sebagai lembaga pendidikan yang jumut, tertinggal, dan “kurang penting”. Anggapan seperti ini terus menyertai pikiran masyarakat, sehingga sedikit banyak akan mempengaruhi antusiasme masyarakat dan calon murid dalam belajar. Ini merupakan tantangan tersendiri bagi pengelola pendidikan Madrasah Diniyah. Kegelisahan par pengelola dirasakan juga oleh pimpinan kedua Madrasah Diniyah yang peneliti teliti, hal ini terungkap dalam ungkapan wawancara berikut: Ustadz Sofwan sebagai wakil kepala Madrasah Diniyah Miftahul Ulum Sumberjati mengatakan: “Akhir-akhir ini murid baru yang berasal dari luar Sumberjati sangat malas belajar. Harus dicari ke pondok dan sering harus diancam untuk masuk madrasah. Sudah begitu sampai kelas kadang tidur dan tidak mau menghafalkan. Beda sekali dengan dulu. Semasa saya sekolah, murid-murid sangat rajin dan selalu hafal pelajarannya. Ya karena sekarang murid-murid sambil mondok dan tidak diawasi orang tuanya langsung, maka bisa sembunyi-sembunyi di pondok. 33 Kalau murid dari kampung kan diawasi orang tuanya, jadi rajin. Ini kalau tidak ada terobosan akan berbahaya.”63 Senada dengan wakil kepala madrasah, ustadz Subhan juga menggambarkan perlunya terobosan baru untuk memancing semangat belajar murid, ustadz Subhan mengatakan: “Sekarang ini jumlah murid yang semangat belajarnya terus tinggi tidak sampai 70 persen dalam satu kelas. Menurut saya ini disebabkan memang sulitnya materi yang dipelajari, seperti Nahwu dan Shorof, juga disebabkan tenaga mereka sudah lemah setelah dari pagi belajar di madrasah pagi (formal). Maka perlu sekali guru madrasah ini membuat cara menyegarkan kembali semangat murid- murid. Biasanya dengan model belajar di luar kelas bagi yang punya banyak metode. Kadang dengan mengajak murid belajar di masjid. Tapi yang paling penting bagaimana caranya membuat murid sadar bahwa pelajaran Diniyah sangat penting bagi mereka sendiri.64 Faktor perkembangan zaman dan adanya lembaga-lembaga baru yang berdiri di dekat madrasah yang sudah ada, merupakan penyebab terjadinya pasang surut respon dari masyarakat, termasuk di sekitar MD Miftahul Ulum Sumberjati. Dalam hal ini K. Mohammad Toyyib sebagai sekretaris Yayasan Miftahul Ulum mengatakan: “lembaga di sini (yayasan Miftahul Ulum) mempertahankan madrasah madrasah diniyah ini dengan cara melakukan inovasi pelaksanaan pendidikan dengan tujuan pendidikan yang sudah ada. Artinya lembaga di sini berusaha untuk selalu memberikan inovasi (penemuan baru) tentang pelaksanaan pendidikan di madrasah. sehingga madrasah ini bisa 63Ust. Sofwan Wakil Kepala MD Miftahul Ulum Sumberjati, wawancara 26 Mei 2021 64Ust. Subhan, salah satu ustad di MD Miftahul Ulum Sumberjati. wawancara 30 Mei 2021 dikatakan sebagai madrasah up to date (madrasah yang mengikuti perkembangan zaman) dalam pembelajaran.65 Selanjutnya K. Mohammad Toyyib, juga mengatakan bahwa banyak cara yang dilakukan oleh para masyaikh untuk tetap optimis mencapai tujuan semula, sebagaimana kutipan wawancara berikut: “dari kurikulumnya tetap bertahan salaf, materi yang diajarkan adalah kitab-kitab, metodenya juga tetap seperti sedia kala yakni sistem manajemen pesantren, jadi tidak mengikuti kurikulum pemerintah, namun banyak tambahan cara untuk meningkatkan semangat murid, seperti pemberian hadiah berupa uang bagi murid yang hafal Al-fiyah, imriti, kitab hadist Arba’in Al-Nawawi, bahkan ada hadiah dari banyak orang bagi murid yang jumlah hafalan kitabnya paling banyak. Biasanya diberikan di malam imtihan.66 Selain K. Mohammad Toyyib, informan dari ustadz di MD Miftahul Ulum, juga menyampaikan bahwa dengan pemberian hadiah berupa uang hasil perubahan dari imtihan-imtihan sebelumnya, maka murid- murid semakin semangat untuk menghafal kitab-kitab pelajarannya. Dari awal tahun mereka sudah mencicil hafalannya. Sehingga menurut informan ada murid yang bertekad menghafal lebih dari 5 kitab dalam satu tahun. Ini sesuai hasil wawancara dengan ustadz Abd Rasyid sebagai berikut: “Sekarang ini murid-murid sudah rajin menghafal sejak awal tahun ajaran, beda dengan dulu. Kalau murid yang rajin mereka selalu bawa kitabnya ke mana-mana, meskipun waktunya istirahat dan Shalat Ashar di Masjid. Saya sangat senang, berarti pemberian 65K. Mohammad Toyyib, Sekretaris Yayasan Miftahul Ulum Sumber Jati, Wawan- cara 22 Mei 2021 66K. Mohammad Toyyib, Sekretaris Yayasan Miftahul Ulum, Wawancara Landsung, 22 Mei 2021. hadiah yang berupa uang meski sedikit waktu imtihan, tampak berhasil meningkatkan semangat belajar murid. Menurut saya ini bagus sekali dan perlu dipertahankan. Apa lagi nanti jumlahnya bisa meningkat, misalnya yang kemarin hadiah hafalan kitab Tarbiyatus Shibyan hanya Rp. 150.000 untuk juara 1, kalau bisa dinaikkan sampai Rp.300.000. Pasti semangat anak-anak sangat tinggi. Ya tapi tergantung keuangan madrasah juga.”67 Selain itu, ustadz Junaidi mengatakan bahwa untuk terus menjaga motivasi murid dan wali murid, madrasah selalu melibatkan masyarakat dan tokoh masyarakat dalam menyelesaikan persoalan madrasah. Dalam hal ini ustadz Junaidi mengatakan: “di sini, kiai selalu mengajak masyarakat, terutama tokoh masyarakat dalam memikirkan perkembangan madrasah dan menyelesaikan masalah kalau ada. Misalnya ketika ada rencana imtihan, pasti bermusyawarah. Musyawarah tidak langsung memutuskan, tetapi rencana disampaikan dulu dan para ustadz disuruh mendengarkan pendapat-pendapat masyarakat dan akan dibahas pada rapat berikutnya. Termasuk besaran uang SPP, uang imtihan dan sebagainya. Jadi masyarakat merasa ikut memiliki terhadap madrasah”68 Cara lain yang ditempuh MD Miftahul Ulum Sumberjati untuk mempertahankan semangat ustadz adalah melalui koordinasi bulanan yang di kemas dengan istighasah bersama setiap malam Jumat Manis (legi). Peneliti melihat pelaksanaan istighasah berjalan sebagai berikut: 67Ustadz Abd, Rasyid, ustadz MD Miftahul Ulum Sumberjati, wawancara 30 Mei 2021 68Ustadz Junaidi, salah satu ustadz yang juga kepala dusun Sumberjati, wawan- cara 22 Mei 2021 “acara istighasah diikuti seluruh ustadz sejumlah 46 sesuai daftar peserta. Jumlah ini meliputi seluruh ustadz Madrasah Diniyah, baik yang aktif mengajar, maupun yang diberi tugas menjadi tim pemikir. Acara dimulai langsung setelah berjemaah shalat isya’. Teknis pelaksanaannya bergilir dari rumah satu ustadz ke rumah yang lain setiap malam Jumat Manis. Pada kegiatan awal pimpinan istighasah memimpin sejumlah wiridan shalawat sekitar 1 jam penuh (60 menit). Setelah itu pimpinan madrasah memberikan informasi yang terkait dengan perkembangan, atau permasalahan madrasah. Semua ustadz secara demokratis memberikan pertanyaan, saran dan ide pemecahannya. Selanjutnya acara diisi arisan dan ramah tamah. Dengan demikian tampak seluruh ustadz, guyub, solid dan merasa termotivasi.”69 Selain bentuk revitalisasi di atas, peneliti menemukan cara lain yang dilakukan Madrasah Diniyah Miftahul Ulum Sumberjati. Cara itu upaya madrasah untuk meyakinkan masyarakat dan harapan masyarakat bahwa madrasah ini akan terus berdiri, sepanjang masa untuk tetap menjaga kelangsungan ajaran Islam. Motivasi “jihad” dalam menjalankan agama Allah menjadi upaya membangkitkan semangat guru dan murid. Dengan demikian seluruh pihak masih memiliki harapan yang tinggi terhadap Madrasah Diniyah. Hal ini bisa dilihat ari beberapa wawancara berikut: “harapan saya adalah Diniyah ini tetap menjadi pendidikan yang utama di sini, karena Madrasah Diniyah di sini merupakan bekal untuk kehidupan akhirat, jadi tetap harus bertahan dan tidak ditinggalkan. Oleh karena itu madrasah ini harus tetap ada. Kita 69Observasi pada Malam Jumat Manis tanggal 16 September 2021 di rumah Ust. Taufik salah satu ustadz di MD Miftahul Ulum. harus menyatukan visi dengan seluruh pengelola, ustadz, murid dan bahkan masyarakat.70 Sementara gambaran tentang hal yang dilakukan guru agar siswa minat sekolah di Madrasah Nahdliyatul Islamiyah sebagai referensi, bisa dilihat dari beberapa hasil wawancara berikut: Ahmad Badri, guru di Madrasah Nahdliyatul Islamiyah ketika diwawancarai terkait bagaimana upaya agar untuk tetap menarik minat masyarakat, ia mengatakan: “Adapun hal yang kami lakukan untuk tetap menarik minat masyarakat agar menyekolahkan anaknya ke lembaga ini salah satunya yaitu dengan memberikan sesuatu yang disukai (disenangi) oleh masyarakat sekitar (wali murid), yakni memberikan hiburan seperti memeriahkan acara haflatul imtihan khususnya pada acara karnaval.”71 Selanjutnya, Ahmad Badri menyampaikan: “KH. Munir, pengasuh lembaga sebelum pengasuh saat ini (sebelum wafat) biasanya setiap tahun melaksanakan ibadah puasa selama 41 hari di mana hari haflatul imtihan terakhir itu merupakan puasa ke 41 hari beliau. Beliau melakukan puasa karena selain memohon keberkahan ilmu bagi para murid di madrasah ini, beliau tidak ingin mengecewakan wali murid sehingga ketika acara karnaval berlangsung tidak pernah hujan sama sekali, mungkin dikarenakan berkah puasa yang beliau laksanakan. Selain itu kami selaku pendidik selalu melakukan pendekatan dan sosialisasi terhadap masyarakat. Dengan dua hal ini Insya Allah masyarakat sekitar akan tetap percaya 70K. Mohammad Thoyyib, Sekretaris Yayasan Miftahul Ulum Sumber Jati, Waw- ancara, 22 Mei 2021 71Ahmad Badri, salah satu ustad sekaligus bendahara di MD Nahdliyatul Islami- yah, wawancara 23 Mei 2021. terhadap lembaga ini karena kami selaku para pendidik selalu melakukan pendekatan terhadap masyarakat sehingga kepercayaan masyarakat semakin kuat terhadap lembaga ini.72 Mengenai bagaimana cara menyatukan visi dan tujuan dengan seluruh pendidik, ia melanjutkan: “ “kami selalu melakukan musyawarah dan rapat dengan seluruh ustadz untuk menentukan program pelaksanaan pembelajaran sehingga visi dan tujuan yang sudah ditetapkan di lembaga ini dapat berjalan dengan mudah sesuai dengan harapan. Dan juga selaku pendidik harus selalu berusaha untuk menampung segala keluh kesah masyarakat terhadap lembaga ini dan mencarikan solusi sehingga hal ini dapat menjaga kepercayaan masyarakat terhadap lembaga ini”73. Sama dengan apa yang peneliti temukan di MD Miftahul Ulum, di MD Nahdliyatul Islamiyah juga melakukan musyawarah berkala dan melibatkan tokoh masyarakat dalam memecahkan masalah madrasah, sehingga masyarakat merasa dilibatkan dan merasa berkewajiban mengawal kelangsungan lembaga ini. Ini seperti yang disampaikan K Qusyairi dalam wawancara berikut: “kami tidak bisa lepas dari masyarakat. Karena lembaga ini berdiri di tengah keramaian masyarakat dan membaur, bukan dalam kompleks pesantren. Jadi kalau mau dukungan, ya harus melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan. Itu yang dilakukan pimpinan yang lalu (K./Muhammad Munir), jadi saya melanjutkan. 72Ahmad Badri, salah satu ustad di MD Nahdliyatul Islamiyah, wawancara 23 Mei 2021 73K. Mohammad Thoyyib, Sekretaris Yayasan Miftahul Ulum Sumber Jati, Waw- ancara. 22 Mei 2021 Di sini masyarakat gampang untuk dimintai pendapat dan dukungan, yang penting kita tahu cara menghormati mereka. Intinya mereka kita libatkan dalam musyawarah.”74 Wawancara itu dikuatkan dengan jawaban Mohamad Subki selaku kepala sekolah di Madrasah Diniyah Nahdhiyatul Islamiyah ketika ditanya tentang bagaimana cara merawat kepercayaan masyarakat terutama wali murid terhadap madrasah Nahdhiyatul Islamiyah ini. Ia menjawab: “pertama ; Kita selaku pendidik ataupun pengelola dari lembaga ini melakukan proses belajar-mengajar dengan baik khususnya di dalam mencontohkan dalam bidang Akhlaqul Karimah, karena dengan demikian ketika belajar-mengajar berjalan dengan baik kemudian Akhlak siswa-siswi di sini baik pula, maka otomatis tanpa kita tanyakan kepada wali murid atau masyarakat sekitar maupun masyarakat secara umum yang mengetahui terhadap lembaga ini Insya Allah mereka akan percaya. Hal ini dapat kita lihat dalam grafik pertumbuhan atau perkembangan jumlah siswa, kualitas siswa, dan kuantitas siswa. Jumlah siswa ini setiap tahunnya bertambah walaupun sedikit demi sedikit bertambah, lebih-lebih lembaga ini adalah lembaga tertua di Kecamatan Larangan. kedua; kita para pendidik ataupun pengelola juga melakukan silaturahmi kepada warga atau masyarakat lebih-lebih hubungan kemasyarakatan yang mana silaturahmi di sini merupakan metode kami agar kepercayaan masyarakat itu tumbuh sehingga lembaga ini akan dipercaya dengan sendirinya.”75 74K. Qusyairi, ketua yayasan Al-Ghazali, wawancara 29 Mei 2021 75K Subki, kepala MD Nahdliyatul Islamiyah Blumbungan, wawancara 29 Mei 2021 Sekretaris yayasan Miftahul Ulum juga memberi penjelasan tentang bagaimana cara menyatukan visi dan tujuan dengan seluruh pendidik yang ada, sebagaimana hasil wawancara: “ya prinsipnya musyawarah, jadi kita itu sesama pengelola pendidikan harus selalu berkoordinasi menyamakan visi agar tidak saling bertentangan dengan program-program pendidikan yang ada, terutama dengan sekolah formal pagi.”76 Selain itu, MD Diniyah Miftahul Ulum menempuh jalan istiqomah dalam menetapkan kurikulum. Standar mutu dan capaian pembelajaran masih dipertahankan, meskipun input murid berbeda setiap tahun. Hal ini seperti diungkapkan informan lain tentang kebijakan kurikulum yang ada di Madrasah tersebut, sebagaimana jawaban beberapa informan ustadz dalam wawancara: “ya sama, karena masih belum ada perubahan sama sekali.”77 Demikian jawaban informan lain: “alhamdulillah masih sama, dan bahkan sekarang ada penekanan dalam segi hafalan kitab hadist arba’in.”78 Begitu juga informan lain: “dalam hal kebijakan kami masih tetap berkiblat dengan kebijakan yang sebelumnya, baik dari sistem pembelajaran dan metode pembelajaran, bahkan kurikulumnya tetap seperti yang lama tidak perubahan sama sekali. Ini arahan pengasuh”79 76K. Mohammad Thoyyib, Sekretaris Yayasan Meiftahul Ulum Sumber Jati, Waw- ancara 22 Mei 2021 77Ustadz Subhan, ustadz dan kepala tata usaha Madrasah Diniyah Miftahul Ulum, Wawancara 30 Mei 2021. 78Ustadz Sofwan, Wakil Kepala Madrasah Diniyah Miftahul Ulum, Wawancara, 26 Mei 2021 79Ustad Zahri, Guru Madrasah Diniyah Miftahul Ulum, Wawancara 30 Mei 2021. “kebijakan yang ada di madrasah menurut saya tetap sama, hanya saja pada tahun ajaran ini Kepala Madrasah sudah memberikan guru piket sehingga kelas yang kosong bisa diisi oleh guru yang menjadi piket hari itu.”80 Sejumlah murid yang dimintai data peneliti, juga menunjukkan sikap antusiasme tinggi dalam belajar di MD Miftahul Ulum. Mereka mengaku bahwa kebijakan utama dalam pembelajaran di madrasah ini adalah hafalan dan pemahaman yang baik tentang kaidah Nahw dan Shorf serta praktik baca kitab kuning. Iftitah Nurirrahmah, murid kelas 4 putri sebagai salah satu informan mengatakan: “saya senangnya sekolah di sini karena gurunya tidak pilih kasih. Semua wajib menghafal, meskipun anaknya kiai sendiri dan anaknya ustadz. Tapi anak-anak yang “nakal” sering tidak hafal dan tidak masuk sekolah. Yang hafal semakin semangat. Nanti di imtihan bagi yang banyak hafalan kitabnya akan banyak mendapat hadiah uang. Tahun kemarin saya dapat banyak. Saya dapat 5 katagori, hafalan paling banyak bait, paling banyak judul kitab, paling lancar. I’lanun dan hafalan estafet. Seru sekali. Saya semuanya dapat 450.000.81 Sama dengan yang terjadi di MD Miftahul Ulum Sumberjati, pengelola MD Nahdliyatul Islamiyah, dalam pelaksanaan pembelajaran masih mengacu pada kebijakan pemimpin sebelumnya. Peneliti mewawancarai kepala madrasah, K Subki. Transkripsi wawancara sebagai berikut: “Setiap pemimpin di suatu lembaga ataupun yang lainnya pasti memiliki kebijakan-kebijakan, dan kebijakan-kebijakan tersebut 80Ustadz Umam, Guru Madrasah Diniyah Miftahul Ulum, Wawancara, 30 Mei 2021 81Iftitah Nurirrahmah, murid kelas 4 MD Miftahul Ulum, wawancara 12 Juni 2021. pasti terdapat kebijakan yang baik dan kebijakan yang kurang baik. Adapun kebijakan yang baik itu pasti dilaksanakan kemudian dipertahankan dan juga dikembangkan oleh semua guru atau pendidik. Andai kata ada kebijakan yang tidak baik tentunya sudah mulai dulu lembaga ini merosot tapi kenyataannya sampai detik ini lembaga ini masih tetap tumbuh dan berkembang itu pertanda bahwa kebijakan-kebijakan yang sebelumnya itu sudah baik. Sebaliknya, andai kata ada yang tidak baik (kurang baik), maka itu karena perkembangan zaman dan perkembangan waktu yang tidak sesuai dengan hari ini. Contohnya: kalau kebijakan yang dulu tidak boleh memegang HP. Misalnya, karena saat ini adalah kebutuhan maka kebijakan ini tidak berlaku, kebijakan dibolehkannya pegang HP saat ini jika diterapkan pada masa dulu itu tidaklah baik karena HP pada zaman dulu bukanlah suatu kebutuhan akan tetapi ketika kebijakan diterapkan pada zaman ini dapat dikatakan baik karena HP di zaman ini adalah suatu kebutuhan di dalam belajar karena di Indonesia saat ini menerapkan kebijakan study at home (belajar dari rumah). Sehingga dapat dipastikan bahwa kebijakan-kebijakan yang saat ini baik belum tentu juga baik jika diterapkan pada zaman dulu. Jadi pada intinya kebijakan-kebijakan yang baik-baik itu kita pertahankan dan kembangkan. Kemudian kebijakan-kebijakan yang kurang relevan dengan keadaan hari ini kita perbaiki dan kita kembangkan.”82 Dari jawaban tersebut peneliti meyakini bahwa di Madrasah Diniyah Nahdhiyatul Islamiyah masih tetap menerapkan kebijakan- kebijakan yang pernah diterapkan sebelumnya, selama kebijakan tersebut masih relevan (cocok) untuk diterapkan di masa sekarang. 82K Subki, kepala MD Nahdliyatul Islamiyah Blumbungan, wawancara 29 Mei 2021 Namun demikian peneliti juga menemukan data bahwa ada kegiatan di lembaga MD Nahdliyatul Islamiyah, yaitu istighasah kubro setiap malam jum’at manis. Ini sebagaimana juga disampaikan K Subki. Ia mengatakan; “ o ya kami juga melaksanakan istighasah yang kami sebut istighasah Kubro karena melibatkan seluruh murid dan ustadz setiap Kamis sore menjelang malam Jumat Manis. Itu merupakan kegiatan yang sangat signifikan yang dapat memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap keberlanjutan lembaga ini.83 Penulis mendapatkan data dokumentasi pelaksanaan Istighasah Kubro di MD Nahdliyatul Islamiyah sebagai mana gambar berikut: Gambar 4.1 pelaksanaan istighosah kubro 83K Subki, kepala MD Nahdliyatul Islamiyah Blumbungan, wawancara 29 Mei 2021 Gambar 4.2 pelaksanaan istighosah kubro Di kedua gambar tersebut, istighosah dilaksanakan di masjid kompleks LPI Nahdliyatul Islamiyah. Murid-murid dengan khusuk mengikuti istighosah. Para ustadz dan pengasuh berada di dalam masjid serta sebagian besar peserta didik, sementara sisanya di serambi masjid.84 Selain itu ustadz Hosni salah satu pengajar di MD Nahdliyatul Islamiyah juga menyampaikan bahwa akan ada kegiatan baru untuk tetap memelihara semangat murid dalam belajar, yaitu penampilan ajang prestasi atau ekspos yang menampilkan murid-murid kelas 5 dan 6 yang sudah hatam i’lal untuk tampil di acara haflatul imtihan. Ia mengatakan: “kami punya satu rencana untuk membuat panggung tersendiri nanti di acara imtihan, yang akan diisi dengan penampilan penguasaan I’lal oleh siswa kelas 5 dan 6. Jadi di acara itu kami akan mempersilahkan pengunjung untuk menyoal siswa yang 84Dokumentasi istighosah kubro di MD Nahdlitaul Islamiyah Blumbungan 29 Mei 2021 tampil tentang penguasaan I’lal. Oleh karena itu anak-anak yang sudah kelas 5 dan kelas 6 betul-betul harus belajar giat untuk tidak mengecewakan orang tuanya nanti di acara penampilan tersebut. Ini akan dilaksanakan mulai tahun ini”85 Selain beberapa langkah revitalisasi, tersebut di atas, beberapa informan di MD Miftahul Ulum juga mengatakan bahwa dewan guru juga harus peka dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat. Demikian pula tentang perkembangan metode pembelajaran dan perangkat pembelajaran lainnya. Hal ini bisa dilihat dari hasil beberapa wawancara berikut: Ustadz Subhan, kepala Tata usaha MD Miftahul Ulum mengatakan: “menurut saya harus mengadakan pembinaan dan pelatihan menge- nai metode yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini.”86 Demikian pula ustadz Zahri, salah satu pengajar mengatakan: “antara lain yang bisa dilakukan adalah peningkatan kompetensi guru, artinya seorang guru tidak hanya dituntut sebagai transformator, melainkan juga berperan aktif menelah masalah pembelajaran yang ada.”87 Ustadz Sofwan juga memberikan usulan agar tradisi evaluasi tetap dijalankan setiap akhir tahun: “hal ini (menjaga eksistensi Madrasah Diniyah) dapat dilakukan dengan cara musyawarah dan evaluasi setiap akhirus sanah, dan 85Ust. Hosni, pengajar MD Nahdliyatul Islamiyah Blumbungan, wawancara 01 Jui 2021 86Ustadz Subhan, kepala Tata Usaha Madrasah Diniyah Miftahul Ulum, Wawan- cara , 30 Mei 2021 87Ustad Zahri, Guru Madrasah Diniyah Miftahul Ulum, Wawancara , 30 Mei 2021 tetap senantiasa memberi semangat meskipun tanpa ada bisyarah (intensif).”88 Demikian pula yang disampaikan ust. Fathorrahman, salah satu guru tentang harapan pada Madrasah Nahdliyatul Islamiyah, yakni: “semoga madrasah ini tetap berdiri tegak dan berkelanjutan sehingga madrasah ini dapat mencetak banyak generasi muda yang berakhlaqul karimah dan berpendidikan tinggi. Sebab generasi muda mempunyai peran penting dalam melanjutkan estafet perjuangan dari sesepuh yang sudah lebih dulu meninggal, khususnya dibidang keagamaan, karena itulah harapan kami ini semoga tidak hanya menjadi harapan semata melainkan menjadi kenyataan.89 Dari paparan wawancara serta memperhatikan dokumen bahwa bentuk konkret dari upaya revitalisasi kelembagaan di Madrasah Diniyah Mifathul Ulum ditempuh dengan beberapa cara, di antaranya: 1) Mempertahankan, kurikulum, mutu pembelajaran dan capaian pembelajaran; 2) Memberikan penghargaan (reward) bagi murid berprestasi melalui apresiasi di ajang lomba terbuka akhir tahun; 3) senantiasa melakukan koordinasi antar guru, baik reguler (bulanan) maupun insidentil; 4) melibatkan masyarakat dalam perencanaan kegiatan yang sifatnya terbuka; 5) senantiasa mengadakan Istighosah yang melibatkan seluruh dewan guru baik yang aktif, maupun yang berperan sebagai tim pemikir; 6) menanamkan semangat “jihad fi sabilillah” dalam bidang pendidikan. 88Ustadz Sofwan, Wakil Kepala Madrasah Diniyah Miftahul Ulum, Wawancaea 26 Mei 2021 89Ust. Fathorrahman, pengajar MD Nahdliyatul Islamiyah, wawancara 29 Mei 2021 Sedangkan bentuk konkret dari upaya revitalisasi kelembagaan di Madrasah Diniyah Nahdliyatul Islamiyah adalah: 1) pengasuh melakukan tirakat secara personal dengan berpuasa selama 41 hari setiap menjelang akhir tahun pelajaran; 2) melakukan silaturahmi secara langsung untuk keperluan pendekatan dan sosialisasi ke masyarakat secara berkala; 3) Merawat kepercayaan masyarakat melalui pelibatan masyarakat dalam musyawarah madrasah; 4) Menjaga mutu pembelajaran; 5) memberikan apresiasi keberhasilan belajar melalui imtihan besar-besaran dan karnaval; 6) memberikan panggung khusus bagi siswa berprestasi dengan penampilan prestasi masing-masing. Respon Stakeholders Dalam Menyikapi Revitalisasi Kelembagaan Di Madrasah Diniyah Miftahul Ulum Sumberjati dan Nahdliyatul Islamiyah Blumbungan Bab V RESPON STAKEHOLDERS DALAM MENYIKAPI REVITALISASI KELEMBAGAAN DI MADRASAH DINIYAH MIFTAHUL ULUM SUMBERJATI DAN NAHDLIYATUL ISLAMIYAH BLUMBUNGAN Untuk memperoleh data di fokus ini peneliti mewawancarai pimpinan yayasan, pimpinan Madrasah Diniyah, beberapa ustadz, tokoh masyarakat dan beberapa murid dari kedua madrasah Diniyah yang diteliti. Misalnya, beberapa informan dari sebagian civitas madrasah juga berhasil di wawancarai oleh peneliti mengenai kepercayaan masyarakat terhadap lembaga Madrasah Diniyah Miftahul Ulum, sebagaimana kutipan wawancara berikut. Ustadz Sofwan sebagai wakil kepala madrasah mengatakan: “cara yang kami lakukan untuk tetap menjaga kepercayaan masyarakat yaitu ustadz-ustadz yang mengajar di sini masih kokoh dan istiqomah dalam memberi pendidikan terhadap peserta didik, apalagi madrasah di sini berada di naungan Pondok Pesantren jadi masyarakat masih percaya terutama dalam segi keagamaan. Beberapa program madrasah akhir-akhir ini seperti penghargaan pada murid yang banyak hafalannya, penobatan siswa teladan, dan penambahan beberapa kitab hadist sebagai kajian utma, kami rasa 51 sangat baik. Masyarakat juga sangat mendukung dan siap dimintai bantuan kalau madrasah membutuhkan”90 Begitu juga pernyataan yang dikatakan oleh beberapa ustadz dari hasil wawancara peneliti sebagai berikut: “kalau menurut saya cukup istiqomah dalam menjalankan kebijakan dan melakukan inovasi baru dalam pembelajaran”.91 “tentu kita bersedia tetap meneruskan perjuangan ini dengan cara, di antaranya adalah kita aktif dalam kegiatan mengajar, juga jam masuk dan jam pulang harus betul-betul memperhatikan. Selanjutnya ustadz- ustadz juga ikut melakukan terobosan-terobosan yang sekiranya masyarakat bisa percaya seperti halnya kita dalam bersikap dalam masyarakat karena hal itu merupakan cerminan bagi masyarakat”92 ketika masyarakat memberi kepercayaan, maka kami ustadz tentunya menjaga dan memupuk kepercayaan itu sendiri, karena bagi kami kepercayaan masyarakat merupakan salah satu yang berharga dalam kehidupan. Oleh karena itu, sangat penting bagi kami agar dapat menjaga dan memelihara kepercayaan yang diberikan orang lain. Selain itu tentunya kami juga selalu berupaya untuk menjalin komunikasi yang baik dengan masyarakat serta konsisten dalam mengemban amanah ini.”93 Respon masyarakat terhadap Madrasah Diniyah Miftahul Ulum dari masa ke masa masih terus baik, seperti hasil wawancara di bawah ini: 90Ustadz Sofwan, Wakil Kepala Madrasah Diniyah Miftahul Ulum, Wawancara, 26 Mei 2021 91Ustadz Subhan, kepala Tata Usaha Madrasah Diniyah Miftahul Ulum, Wawan- cara 30 Mei 2021 92Ustadz Umam, Guru Madrasah Diniyah Miftahul Ulum, Wawancara, 30 Mei 2021 93Ustad Zahri, Guru Madrasah Diniyah Miftahul Ulum, Wawancara 30 Mei 2021 “alhamdulillah masyarakat selalu berpartisipasi dan mengapresiasi apa yang menjadi tanggung jawab kami”94“respon masyarakat terhadap Madrasah sampai sekarang masih tinggi”95“Tentu respon masyarakat di sekitar Madrasah tetap baik, dan juga sebagian ada yang selalu merespon negatif terhadap Madrasah ketika menemukan hal-hal yang bergejolak.”96”Alhamdulillah respon masyarakat terhadap Madrasah masih percaya terhadap pendidikan yang ada di madrasah ini, artinya sangat positif responnya.”97 Wujud respon dukungan masyarakat dapat dilihat dari jumlah peserta didik di Madrasah Diniyah Miftahul Ulum. Kepala tata usaha madrasah mengatakan: “perihal perkembangan peserta didik dalam setiap tahunnya terus ada penambahan, tahun sebelumnya berjumlah 205 sekarang ada tambahan lagi menjadi 243.”98 Hal ini senada dengan paparan informan lainnya sebagaimana hasil wawancara berikut: “perkembangan siswa madrasah ini berkisar 240 lebih pada tahun ini.”99 untuk jumlah dari tahun ke tahun di Madrasah itu memang terus ada penambahan, apalagi Madrasah Diniyah di sini berada di bawah naungan pondok sehingga cara mengakses siswa baru itu menjadi mudah”100 94Ustad Zahri, Guru Madrasah Diniyah Miftahul Ulum, Wawancara 30 Mei 2021 95Ustadz Subhan, kepala Tata Usaha Madrasah Diniyah Miftahul Ulum, Wawan- cara 30 Mei 2021 96Ustadz Umam, Guru Madrasah Diniyah Miftahul Ulum, Wawancara.30 Mei 2021. 97Ustadz Sofwan, Wakil Kepala Madrasah Diniyah Miftahul Ulum, Wawancaea, 26 Mei 2021 98Ustadz Subhan, Kepala Tata Usaha Madrasah Diniyah Miftahul Ulum, Wawan- cara , 30 Mei 2021 99Ustadz Zahri, Guru Madrasah Diniyah Miftahul Ulum, Wawancara 30 Mei 2021 100Ustadz Umam, Guru Madrasah Diniyah Miftahul Ulum, Wawancara, 30 Mei Peneliti juga melibatkan beberapa informan dari sebagian murid untuk memperkuat data penelitian ini. Berikut ini adalah kutipan hasil wawancara dengan beberapa murid: Abror mengatakan: “saya sekolah di Madrasah Diniyah atas dasar kemauan sendiri dan juga atas dorongan orang tua sehingga saya semangat untuk menuntut ilmu di Madrasah Diniyah ini. Di sini pelajaran tinggi, jadi kalau melanjutkan ke pondok lain gampang.”101 Rosyid mengatakan: “saya sekolah di Madrasah Diniyah dengan kemauan saya sendiri karena tujuan saya menuntut Ilmu di Madrasah ini ingin memperdalam ilmu agama yang belum saya ketahui.”102 “harapan saya sendiri terhadap Madrasah Diniyah ini adalah bagaimana ke depannya, Madrasah ini dapat berkembang dan sistem pendidikan yang ada di dalamnya lebih baik lagi.”103“saya ingin Madrasah Diniyah ini lebih baik lagi dan bisa menambah fasilitas bagi peserta didik.”104 Respon masyarakat di MD Nahdliyatul Islamiyah juga baik. Masyarakat menilai kalau lembaga MD Nahdliyatul Islamiyah ini mengalami perkembangan yang sangat baik, yang bisa mereka nilai yaitu kuantitas siswa dan kualitas lulusan dari lembaga ini. Seperti 2021 101Abror, Siswa kelas 2 MD Wustho Miftahul Ulum Sumber Jati, Wawancara Langsung, 05 Juli 2021. 102Rosyid, Siswa kelas 6 MD Ula Miftahul Ulum Sumber Jati, Wawancara Langsung, 07 Juli 2021. 103Rosyid, Siswa kelas 6 MD Ula Miftahul Ulum Sumber Jati, Wawancara Langsung, 07 Juli 2021. 104Abror, Siswa Miftahul Ulum Sumber Jati, Wawancara Langsung, 06 Juli 2021 contoh alumni yang melanjutkan ke MTs, MA yang mondok ke Bata- Bata, Banyuanyar, Al-Amien itu pasti rangking 1, 2, dan 3.105 Namun demikian, peneliti juga memperoleh data respon yang kurang baik. Respon ini diberikan oleh guru dan tata usaha terkait bertambahnya kenakalan remaja atau siswa/siswi di lembaga ini, yang menurut mereka (orang tua/masyarakat) hal itu merupakan dampak dari kurang efektifnya proses belajar-mengajar di lembaga ini. Salah satu penyebabnya menurut sebagian ustadz adalah kurangnya durasi waktu belajar. Ustadz Fathurrahman mengatakan: “karena waktu yang tersedia dalam proses belajar-mengajar di lembaga ini hanya 2 jam saja, dan 2 jam ini sudah kami maksimalkan dan kami gunakan sebaik-baiknya sedangkan 22 jam sisanya mereka (siswa/i) itu menghabiskan waktunya di sekolah pagi, bersama keluarganya, teman, lingkungannya, dan lain sebagainya. Bagi kami hal itu yang membuat para siswa/i itu nakal. Namun, penilaian masyarakat tidak sampai ke sana, hal itu tidak menjadi persoalan bagi kami (para pendidik) melainkan akan kami carikan solusi terbaiknya.106 Demikian pula wawancara dengan murid MD Nahdliyatul Islamiyah. Semua informan merespon baik program-program madrasah sebagai upaya tetap menjaga eksistensi kelembagaan. 105Hasil rumusan wawancara dengan K Subki, kepala MD Nahdliyatul Islamiyah Blumbungan, wawancara 29 Mei 2021 106Ust Fathurrahman, pengajar MD Nahdliyatul Islamiyah, wawancara 29 Mei 2021 Moh. Hasyim, murid kelas 5 mengatakan: “saya senang sekolah di sini karena banyak temannya. Setiap imtihan dilakukan besar-besaran. Kitab pelajaran yang sudah dipelajari kemarin dibaca lagi bersama-sama setiap memulai pelajaran. Ustadznya selalu masuk, jarang tidak masuk dan enaknya di sini masjidnya besar dan airnya banyak”107 Demikian pula wawancara dengan Aisya Izzatul Millah, murid kelas 3. Ia mengatakan: “ kalau sekolah di sini enak, hafalannya mudah. Di anat orang tua, kalau imtihanan bisa diberi uang banyak sama ibu karena acaranya besar. Kalau ketemu ustadz enak harus panggil salam.108 Demikian pula informan murid di MD Miftahul Ulum Sumberjati menyampaikan pendapat tentang pengelolaan Madrasah Diniyah, sebagaimana kutipan hasil wawancara berikut: “menurut saya pengelolaan Madrasah saat ini masih bisa dikatakan baik karena sistem yang berkembang di dalamnya masih stabil dan ada perkembangan meskipun sedikit dan harapan saya terhadap Madrasah Diniyah ini di masa yang akan datang dapat melahirkan siswa dan siswi yang lebih mumpuni lagi sehingga untuk mengakses pendidikan lanjutan itu lebih mudah. Saya rasa madrasah ini akan tetap bertahan jika para pengelola dan pendidiknya masih kompak dan bekerja keras serta sabar dalam mengemban amanah yang dimilikinya.”109 107Moh. Hasyim, murid kelas 5 MD Nahdliyatul Islamiyah, wawancara 06 Juni 2021 108Aisyah Izzatul Millah, murid kelas 3 MD Nahdliyatul Islamiyah, wawancara 13 Juni 2021 109Abror, Siswa Miftahul Ulum Sumnber Jati, Wawancara Lanngsung, 06 Juni 2021. Informan lainnya memberikan jawaban: “saya sendiri melihat mengenai pengelolaan Madrasah Diniyah di sini masih baik, karena masih banyak hal-hal yang masih berkembang di dalamnya. Saya sendiri berpandangan bahwa Madrasah Diniyah ini tetap bertahan hingga bertahun-tahun selagi para pengelolanya masih tetap semangat dalam memajukan madrasah ini.”110 Informan ini juga menyampaikan tentang yang melatarbelakangi mereka belajar di Madrasah Miftahul Ulum Sumberjati itu, sebagaimana hasil wawancara berikut: “yang melatarbelakangi saya belajar di Madrasah Diniyah di sini karena sistem Pembelajaran yang ada di sini lebih kepada kitab-kitab yang menunjang kebudidayaan dan berbau salaf. Saya menganggap bahwa madrasah ini sangar penting karena Madrasah Diniyah di sini merupakan wadah untuk tetap mengukuhkan nilai ibadah dan keimanan kami.”111 Informan lain juga menjawab: “saya belajar di Madrasah ini karena saya tertarik dengan pelajaran yang ada di dalamnya dan juga keinginan saya untuk bisa memahami kitab-kitab tanpa harkat. Bagi saya sendiri Madrasah Diniyah ini sangat penting terutama dalam hal yang menunjang ibadah kita dan juga dalam meningkatkan keimanan kita.”112 Demikian juga siswa di MD Nahdliyatul Islamiyah. Peneliti mewawancarai siswi kelas 6 yang bernama Triyulia Ulfa tentang apakah dia itu sekolah di Madrasah Diniyah Nahdhiyatul Islamiyah atas kemauan sendiri atau kemauan orang tua. 110Rosyid, Siswa Miftahul Ulum Sumber Jati, Wawancara Langsung, 06 Juni 2021. 111Rosyid, Siswa Miftahul Ulum Sumber Jati, Wawancara Langsung, 06 Juni 2021. 112Abror, Siswa Miftahul Ulum Sumber Jati, Wawancara Langsung, 06 Juni 2021 Ia mengatakan: “saya sekolah di Madrasah Diniyah Nahdhiyatul Islamiyah ini atas kemauan orang tua, karena lembaga ini merupakan lembaga tertua di kecamatan Larangan yang masih eksis sampai sekarang serta kurikulum yang dipakai di sini yaitu kurikulum standar pesantren”. Kemudian ia juga mengatakan “harapan saya terhadap Madrasah Diniyah Nahdhiyatul Islamiyah ke depannya yaitu semoga bisa mendidik saya dan juga murid yang lainnya untuk menjadi anak yang soleh dan sholehah serta berakhlaqul karimah dan tidak lupa berguna bagi masyarakat nantinya.”113 Tentang pengelolaan madrasah ini, informan juga mengatakan bagus dibandingkan madrasah lain jika dilihat dari tingkat kemampuan siswa pada pelajaran agama Islam. Oleh Karena itu informan ini menitipkan harapan, seperti dalam petikan wawancara berikut: “harapan siswa pada masa yang akan datang tentang madrasah ini, yakni semoga semakin berkembang, Guru-guru semakin sejahtera. Dan menurut siswa tersebut Insya Allah selama masih berpijak pada visi dan misi yang selama ini dikembangkan, selama itu pula hubungan masyarakat dan kepercayaan masyarakat tetap tinggi ke madrasah ini. Ini yang melatar belakangi kami belajar di Madrasah ini karena dominan pengajaran agama, tauhid, akhlak dan penggunaan gramatika Bahasa Arab yang bisa dijadikan modal untuk mengetahui tentang ilmu, bahkan kami menganggap Madrasah ini sangat penting karena tanpa pengetahuan agama, moral kepatuhan terhadap aturan agama tidak dipentingkan.”114 113Triyulia Ulfa, Siswi kelas 6 di MD. Nahdhiyatul Islamiyah, Blumbungan Pame- kasan, wawancara, 05 Juni 2021 114Triyulia Ulfa dan Najwa Yaqut Annafis, Siswi kelas 6 di MD. Nahdhiyatul Islami- yah, Blumbungan Pamekasan, wawancara 29 Mei 2021 Dari paparan data di atas, peneliti merumuskan temuan bahwa respon para pengelola, murid dan pimpinan (stakeholders) madrasah terhadap upaya revitalisasi kelembagaan Madrasah Diniyah Miftahul Ulum dan Nahdliyatul Islamiyah, dapat digambarkan sebagai berikut: “SeluruhinformandiMadrasahDiniyahMiftahulUlummerasasenang dengan revitalisasi kelembagaan tersebut. Para ustadz mendukung penuh kebijakan pimpinan untuk tetap mempertahankan mutu dan menjaga kepercayaan masyarakat, demikian pula murid mengaku senang dengan adanya kegiatan-kegiatan seperti musabaqoh (lomba) kitab-kitab dan pendalaman materi keagamaan yang digelar setiap akhir tahun.” Sedangkan di Madrasah Diniyah Nahdliyatul Islamiyah respon pengelola dirumuskan sebagai berikut: “Para ustadz konsisten mendukung semua program madrasah, para ustadz merasakan adanya imbas kenakalan peserta didik dengan semakin banyaknya jumlah murid dari tahun ke tahu, murid-murid menyambut baik dengan program-program madrasah dengan alasan ingin menjadi orang soleh.” Tantangan Revitalisasi Kelembagaan dan Solusinya Bab VI TANTANGAN REVITALISASI KELEMBAGAAN DAN SOLUSINYA Tantangan utama dari revitalisasi kelembagaan Madrasah Diniyah di MD Miftahul Ulum Sumberjati adalah kemampuan dasar keagamaan murid baru yang masuk sebagai pindahan. Murid MD Miftahul Ulum terdiri atas murid asli Bungbaruh dan murid yang sekaligus santri PP Miftahul Ulum yang berasal dari luar desa Bungbaruh. Murid yang dari luar memiliki kemampuan dasar keagamaan yang relatif bervariasi. Ini menyulitkan pengelola untuk membuat terobosan dengan standar yang sama. Beberapa informan dari ustadz memberi pernyataan sebagaimana kutipan wawancara berikut: “tentu, semua siswa dan siswi memiliki kemampuan berbeda, tetapi kami akan terus memberikan yang terbaik, menjaga dengan sepenuh hati dan penuh komitmen. Kalau murid yang berasal dari luar Bungbaruh kemampuannya tidak sama. Mereka ke sini setelah tamat SD, ada yang tamat SMP. Sedangkan di Diniyah tidak melihat ijazah yang di bawa, melainkan hasil tes masuk. Jadi kadang di pagi mereka berteman dengan si A, si B, tapi di Diniyah masuk di kelas- 63 kelas awal berteman dengan anak kecil, murid asli desa sini. Mereka merasa minder dan kadang membuat malas belajar ”115 Data ini, peneliti kroscek dengan informan murid. Peneliti mewawancarai Suryadi, murid kelas 3 Ula asal Bangkalan. Ia merasa tidak betah karena di Madrasah Diniyah lulus tes masuk kelas 3 Ula, sementara di sekolah pagi (formal) ia masuk di kelas VII MTs. Di Madrasah Diniyah ia satu kelas dengan anak-anak yang usianya rata- rata 10 tahun yakni kelas 4 SD. Ia mengatakan: “seandainya saya tidak takut kiai dan pengurus, saya berhenti sekolah madrasah. Saya malu kalau tidak hafal. Hafalannya sulit bagi saya. Teman-teman saya keci-kecil tapi pintar. Mereka hafal semua. Tapi di kelas saya ada juga murid dari Bondowoso yang juga besar dan sering berdiri (tidak hafal dihukum dengan berdiri di depan kelas). Saya sebenarnya ingin mengikuti lomba-lomba imtihan. Mudah-mudahan tahun ini saya bisa ikut, agar ibu saya senang.”116 Begitu juga dalam perjalanannya para dewan guru juga mengalami tantangan berbeda dalam mendidik peserta didik, sebagaimana kutipan beberapa wawancara berikut: “kami harus tetap tegak teguh di tengah derasnya dekadensi moral yang terjadi di zaman yang penuh fitnah ini. dan juga harus menjadi jawaban untuk menghadapi berbagai problematika yang ada.”117 Informan lain menjawab: “rendahnya semangat siswa menyebabkan siswa sering tidak masuk sekolah yang didasari dengan minat yang kurang terhadap pelajarannya.”118 115Ustad Zahri, Guru Madrasah Diniyah Miftahul Ulum, Wawancara 30 Mei 2021 116Suryadi, murid kelas 3 MD Ula Miftahul Ulum, wawancara 06 Juni 2021 117Ustad Zahri, Guru Madrasah Diniyah Miftahul Ulum, Wawancara , 30 Mei 2021. 118Ustadz Subhan, kepala Tata Usaha Madrasah Diniyah Miftahul Ulum, Wawan- Selanjutnya, “tantangan yang saya rasakan adalah kurangnya pengayoman pihak pondok terhadap peserta didik yang berstatus santri, karena mayoritas yang sering tidak masuk adalah peserta didik yang berstatus santri.”119 Begitu juga jawaban lain: “saya sendiri merasa berat, karena murid pada masa sekarang banyak yang kurang minat terhadap pembelajaran di Madrasah Diniyah dibandingkan dengan murid terdahulu itu jauh, namun sistem pembelajaran tetap stabil meskipun keadaan seperti ini.”120 Kendala lain yang peneliti temukan adalah waktu belajar. Sebagian informan mengatakan bahwa jam belajar di MD Miftahul Ulum terasa berat sekali Karen dimulai pada jam 14-00 WIB, di mana sebagian besar murid baru pulang dari sekolah pagi (formal). Sebenarnya tantangan jam pelajaran ini juga dirasakan oleh dewan guru, meskipun mereka menganggap ini adalah konsekuensi “perjuangan”. Berikut ini adalah beberapa petikan wawancara dengan informan guru dan murid. “kami tetap harus semangat meskipun mengajar di siang hari yang sangat panas. Kalau kami sebagai guru masih sanggup, tapi yang lemah justru muridnya. Terutama yang dari pondok. Mereka kan baru pulang sekolah pagi, masih harus mandi sambil antri, shalat berjemaah Dhuhur, makan, menghafal dan siap-siap ke madrasah. Kadang sampai madrasah mereka mengantuk, terutama yang tidak cara 30 Mei 2021 119Ustadz Umam, Guru Madrasah Diniyah Miftahul Ulum, Wawancara , 30 Mei 2021 120Ustadz Sofwan, Wakil Kepala Madrasah Diniyah Miftahul Ulum, Wawancara, 26 Mei 2021 begitu paham pelajarannya. Kalau yang dari kampung, mereka tidak perlu antri mandi, makan sudah disiapkan, dan diawasi terus sama orang tuanya.121 Informan selanjutnya menjawab: “capek sekali rasanya pak. Setelah sekolah pagi, harus sekolah lagi diniyah. Tapi kami paksakan. Nanti di madrasah masih harus menghafal sambil berdiri. Saya kadang tidur di kelas, tapi ustadz sering membangunkan dan suruh ambil wudhu’122 Beberapa solusi telah ditempuh madrasah dalam menyelesaikan beberapa tantangan tersebut. Di antaranya melalui intensifikasi kajian pelajaran melalui penjadwalan kegiatan pondok. Ustadz berkoordinasi dengan pengurus pondok untuk membuatkan jadwal musyawarah dan mutolaah untuk memberikan kesempatan pada santri memperdalam pelajaran Diniyah dengan berdiskusi di bawah bimbingan ketua kamar dan tingkatnya. Kegiatan ini berjalan setiap malam setelah jadwal rutin mengaji kitab. Santri terlihat berkelompok sesuai tingkatan kelas Madrasah Diniyahnya. Mereka dibimbing satu orang yang dipandang paling menguasai untuk mengulang penjelasan ustadz di kelas.123 Selain itu dari pengamatan peneliti, tantangan lainnya adalah rendahnya honor mengajar dewan guru. Peneliti mengamati, besaran honorarium ustadz di MD Miftahul Ulum tertinggi adalah Rp.150.000 dan terendah adalah Rp.60.000 untuk 1 bulan.124 Memang tidak ada ustadz yang masuk setiap hari, mereka dijadwal antara 2 sampai 4 hari 121Ustadz Sofwan, Wakil Kepala Madrasah Diniyah Miftahul Ulum, Wawancara 13 Mei 2021 122Abrori, murid kelas 2 MD Wusto, wawancara 05 Juni 2021 123Observasi jam belajar (musyawara) di sanri PP Miftahul pada tanggal 26 Mei 2021 pukul 20:30 WIB 124Dokumen daftar honor dewan guru MD Miftahul Ulum Sumberjati. per minggu. Ini juga dibenarkan oleh setiap informan guru yang peneliti wawancarai. Solusi tentang rendahnya honor bulanan ini, peneliti melihat ada kegiatan arisan dan simpanan hari raya yang dilaksanakan setiap malam Jum’at Manis bersama istighosah. Dalam acara tersebut kiai memberikan arahan-arahan dan motivasi untuk terus bersemangat mengabdi dengan memaknai pengorbanan ini sebagai “perjuangan fi sabilillah’. Peneliti melihat tidak satu pun ustadz yang menyoal kecilnya honor mengajar, meskipun kiai menyinggung hal tersebut sebagai wujud pengorbanan. Para ustadz menyadari kekurangan dana madrasah. Sebaliknya mereka terlihat masih bersemangat. Arisan juga terlihat mengikuti dengan jumlah relatif besar. Demikian pula simpanan hari raya mereka menyimpan dengan harapan bisa melaksanakan hari raya dengan meriah.125 Menurut informan dari ustadz, kegiatan istighosah juga berdampak pada peningkatan soliditas dewan guru. Ini sangat penting untuk saling menguatkan satu dengan yang lain. Misalnya ketika ada salah satu ustadz berhalangan mengajar, maka guru piket atau guru yang lain siap menggantikan, agar pembelajaran terus berjalan dan murid menjadi tetap percaya dengan kedisiplinan madrasah. Sebagaimana hasil wawancara berikut: “tentunya hal tersebut (solidaritas) bisa dicapai dengan pertemuan rutin setiap bulan dan pembinaan, apalagi di madrasah ini sudah ada acara rutinitas istighosah bersama para dewan guru setiap malam jum’at manis.”126 125Observasi pelaksanaan istighosah, arisan dan simpanan hari raya di MD Mifta- hul Ulum tanggal 16 September 2021 di rumah ust Mohammad Taufiq 126Ustadz Subhan, kepala Tata Usaha Madrasah Diniyah Miftahul Ulum, Wawan- cara 30 Mei 2021 Begitu juga jawaban lain: “menurut saya bisa dengan cara saling komunikasi bersama serta berpartisipasi aktif demi terwujudnya cita-cita Madrasah.”127 Selanjutnya: “untuk menjaga kebersamaan tersebut saya sendiri sebagai Wakil Kepala Madrasah mengadakan pertemuan antar guru dalam setiap bulannya.”128 Selanjutnya: “Dalam menjawab tantangan kepercayaan masyarakat ada sebuah usaha yang harus dilakukan yaitu dengan penjaminan mutu, disiplin, dan juga mutu pembelajaran.”129 Selanjutnya sekretaris yayasan ini juga mengatakan; “tantangan utama dalam membina Madrasah Diniyah tersebut adalah sumber daya manusianya, jadi sumber daya murid yang begitu terbatas sehingga kesulitan dalam mencarinya, kemudian ustadz karena ustadz yang di rekrut juga mengambil yang ada saja, artinya mengambil dari lembaga ini sendiri dan hal ini merupakan suatu hal yang kurang mendukung terhadap peningkatan kualitas. Solusinya ya, harus rela capek, mengikuti bimbingan dan terus belajar. Tidak boleh merasa sudah pintar. Kiai saja masih terus belajar. Kalau yang kebetulan juga menjadi guru di sekolah formal, menurut saya metode mengajarnya juga tidak apa-apa menerapkan 127Ustad Zahri, Guru Madrasah Diniyah Miftahul Ulum, Wawancara , 30 Mei 2021. 128Ustadz Sofwan, Wakil Kepala Madrasah Diniyah Miftahul Ulum, Wawancara, 26 Mei 2021 129K. Mohammad Toyyib, Sekretaris Yayasan Miftahul Ulum, Wawancara, 22 Mei 2021 metode pembelajaran modern. Yang penting kurikulum dan capaian pembelajarannya jangan diubah.130 Sementara di MD Nahdliyatul Islamiyah ditemukan data tantangan utama madrasah adalah menyamakan komitmen setelah pergantian pimpinan (pengasuh) hal ini disampaikan oleh ketua yayasan Al-Ghazali, K Qusyairi dalam wawancara berikut: “Untuk saat ini karena lembaga ini berada pada masa transisi atau pergantiankepemimpinanyangdulunyadipimpinolehAlmarhumKiai Haji Munir, jadi untuk saat ini pembinaan terhadap ustadz agar bisa mengikuti perkembangan kebutuhan masyarakat dapat dikatakan masih kurang. Kalau sebelumnya yang kami lakukan yaitu semacam pertemuan bulanan yang dipimpin langsung oleh pemimpin yang sebelumnya (Kiyai Haji Munir). Dalam pertemuan bulanan ini kami melakukan musyawarah sekaligus melakukan perbaikan-perbaikan, perubahan, peningkatan terhadap proses belajar-mengajar di lembaga ini. Namun demikian, secara umum grafik pasang surut setiap tahunnya tidak ada penurunan dalam jumlah siswa melainkan sering ada pertambahan walau pertambahannya tidak banyak. Tantangan dari lembaga secara umum tidak ada, namun ketika berbicara tentang finansial maka MD (Madrasah Diniyah) ini kurang diperhatikan oleh pemerintah. Dan seiring berkembangnya zaman madrasah ini banyak yang mendukung. Seperti ketika madrasah ini kekurangan dana, saya berusaha menutupi kekurangan dana tersebut dengan cara menyisihkan hasil jualan usaha rumah makan untuk kebutuhan madrasah ini.131 130K. Mohammad Toyyib, Sekretaris Yayasan Miftahul Ulum, Wawancara 22 Mei 2021 131K Qusyairi, ketua Yayasan Al-Ghazali, wawancara 29 Mei 2021 Selanjutnya gambaran tentang tantangan apa yang di alami Madra- sah Nahdliyatul Islamiyah sebagai referensi dalam mempertahankan eksistensi madrasah, bisa dilihat dari beberapa hasil wawancara berikut: K. Subki, sebagai kepala madrasah mengatakan: “Untuk mengatasi hal-hal semacam itu, maka dibutuhkan soliditas antar pendidik yaitu dengan pertemuan di dalam satu bulan. Pertemuan itu dalam rangka meningkatkan, menjaga dan merawat solidaritas antar pendidik. Salah satu contohnya yaitu ketika ada salah satu guru yang tidak hadir (berhalangan masuk) maka solidaritas kita, kita tunjukkan melalui kita harus siap mengganti salah satu pendidik yang tidak masuk.132 Selanjutnya, Ahmad Badri salah satu guru sekaligus Bendahara Madrasah Nahdliyatul Islamiyah ketika diwawancarai terkait tentang tantangan yang dialami Madrasah Nahdliyatul Islamiyah beliau mengatakan: “Di setiap madrasah tentunya akan berjumpa dengan berbagai macam tantangan dalam mengelola serta membina suatu madrasah. Tantangan-tantangan tersebut apabila dapat dilalui oleh suatu madrasah maka hal itu dapat membuat suatu madrasah tersebut semakin berkembang. Tantangan utama dalam membina Madrasah Diniyah ini yaitu bagaimana cara menumbuhkan rasa peduli dan percaya masyarakat terhadap lembaga ini. Tantangan ini merupakan salah satu tantangan yang harus dilewati dengan penuh ketekunan serta kesabaran karena menumbuhkan rasa peduli dan percaya masyarakat terhadap lembaga ini termasuk hal yang tidak 132K. Mohammad Subki, Kepala Sekolah di MD. Nahdhiyatul Islamiyah, Blumbun- gan Pamekasan, wawancara 29 Mei 2021 segampang membolak-balikkan tangan melainkan itu tidak mudah untuk dilakukan, dan setelah hal itu bisa dilalui ada hal yang lebih sulit lagi yaitu mempertahankan kepercayaan masyarakat terhadap madrasah ini. Adapun cara di dalam menghadapi tantangan ini yaitu dengan cara memperkuat tali silaturahmi antara guru dan murid, antara guru dan wali murid dan antara guru dan masyarakat setempat.”133 Dari paparan di atas peneliti merumuskan tantangan revitalisasi kelembagaan yang dilakukan Madrasah Diniyah Miftahul Ulum Sumberjati dan Nahdliyatul Islamiyah Blumbungan dan beberapa solusinya adalah sebagai berikut: Di Madrasah Diniyah Miftahul Ulum Sumberjati tantangannya adalah; Row input (murid baru) memiliki bekal kemampuan awal yang sangat variatif, sehingga memerlukan pendekatan variatif juga; semangat dan minat sebagian siswa terhadap kajian keilmuan agama rendah; lemahnya kontrol pengurus pondok, ini dibuktikan dengan data murid yang sering tidak masuk adalah unsur murid dari santri; jam belajar yang dilaksanakan di siang hari menyebabkan tenaga ustadz dan murid sudah lemah karena sudah capek belajar sepanjang pagi; sumber daya ustadz sebagai pengajar merupakan alumni internal yang memerlukan peningkatan kompetensi di bidang pedagogi. Sedangkan Solusi yang diambil oleh pengelola adalah sebagai berikut: melakukan koordinasi dengan pengasuh dan pengurus pondok tentang tambahan kegiatan jam belajar/musyawarah untuk memberikan pengayaan dan pendalaman materi bagi murid 133Ahmad Badri, bendahara Madrasah Diniyah Nahdhiyatul Islamiyah, Blumbun- gan Pamekasan, wawancara 23 Mei 2021 yang berasal dari santri; para ustadz melakukan arisan bulanan untuk mempererat koordinasi dan meneguhkan emosional; para ustadz juga melakukan simpanan hari raya untuk menambah kesejahteraan; meneguhkan komitmen dan soliditas tim; pimpinan madrasah memotivasi ustadz agar jangan capek ikut kursus dan terus belajar untuk menambah kompetensi yang dimiliki. Di Madrasah Diniyah Nahdliyatul Islamiyah Blumbungan tantangan revitalisasi yang dihadapi adalah: adanya Peralihan kepemimpinan pusat yang memerlukan pemimpin baru beradaptasi dan butuh waktu untuk menanamkan kepercayaan masyarakat; belum memadainya dukungan pendanaan dari pemerintah sehingga memerlukan terobosan baru dalam pembiayaan madrasah; perlu pendekatan khusus untuk menumbuhkan dan merawat kepedulian masyarakat di tengah masyarakat Blumbungan yang sebagian besar sudah masuk masyarakat pinggiran kota; perlu banyak waktu untuk tetap merawat kepercayaan masyarakat. Sedangkan Solusi yang ditempuh adalah: menjaga kekompakan tim pendidik dengan rapat rutin; meneguhkan solidaritas antar sesama ustadz untuk saling mengisi jam dan kelas yang kosong; memperkuat silaturahmi antar warga madrasah dengan masyarakat. Bentuk Revitalisasi Bab VII BENTUK REVITALISASI A. Bentuk revitalisasi kelembagaan yang dilakukan Madrasah Diniyah Miftahul Ulum Sumberjati dan Nahdliyatul Islamiyah Blumbungan Dari data wawancara serta memperhatikan dokumen yang ditemukan, penulis menemukan bahwa bentuk konkret dari upaya revitalisasi kelembagaan di Madrasah Diniyah Mifathul Ulum ditempuh dengan beberapa cara, di antaranya ditempuh melalui beberapa cara sebagai berikut: 1. Mempertahankan kurikulum, mutu pembelajaran dan capaian pembelajaran. Ungkapan salah satu informan menunjukkan bahwa lembaga Madrasah Diniyah Miftahul Ulum mempertahankan eksistensinya dengan cara tetap mempertahankan kurikulum tradisional (salaf) namun dengan pendekatan pembelajaran yang dikembangkan dengan beberapa inovasi untuk tetap menjamin mutu dan kecapaian tujuan pendidikan yang sudah ada. Lembaga ini berusaha untuk selalu memberikan inovasi (penemuan baru) tentang pelaksanaan pendidikan di madrasah. sehingga madrasah ini bisa dikatakan sebagai madrasah up to date (madrasah yang mengikuti perkembangan zaman) 75 dalam pembelajaran.134 Informan juga menyampaikan bahwa Kurikulumnya tetap bertahan salaf, materi yang diajarkan adalah kitab-kitab, metodenya juga tetap seperti sedia kala yakni sistem manajemen pesantren, tidak mengikuti kurikulum pemerintah. Sebagai sub sistem pendidikan pesantren, Madrasah Diniyah memiliki karakter pembelajaran berbasis keagamaan dengan pola pembelajaran salaf. Pembelajaran salaf yakni menjadikan kitab kuning sebagai bahan utama kajiannya. Namun demikian pola pembelajaran tetap harus disesuaikan dengan perkembangan zaman, sehingga materi yang diajarkan berupa kajian hukum klasik namun tetap sinergi dengan peristiwa saat ini. Ini yang memberikan kontribusi eksistensi kajian kitab di masa modern seperti saat ini.135 Sudah semestinya Kurikulum madrasah diniyah berbasis keilmuan Islam klasik,136 Madrasah Diniyah sebagai sub sistem pesantren memiliki ciri khas kajian keilmuan klasik. Kajian ini menempatkan kitab kuning sebagai kurikulum utama. Seluruh cakupan kitab klasik menjadi kajian Madrasah Diniyah seperti disiplin fiqih, tasawuf, aqidah, ilmu nahw, shoraf, sejarah, syair, dengan berbagai tingkatannya akan dirumuskan menjadi kurikulum yang sistematis dan berjenjang.137Jenjang Madrasah Diniyah yang terdiri atas Ula, Wustha dan Ulya memberikan 134K. Mohammad Toyyib, Sekretaris Yayasan Miftahul Ulum Sumber Jati, Wawan- cara, 22 Mei 2021 135Thoha, “ORIENTASI SANTRI DALAM MENEMPUH PENDIDIKAN PESANTREN DI PAMEKASAN,” 82. 136Thoha, “Eksistensi Kitab Kuning Di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (Stu- di Analisis Tentang Penggunaan Kitab Kuning Sebagai Referensi Kajian Keislaman Di STAIN Pamekasan Dan STAI Al-Khairat Pamekasan),” 56. 137Thoha, 56. kesempatan bagi peserta didik untuk mendalami keilmuan agama sesuai dengan jenjang kemampuannya. 2. Memberikan penghargaan (reward) bagi murid berprestasi melalui apresiasi di ajang lomba terbuka akhir tahun. Meskipun kurikulum tidak dilakukan perubahan dari kurikulum salaf, namun pendekatan pembelajaran dikembang- kan dengan model pemberian reward. Ditemukan beberapa tambahan cara untuk meningkatkan semangat murid, seperti pemberian hadiah berupa uang bagi murid yang hafal Al-fiyah, imriti, kitab hadist Arba’in Al-Nawawi, bahkan ada hadiah dari banyak orang bagi murid yang jumlah hafalan kitabnya paling banyak. Biasanya diberikan di malam imtihan.138 Informan lain mengatakan dengan pemberian hadiah berupa uang hasil perubahan dari imtihan-imtihan sebelumnya, maka murid-murid semakin semangat untuk menghafal kitab-kitab pelajarannya. Dari awal tahun mereka sudah mencicil hafalannya. Sehingga menurut informan ada murid yang bertekad menghafal lebih dari 5 kitab dalam satu tahun139 Pembaharuan model pengelolaan (manajemen) mutlak dibutuhkan agar Madrasah Diniyah tetap dipandang sebagai solusi terpenuhinya kebutuhan pendidikan agama, karakter dan budi pekerti masyarakat. Dinamika kebutuhan masyarakat sudah bergeser dari sekedar mengejar kebutuhan ekonomi dan kesejahteraan duniawi, menuju kepuasan batin dan perilaku agamis. Oleh karena itu madrasah diniyah harus menjemput 138K. Mohammad Toyyib, Sekretaris Yayasan Miftahul Ulum, Wawancara Landsung, 22 Mei 2021 139Ust. Abd, Rasyid, ustad MD Miftahul Ulum Sumberjati, wawancara 26 Mei 2021. kebutuhan masyarakat ini dengan pola reformulasi manajemen, baik pembelajaran, perangkat pembelajaran, materi, model pendekatan, sarana, maupun manajemen tata kelolanya.140 3. Senantiasa melakukan koordinasi antar guru, baik reguler (bulanan) maupun insidentil. Koordinasi reguler misalnya dilaksanakan dengan format istighosah bersama. acara istighosah diikuti seluruh ustadz sejumlah 46 sesuai daftar peserta. Jumlah ini meliputi seluruh ustadz madrasah diniyah, baik yang aktif mengajar, maupun yang diberi tugas menjadi tim pemikir. Acara dimulai langsung setelah berjemaah shalat isya’. Teknis pelaksanaannya bergilir 140Nizah, “DINAMIKA MADRASAH DINIYAH,” 190.”abstract”:”Kajian ini bertu- juan untuk mengeksplorasi madrasah diniyah dari tinjauan historis. penelitian ini adalah dengan pendekatan kepustakaan. Madrasah Diniyah memberikan kesadaran untuk Masyarakat Islam tentang keberadaan Pendidikan Agama. Dalam perkemban- gannya, telah menyebabkan pembaharuan Pendidikan Islam. Pada Madrasah tahap berikutnya diniyah masih telah menerima pengakuan dari pemerintah sebagai ba- gian dari sistem pendidikan nasional di Indonesia. Ini juga memiliki tingkat pendi- dikan seperti pendidikan dasar yang disebut madrasah diniyah ula atau awaliyah, sekunder pendidikan disebut diniyah wustho dan ulya terdiri dari tiga tingkat, yang setara dengan tingkat MTs dan MA. Madrasah diniyah adalah karakteristik pendi- dikan Islam yang memiliki dinamika yang signifikan sejak awal keberadaannya.Kata kunci: madrasah, sejarah, pengembangan THE DYNAMICS OF MADRASAH DINIYAH: A HISTORICAL REVIEW. Madrasah Diniyah provides awareness to Islamic Society on the existence of Religious Education. In its development, it has led to the renewal of Islamic Education. At a later stage Madrasah diniyah has still been receiving recog- nition from the government as part of the national education system in Indonesia. It also has education levels such as primary education called madrassas Diniyah ula or awaliyah, secondary education called diniyah wustho and Ulya consist of three levels, which are equivalent to the level of MTs and MA. The Madrasah diniyah is the characteristic of Islamic education which has significant dynamics since the be- ginning of its existence.Keywords: madrasah, history, development”,”URL”:”http:// journal.stainkudus.ac.id/index.php/Edukasia/article/view/810”,”DOI”:”10.21043/ edukasia.v11i1.810”,”ISSN”:”2502-3039”,”title-short”:”DINAMIKA MADRASAH DINIYAH”,”Begin Match to source 12 in source list: https://philarchive.org/archive/DAVEAT-17language”:”en”,”authorEnd Match”:[{“family”:”Nizah”,”Begin Match to source 12 in source list: https://philarchive.org/archive/DAVEAT-17givenEnd Match”:”Nuriyatun”}],”is- sued”:{“date-parts”:[[“2016”,Begin Match to source 12 in source list: https://philarchive.org/archive/DAVEAT-173End Match,27]]},”Begin Match to source 12 in source list: https://philarchive.org/archive/DAVEAT-17accessedEnd Match”:{“date-parts”:[[“2019”,Begin Match to source 9 in source list: https://mjps.ssmu.ca/wp-content/uploads/2021/04/MJPS_Volume-XI-Pills-and-Bills-The-Feasibility-of-Pharmacare-Within-Canadian-Federalism.-Victoria-Flaherty.pdf11End Match,6]]}},”Begin Match to source 9 in source list: https://mjps.ssmu.ca/wp-content/uploads/2021/04/MJPS_Volume-XI-Pills-and-Bills-The-Feasibility-of-Pharmacare-Within-Canadian-Federalism.-Victoria-Flaherty.pdflo- catorEnd Match”:”190”}],”Begin Match to source 9 in source list: https://mjps.ssmu.ca/wp-content/uploads/2021/04/MJPS_Volume-XI-Pills-and-Bills-The-Feasibility-of-Pharmacare-Within-Canadian-Federalism.-Victoria-Flaherty.pdfschema”:”https://github.com/citation-style-language/schema/raw/ master/csl-citation.jsonEnd Match”} dari rumah satu ustadz ke rumah yang lain setiap malam Jumat Manis. Pada kegiatan awal pimpinan istighasah memimpin sejumlah wiridan shalawat sekitar 1 jam penuh (60 menit). Setelah itu pimpinan madrasah memberikan informasi yang terkait dengan perkembangan, atau permasalahan madrasah. Semua ustadz secara demokratis memberikan pertanyaan, saran dan ide pemecahannya. Selanjutnya acara diisi arisan dan ramah tamah. Dengan demikian tampak seluruh ustadz, guyub, solid dan merasa termotivasi.”141 Koordinasi adalah wujud penyamaan visi dan misi lembaga dan organisasi. Dengan melakukan koordinasi, permasalahan akan di identifikasi untuk dicarikan solusinya, demikian pula koordinasikan memberikan wahana menguatkan motivasi bagi seluruh anggota organisasi untuk menunjukkan kinerja terbaiknya. Koordinasi ini juga akan mengevaluasi sejauh mana program telah terlaksana. Di lembaga pendidikan, koordinasi juga dimaksudkan untuk memetakan potensi sumber daya yang belum maksimal untuk diberdayakan.142 141Observasi pada Malam Jumat Manis tanggal 16 September 2021 di rumah Ust. Taufik salah satu ust di MD Miftahul Ulum 142Thoha, “Manajemen Peningkatan Mutu Ketenagaan Dan Sumber Daya Manu- sia (SDM) Di Madrasah Aliyah Negeri Pamekasan,” 178.Begin Match to source 4 in source list: Thoha, Mohammad. the achievement of a school/ madrasa is also determined by the manager. If the manager is highly qualified, then the institution will consequently enhance its performance, and vice versa. ThisEnd Match arti- cle Begin Match to source 4 in source list: Thoha, Mohammad. describes the management of human resource quality development in MANEnd Match Pa- mekasan. Begin Match to source 4 in source list: Thoha, Mohammad. It focuses on planning, staffing, coaching, staff promotion, mutation, and dismissal as well as evaluation and compensation. By means of observationEnd Match, inter- views, Begin Match to source 4 in source list: Thoha, Mohammad. and documentation, it is found that MAN Pamekasan manages staff and other human resources satisfactorily; at least it has achieved the standard stipulated by the governmentEnd Match.”,”container-title”:”MANAGERIA: Jurnal Manajemen Pendidikan Is- lam”,”DOI”:”10.14421/manageria.2017.21-09”,”ISSN”:”2503-4383”,”issue”:”1”,”lan- guage”:”en”,”note”:”number: 1”,”page”:”169-182”,”source”:”202.0.92.5”,”title”:”Ma- najemen Begin Match to source 4 in source list: Thoha, Mohammad. Peningkatan Mutu Ketenagaan dan Sumber Daya Manusia (SDMEnd Match 4. Melibatkan masyarakat dalam perencanaan kegiatan yang sifatnya terbuka. Menurut informan dari unsur ustadz yang juga merangkap kepala dusun, kiai selaku pemegangan kebijakan utama pengelolaan madrasah, selalu mengajak masyarakat, terutama tokoh masyarakat dalam memikirkan perkembangan madrasah dan menyelesaikan masalah kalau ada. Misalnya ketika ada rencana imtihan, pasti bermusyawarah. Musyawarah tidak langsung memutuskan, tetapi rencana disampaikan dulu dan para ustadz disuruh mendengarkan pendapat-pendapat masyarakat dan akan dibahas pada rapat berikutnya. Termasuk besaran uang SPP, uang imtihan dan sebagainya. Jadi masyarakat merasa ikut memiliki terhadap madrasah”143 Masyarakat menjadi instrumen tak terpisahkan dengan per- kembangan madrasah. Oleh karena itu tumbuh berkembangnya madrasah senantiasa bersama dengan masyarakat. Kebutuhan masyarakat harus terekam dalam pengembangan madrasah. Alumni madrasah yang dipandang berhasil adalah alumni yang mampu beradaptasi dan ikut andil dalam kemajuan masyarakat. Apa bila masyarakat dilibatkan dengan baik dalam setiap pengambilan kebijakan madrasah, maka masyarakat akan membantu madrasah secara totalitas dan tanpa pamrih. Sebaliknya jika madrasah menutup diri dari masyarakat, maka masyarakat akan menjadi acuh dan abai terhadap keberadaan madrasah tersebut.144 143Ust. Junaidi, salah satu ustad yang juga kepala dusun Sumberjati, wawancara 22 Mei 2021 144Thoha and Jannah, “PUBLIC RELATION DAN PEMBANGUNAN CITRA AGAMIS (Studi Implementasi Manajemen Hubungan Masyarakat Sebagai Upaya Membangun Citra Religius di SMPN 1 Pamekasan),” 38. 5. Senantiasa mengadakan Istighosah yang melibatkan seluruh dewan guru baik yang aktif, maupun yang berperan sebagai tim pemikir. Cara lain yang ditempuh MD Miftahul Ulum Sumberjati untuk mempertahankan semangat ustadz adalah melalui koordinasi bulanan yang di kemas dengan istighosah bersama setiap malam Jum’at Manis (legi). Peneliti melihat pelaksanaan istighasah berjalan dengan baik. acara istighosah diikuti seluruh ustadz sejumlah 46 sesuai daftar peserta. Jumlah ini meliputi seluruh ustadz Madrasah Diniyah, baik yang aktif mengajar, maupun yang diberi tugas menjadi tim pemikir. Acara dimulai langsung setelah berjemaah shalat isya’. Teknis pelaksanaannya bergilir dari rumah satu ustadz ke rumah yang lain setiap malam Jumat Manis. Pada kegiatan awal pimpinan istighasah memimpin sejumlah wiridan shalawat sekitar 1 jam penuh (60 menit). Setelah itu pimpinan madrasah memberikan informasi yang terkait dengan perkembangan, atau permasalahan madrasah. Semua ustadz secara demokratis memberikan pertanyaan, saran dan ide pemecahannya. Selanjutnya acara diisi arisan dan ramah tamah. Dengan demikian tampak seluruh ustadz, guyub, solid dan merasa termotivasi.”145 Istighosah ini dilakukan untuk terus menjaga komitmen dalam penyatuan visi dan tujuan dengan seluruh pendidik, sekretaris yayasan menyampaikan bahwa pimpinan yayasan selalu melakukan musyawarah dan rapat dengan seluruh ustadz untuk menentukan program pelaksanaan pembelajaran sehingga visi dan tujuan yang sudah ditetapkan di lembaga ini 145Observasi pada Malam Jumat Manis tanggal 16 September 2021 di rumah Ust. Taufik salah satu ust di MD Miftahul Ulum. dapat berjalan dengan mudah sesuai dengan harapan. Dan juga selaku pendidik harus selalu berusaha untuk menampung segala keluh kesah masyarakat terhadap lembaga ini dan mencarikan solusi sehingga hal ini dapat menjaga kepercayaan masyarakat terhadap lembaga ini”146. Istighosah dan bentuk lain dari hubungan manusia sebagai hamba dengan Tuhannya sebagai pemegang kuasa, menjadi ciri khas lembaga pendidikan pesantren dan madrasah. Kegiatan ini tidak semata dimaknai sebagai ritual, melainkan juga memberikan kekuatan energi dan motivasi agar senantiasa mengakui kelemahan diri dan senantiasa memohon petunjuk dan kekuatan kepada Tuhannya dalam melaksanakan seluruh kegiatan. Komunitas pesantren meyakini bahwa manusia sebatas pelaksana dari kehendak Allah SWT yang maha mengatur segalanya.147 6. Menanamkan semangat “jihad fi sabilillah” dalam bidang pendidikan. Selain bentuk revitalisasi di atas, peneliti menemukan cara lain yang dilakukan Madrasah Diniyah Miftahul Ulum Sumberjati. Cara itu upaya madrasah untuk meyakinkan masyarakat dan harapan masyarakat bahwa madrasah ini akan terus berdiri, sepanjang masa untuk tetap menjaga kelangsungan ajaran Islam. Motivasi “jihad” dalam menjalankan agama Allah menjadi upaya membangkitkan semangat guru dan murid. Dengan demikian seluruh pihak masih memiliki harapan 146K. Mohammad Thoyyib, Sekretaris Yayasan Miftahul Ulum Sumber Jati, Waw- ancara. 22 Mei 2021 147Thoha, “ORIENTASI SANTRI DALAM MENEMPUH PENDIDIKAN PESANTREN DI PAMEKASAN,” 35. yang tinggi terhadap Madrasah Diniyah. Hal ini bisa dilihat ari beberapa wawancara berikut: “harapan saya adalah Diniyah ini tetap menjadi pendidikan yang utama di sini, karena Madrasah Diniyah di sini merupakan bekal untuk kehidupan akhirat, jadi tetap harus bertahan dan tidak ditinggalkan. Oleh karena itu madrasah ini harus tetap ada. Kita harus menyatukan visi dengan seluruh pengelola, ustadz, murid dan bahkan masyarakat.148 Kehidupan pesantren, termasuk Madrasah Diniyah menempatkan seluruh kegiatan sebagai wujud peribadatan kepada Allah SWT. Demikian pula, kiai sebagai pimpinan pesantren akan selalu memaknai segenap pengorbanan untuk menyukseskan kegiatan pesantren sebagai “jihad fi sabilillah”(perjuangan menegakkan agama Allah, dalam ranah pendidikan. Dengan motivasi ini, seluruh komunitas pesantren akan memaksimalkan potensinya untuk memberikan pengabdian terbaiknya. Keikhlasan, totalitas pengabdian, dan kepatuhan terhadap petunjuk kiai menjadi ciri khas kehidupan pesantren.149 Sedangkan bentuk konkret dari upaya revitalisasi kelembagaan di Madrasah Diniyah Nahdliyatul Islamiyah adalah sebagai berikut: 1. Pengasuh melakukan tirakat secara personal dengan berpuasa selama 41 hari setiap menjelang akhir tahun pelajaran. Menurut salah satu informan, pengasuh lembaga biasanya setiap tahun melaksanakan ibadah puasa selama 41 hari di mana hari haflatul imtihan terakhir itu merupakan puasa ke 41 148K. Mohammad Thoyyib, Sekretaris Yayasan Miftahul Ulum Sumber Jati, Waw- ancara, 22 Mei 2021 149Thoha, “ORIENTASI SANTRI DALAM MENEMPUH PENDIDIKAN PESANTREN DI PAMEKASAN,” 66. hari beliau. Beliau melakukan puasa karena selain memohon keberkahan ilmu bagi para murid di madrasah ini, beliau tidak ingin mengecewakan wali murid sehingga ketika acara karnaval berlangsung tidak pernah hujan sama sekali, mungkin dikarenakan berkah puasa yang beliau laksanakan. Selain itu kami selaku pendidik selalu melakukan pendekatan dan sosialisasi terhadap masyarakat. Dengan dua hal ini Insya Allah masyarakat sekitar akan tetap percaya terhadap lembaga ini karena kami selaku para pendidik selalu melakukan pendekatan terhadap masyarakat sehingga kepercayaan masyarakat semakin kuat terhadap lembaga ini.150 Pengasuh sebagai role model kehidupan pesantren akan memberikan contoh kehidupan spiritual bagi seluruh warga pesantren. Oleh karena itu tutur kata, kebijakan, dan pola komunikasinya menjadi hidden curriculum bagi seluruh santri dan ustadz. Kebiasaan kiai akan dilakukan pula oleh mereka. Tidak saja dalam hal ibadah wajib, kebiasaan kiai berpuasa sunnah, kedermawanannya, kesederhanaannya dan keikhlasannya akan diingat sebagai uswah yang baik bagi santri.151 2. Melakukan silaturahmi secara langsung untuk keperluan pendekatan dan sosialisasi ke masyarakat secara berkala Menurut informan hal yang dilakukan madrasah ini untuk tetap menarik minat masyarakat agar menyekolahkan anaknya ke lembaga ini salah satunya yaitu dengan memberikan sesuatu yang disukai (disenangi) oleh masyarakat sekitar (wali murid), 150Ahmad Badri, salah satu ustad di MD Nahdliyatul Islamiyah, wawancara 23 Mei 2021, 151Thoha, “ORIENTASI SANTRI DALAM MENEMPUH PENDIDIKAN PESANTREN DI PAMEKASAN,” 57. yakni memberikan hiburan seperti memeriahkan acara haflatul imtihan khususnya pada acara karnaval.”152 Masyarakat adalah pemrakarsa lahirnya Madrasah Diniyah. Oleh karena itu seluruh denyut nadi Madrasah Diniyah akan terus direkam oleh masyarakat. Masyarakat justru merasa senang dan merasa memiliki, jika pengelola Madrasah Diniyah melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan dan pemetaan perkembangan. Rasa memiliki ini akan memancing lahirnya militansi dan pembelaan yang kuat terhadap keber- langsungan Madrasah Diniyah. Masyarakat akan acuh tak acuh dan abai terhadap pasang surut Madrasah Diniyah, apa bila mereka merasa tidak dilibatkan dalam perkembangan Madrasah Diniyah. Masyarakat akan menjadi media publikasi sekali menjadi tameng baik bagi Madrasah Diniyah yang melibatkan mereka dalam setiap perencanaan dan kegiatannya.153 3. Merawat kepercayaan masyarakat melalui pelibatan masyarakat dalam musyawarah madrasah MD Nahdliyatul Islamiyah melakukan musyawarah berkala dan melibatkan tokoh masyarakat dalam memecahkan masalah madrasah, sehingga masyarakat merasa dilibatkan dan merasa berkewajiban mengawal kelangsungan lembaga ini. Masyarakat menjadi instrumen tak terpisahkan dengan perkembangan madrasah. Oleh karena itu tumbuh berkem- bangnya madrasah senantiasa bersama dengan masyarakat. 152Ahmad Badri, salah satu ustadz sekaligus bendahara di MD Nahdliyatul Islami- yah, wawancara 23 Mei 2021. 153Thoha and Jannah, “PUBLIC RELATION DAN PEMBANGUNAN CITRA AGAMIS (Studi Implementasi Manajemen Hubungan Masyarakat Sebagai Upaya Membangun Citra Religius di SMPN 1 Pamekasan),” 40. Kebutuhan masyarakat harus terekam dalam pengembangan madrasah. Alumni madrasah yang dipandang berhasil adalah alumni yang mampu beradaptasi dan ikut andil dalam kemajuan masyarakat. Apa bila masyarakat dilibatkan dengan baik dalam setiap pengambilan kebijakan madrasah, maka masyarakat akan membantu madrasah secara totalitas dan tanpa pamrih. Sebaliknya jika madrasah menutup diri dari masyarakat, maka masyarakat akan menjadi acuh dan abai terhadap keberadaan madrasah tersebut.154 4. Menjaga mutu pembelajaran Menurut kepala madrasah masyarakat tidak banyak menuntut. Yang paling mudah untuk mengukur keberhasilan pendidikan Diniyah adalah perilaku murid. Oleh karena itu di Nahdliyatul Islamiyah yang paling diutamakan adalah akhlak mulia (Akhlaqul karimah). Proses pembelajaran ditekankan dengan pemberian contoh dalam bidang Akhlaqul Karimah, karena dengan demikian ketika belajar-mengajar Begin Match to source 31 in source list: https://Dspace.Uii.Ac.Id/bitstream/handle/123456789/6172/Tesis Arip Wijanarko Pdf.pdf?isAllowed=y&sequence=2berjalan dengan baik dan akhlak siswa-siswiEnd Match di sini Begin Match to source 31 in source list: https://Dspace.Uii.Ac.Id/bitstream/handle/123456789/6172/Tesis Arip Wijanarko Pdf.pdf?isAllowed=y&sequence=2baikEnd Match pula, maka otomatis tanpa kita tanyakan kepada wali murid atau masyarakat sekitar maupun masyarakat secara umum, Insya Allah mereka akan percaya. Hal ini dapat kita lihat dalam grafik pertumbuhan atau perkembangan jumlah siswa, kualitas siswa, dan kuantitas siswa. Jumlah siswa ini setiap tahunnya bertambah walaupun sedikit demi sedikit bertambah.”155 Madrasah Diniyah sebagai sub sistem pesantren memiliki ciri khas kajian keilmuan klasik. Kajian ini menempatkan kitab 154Thoha and Jannah, 38. 155K Subki, kepala MD Nahdliyatul Islamiyah Blumbungan, wawancara 29 Mei 2021 kuning sebagai kurikulum utama. Seluruh cakupan kitab klasik menjadi kajian Madrasah Diniyah seperti disiplin fiqih, tasawuf, aqidah, ilmu nahw, shoraf, sejarah, syair, dengan berbagai tingka- tannya akan dirumuskan menjadi kurikulum yang sistematis dan berjenjang.156 5. Memberikan apresiasi keberhasilan belajar melalui imtihan besar-besaran dan karnaval Madrasah melakukan upaya untuk tetap menarik minat masyarakat agar menyekolahkan anaknya ke lembaga ini salah satunya dengan memberikan sesuatu yang disukai (disenangi) oleh masyarakat sekitar (wali murid), yakni memberikan hiburan seperti memeriahkan acara haflatul imtihan khususnya pada acara karnaval.”157 Metode pemberian reward (penghargaan) dan punishment (hukuman) dalam banyak penelitian terbukti dapat melecut semangat belajar peserta didik dan meningkatkan prestasi belajar.158dalam kondisi biasa, peserta didik akan belajar mengikuti pola teman belajarnya. Jika ia bersama teman pemalas, maka ia akan mengikuti menjadi pemalas belajar. Demikian pula sebaliknya. Namun dengan pemberian hadiah bagi murid yang berprestasi, maka iklim belajar akan menjadi ajang kompetisi untuk memperoleh hadiah tersebut. Iklim ini bisa juga terjadi 156Thoha, “Eksistensi Kitab Kuning Di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (Stu- di Analisis Tentang Penggunaan Kitab Kuning Sebagai Referensi Kajian Keislaman Di STAIN Pamekasan Dan STAI Al-Khairat Pamekasan),” 56. 157Ahmad Badri, salah satu ustad sekaligus bendahara di MD Nahdliyatul Islami- yah, wawancara 23 Mei 2021. 158Kusyairy and Culo, “MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI PEMBERIAN REWARD AND PUNISHMENT,” 87. di Madrasah Diniyah. Penghargaan yang diterima peserta didik akan juga membanggakan orang tua mereka. f. Memberikan panggung khusus bagi siswa berprestasi dengan penampilan prestasi masing-masing. Madrasah menyiapkan panggung tersendiri pada acara imtihan, yang akan diisi dengan penampilan penguasaan I’lal oleh siswa kelas 5 dan 6. Di acara itu akan mempersilahkan pengunjung untuk menyoal siswa yang tampil tentang penguasaan I’lal. Oleh karena itu anak-anak yang sudah kelas 5 dan kelas 6 betul-betul harus belajar giat untuk tidak mengece- wakan orang tuanya nanti di acara penampilan tersebut.”159 Motivasi dan harapan untuk mendapatkan penghargaan dalam pembelajaran juga termasuk dalam metode pemberian reward (hadiah), dengan memberikan harapan dan janji positif yang dilakukan oleh pendidik akan memunculkan sikap optimisme murid untuk mencapai hasil belajar yang baik. Demikian pula, pendidik yang acuh dengan perkembangan belajar muridnya juga memberikan kontribusi pada lambatnya capaian pembelajaran murid. 160 B. Respon stakeholders dalam menyikapi revitalisasi kelembagaan di Madrasah Diniyah Miftahul Ulum Sumberjati dan Nahdliyatul Islamiyah Blumbungan Seluruh informan di Madrasah Diniyah Miftahul Ulum merasa senang dengan revitalisasi kelembagaan tersebut. Para ustadz mendukung penuh kebijakan pimpinan untuk tetap 159Ust. Hosni, pengajar MD Nahdliyatul Islamiyah Blumbungan, wawancara 01 juni 2021 160Kusyairy and Culo, “MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI PEMBERIAN REWARD AND PUNISHMENT,” 88. mempertahankan mutu dan menjaga kepercayaan masyarakat, demikian pula murid mengaku senang dengan adanya kegiatan- kegiatan seperti musabaqah (lomba) kitab-kitab dan pendalaman materi keagamaan yang digelar setiap akhir tahun. Tradisi imtihan, haflah akhirus sanah dan istilah lain untuk mengapresiasi keberhasilan belajar murid madrasah, menjadi tradisi baik pesantren. Kebiasaan ini dilaksanakan setiap akhir tahun untuk memberikan penghargaan pada santri berprestasi sekaligus ajang promosi kelembagaan madrasah dan pesantren. Pada kegiatan ini seluruh elemen pesantren akan terlibat untuk menunjukkan sikap keterkaitan emosional dengan madrasah diniyah atau pesantren. Di sini uji kendali mutu dilakukan oleh masyarakat luas terhadap perkembangan madrasah dan pesantren selama 1 tahun terakhir. Tak jarang alumni ikut memberikan penilaian terhadap mutu lulusan dan mutu proses pada almamaternya. Masukan tersebut sebagai wujud “tetap merasa memiliki dan tanggung jawab” terhadap keberlangsungan madrasah.161 Beberapa program madrasah seperti penghargaan pada murid yang banyak menghafal kitab, penobatan siswa teladan, dan penambahan beberapa kitab hadist sebagai kajian utama, dirasakan ustadz dan murid sangat baik. Masyarakat juga sangat mendukung dan siap dimintai bantuan kalau madrasah membutuhkan.”162 Baik ustadz maupun pimpinan madrasah sama-sama mengaku bersedia tetap meneruskan pengabdian ini dengan cara, di antaranya dengan tetap aktif dalam kegiatan mengajar, jam masuk 161Thoha, “ORIENTASI SANTRI DALAM MENEMPUH PENDIDIKAN PESANTREN DI PAMEKASAN,” 66. 162Ustadz Sofwan, Wakil Kepala Madrasah Diniyah Miftahul Ulum, Wawancara 26 Mei 2021 dan jam pulang harus betul-betul diperhatikan. Selanjutnya ustadz- ustadz juga ikut melakukan terobosan-terobosan yang sekiranya masyarakat bisa terus percaya pada eksistensi madrasah ini. Masyarakat selalu berpartisipasi dan mengapresiasi apa yang menjadi tanggung jawab kami”163 Wujud respon dukungan masyarakat dapat dilihat dari jumlah peserta didik di Madrasah Diniyah Miftahul Ulum. Tahun 2020 jumlah siswa 205 orang dan tahun 2021 ini ada tambahan menjadi 243 siswa.”164 Pola relasi yang baik antara pengelola madrasah, ustadz, murid dan alumni akan menjadi media promosi bagai keberlangsungan madrasah. Peran aktif alumni dalam memberikan saran pengembangan madrasah akan terus mengikat hubungan emosional di antara alumni, masyarakat dengan lembaga madrasah. Hubungan harmonis ini juga akan melahirkan citra positif terhadap kepedulian madrasah dengan masyarakat, dan sebaliknya akan menimbulkan militansi yang kuat dari masyarakat dan alumni.165 Responden dari unsur murid juga memberikan respon positif terhadap upaya revitalisasi kelembagaan Madrasah Diniyah Miftahul Ulum. Mereka mengaku sekolah di lembaga ini karena kemauan sendiri dan dorongan orang tua karena melihat bahwa program-program madrasah serta kurikulum masih konsisten dengan kajian keagamaan dan belum terkikis dengan materi lain. Kajian keagamaan berbasis kitab kuning dan keilmuan klasik akan membedakan madrasah dengan sekolah formal. Komitmen untuk 163Ustadz Zahri, Guru Madrasah Diniyah Miftahul Ulum, Wawancara, 30 Mei 2021 164Ustadz Subhan, Kepala Tata Usaha Madrasah Diniyah Miftahul Ulum, Wawan- cara ,30 Mei 2021. 165Thoha and Jannah, “PUBLIC RELATION DAN PEMBANGUNAN CITRA AGAMIS (Studi Implementasi Manajemen Hubungan Masyarakat Sebagai Upaya Membangun Citra Religius di SMPN 1 Pamekasan),” 37. mempertahankan kajian keilmuan klasik menjadi daya tarik sendiri bagi masyarakat. Di madrasah dan pesantren, penguasaan kitab kuning menjadi barometer keberhasilan belajar peserta didik. Untuk mewujudkan ini madrasah mendesain kurikulumnya sepenuhnya berbasis kitab kuning dan keilmuan klasik.166 Baik murid maupun wali murid menilai pengelolaan Madrasah Diniyah ini masih baik, karena masih banyak hal-hal yang masih berkembang di dalamnya. mereka berpandangan bahwa Madrasah Diniyah ini tetap akan bertahan apabila pengelolanya masih tetap berkomitmen dalam memajukan madrasah ini.”167 Sedangkan di Madrasah Diniyah Nahdliyatul Islamiyah respon pengelola dirumuskan sebagai berikut: Para ustadz konsisten mendukung semua program madrasah, para ustadz merasakan adanya imbas kenakalan peserta didik dengan semakin banyaknya jumlah murid dari tahun ke tahu, murid-murid menyambut baik dengan program-program madrasah dengan alasan ingin menjadi orang sholeh. Semua informan dari unsur murid MD Nahdliyatul Islamiyah merespon baik program-program madrasah sebagai upaya tetap menjaga eksistensi kelembagaan. Mereka merasa senang sekolah di madrasah sini karena banyak temannya. Di antara sebabnya adalah karena setiap imtihan dilakukan besar-besaran; pembelajaran dilakukan dengan cara kitab pelajaran yang sudah dipelajari kemarin dibaca lagi bersama-sama setiap memulai pelajaran; ustadznya 166Thoha, “Eksistensi Kitab Kuning Di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (Stu- di Analisis Tentang Penggunaan Kitab Kuning Sebagai Referensi Kajian Keislaman Di STAIN Pamekasan Dan STAI Al-Khairat Pamekasan),” 60. 167Rosyid, Siswa Miftahul Ulum Sumber Jati, Wawancara Langsung, 06 Juni 2021 selalu masuk, jarang tidak masuk; dan madrasah didukung dengan fasilitas masjid yang besar dan airnya banyak”168 Demikian juga masyarakat luar madrasah menilai kalau lembaga MD Nahdliyatul Islamiyah ini mengalami perkembangan yang sangat baik, yang bisa mereka nilai yaitu kuantitas siswa dan kualitas lulusan dari lembaga ini. Seperti contoh alumni yang melanjutkan ke MTs, MA yang mondok ke Bata-Bata, Banyuanyar, Al-Amien itu pasti rangking 1, 2, dan 3.169 Sebagai Madrasah Diniyah tertua di Kecamatan Larangan Pamekasan, Madrasah Diniyah Nahdliyatul Islamiyah masih mempertahankan kitab kuning sebagai bahan ajar dalam pembelajaran ilmu keislaman. Bahasa Arab dengan segala keilmuan pendukungnya mendapat porsi utama dalam kajian keislaman di Madrasah Diniyah. Kajian tentang manuskrip berbahasa Arab memerlukan sederet keilmuan prasyarat untuk menguasainya, seperti penguasaan tentang nahwu, shorf, balagha, mantiq, ‘arud, tarikh al-lughah, ilmu dilalah, ilm aswat, badi’ bayan, ma’any, ilmu uslub, dan sebagainya menjadi prasyarat penguasaan ilmu-ilmu agama yang hampir semuanya bersumber pada naskah berbahasa Arab. Oleh karena itu Madrasah Diniyah terus mempertahankan kurikulum dengan memperdalam kajian tentang manuskrip berbahasa Arab.170 Namun demikian, peneliti juga memperoleh data respon yang kurang baik. Respon ini diberikan oleh guru dan tata usaha terkait bertambahnya kenakalan remaja atau murid di lembaga ini, yang 168Moh. Hasyim, murid kelas 5 MD Nahdliyatul Islamiyah, wawancara 06 Juni 2021 169Hasil rumusan wawancara dengan K Subki, kepala MD Nahdliyatul Islamiyah Blumbungan, wawancara 29 Mei 2021 170Ghaffar, RELIGIOUS MANUSCRITS, 27. menurut mereka (orang tua/masyarakat) hal itu merupakan dampak dari kurang efektifnya proses belajar-mengajar di lembaga ini. Salah satu penyebabnya menurut sebagian ustadz adalah kurangnya durasi waktu belajar. Kurangnya durasi waktu menimbulkan lemahnya pengawasan langsung oleh ustadz. Murid madrasah yang masih berada pada fase remaja awal, akan memanfaatkan longgarnya pengawasan untuk mengekspresikan gejolak jiwanya. Faktor ini pula yang sering menyebabkan timbulnya perilaku vandalis.171 Seluruh informan di Madrasah Diniyah Miftahul Ulum merasa senang dengan revitalisasi kelembagaan tersebut. Para ustadz mendukung penuh kebijakan pimpinan untuk tetap mempertahankan mutu dan menjaga kepercayaan masyarakat, demikian pula murid mengaku senang dengan adanya kegiatan- kegiatan seperti musabaqah (lomba) kitab-kitab dan pendalaman materi keagamaan yang digelar setiap akhir tahun. Sedangkan di Madrasah Diniyah Nahdliyatul Islamiyah respon stakeholders dirumuskan sebagai berikut: Para ustadz konsisten mendukung semua program madrasah, para ustadz merasakan adanya imbas kenakalan peserta didik dengan semakin banyaknya jumlah murid dari tahun ke tahu, murid-murid menyambut baik dengan program-program madrasah dengan alasan ingin menjadi orang sholeh. C. Tantangan yang dihadapi kedua lembaga tersebut dalam merevitalisasi kelembagaannya, dan solusinya Dari paparan data wawancara dan observasi di atas peneliti merumuskan tantangan revitalisasi kelembagaan yang dilakukan 171Thoha, “UPAYA MENEKAN PERILAKU FANDALISME SISWA DI LEMBAGA PENDI- DIKAN ISLAM (Studi Kasus di MTs Negeri Kadur Pamekasan),” 390. Madrasah Diniyah Miftahul Ulum Sumberjati dan Nahdliyatul Islamiyah Blumbungan dan beberapa solusinya adalah sebagai berikut: Di Madrasah Diniyah Miftahul Ulum Sumberjati tantangannya adalah; Raw input (murid baru) memiliki bekal kemampuan awal yang sangat variatif, sehingga memerlukan pendekatan variatif juga; semangat dan minat sebagian siswa terhadap kajian keilmuan agama rendah; lemahnya kontrol pengurus pondok, ini dibuktikan dengan data murid yang sering tidak masuk adalah unsur murid dari santri; jam belajar yang dilaksanakan di siang hari menyebabkan tenaga ustadz dan murid sudah lemah karena sudah capek belajar sepanjang pagi; sumber daya ustadz sebagai pengajar merupakan alumni internal yang memerlukan peningkatan kompetensi di bidang pedagogi. Keragaman latar belakang peserta didik Madrasah Diniyah menjadi tantangan tersendiri pada pengelola. Pengelola Madrasah Diniyah harus mampu menyiapkan madrasah menjadi “rumah bersama” bagi seluruh murid dengan ragam kemampuan ilmu yang berbeda, latar sosial ekonomi, budaya dan karakteristik yang berbeda pula. Di “rumah bersama” itulah peserta didik akan menempa diri menjadi pribadi-pribadi sholeh, yang siap menapak kehidupan berlandaskan ajaran agama Islam.172 Menurut pimpinan yayasan tantangan yang paling menonjol di Madrasah Diniyah tersebut adalah sumber daya manusianya. Rekrutmen ustadz yang di rekrut adalah alumni lembaga ini sendiri. Solusinya ustadz harus rela capek, mengikuti bimbingan dan terus 172Syahr, “Membentuk Madrasah Diniyah Sebagai Alternatif Lembaga Pendidikan Elite Muslim Bagi Masyarakat,” 48. belajar. Tidak boleh merasa sudah pintar. Kalau yang kebetulan salah satu ustadz juga menjadi guru di sekolah formal, metode- metode mengajarnya juga bisa menerapkan metode pembelajaran modern. Yang penting kurikulum dan capaian pembelajarannya jangan diubah seperti karakteristik Madrasah Diniyah.173 Sejatinya Begin Match to source 18 in source list: SUTIAWAN, S. sumber daya manusiaEnd Match merupakan instrumen Begin Match to source 18 in source list: SUTIAWAN, S. utama dalam pendidikan. Oleh karena ituEnd Match, kompetensi yang dimilikinya dituntut untuk senantiasa ditingkatkan. Demikian pula SDM Madrasah Diniyah. Kemampuan tentang penguasaan metode, penggunaan alat peraga dan sederet kompetensi paedogis lainnya tak kalah pentingnya dari kompetensi profesional penguasaan materi. Demikian pula kompetensi kepribadian tentang bagaimana bisa menempatkan dirinya dalam berbagai kondisi, menghadapi perbedaan pandangan dan pendapat, adalah sederet kompetensi kepribadian yang juga penting diperhatikan selain kompetensi sosial.174 Keberadaan ustadz Madrasah Diniyah menjadi contoh langsung dalam kehidupan masyarakat. Ia menjadi model kehidupan mereka. 173K. Mohammad Toyyib, Sekretaris Yayasan Miftahul Ulum, Wawancara 22 Mei 2021 174Thoha, “Manajemen Peningkatan Mutu Ketenagaan Dan Sumber Daya Manu- sia (SDM) Di Madrasah Aliyah Negeri Pamekasan,” 175.Begin Match to source 4 in source list: Thoha, Mohammad. the achievement of a school/ madrasa is also determined by the manager. If the manager is highly qualified, then the institution will consequently enhance its performance, and vice versa. ThisEnd Match arti- cle Begin Match to source 4 in source list: Thoha, Mohammad. describes the management of human resource quality development in MANEnd Match Pa- mekasan. Begin Match to source 4 in source list: Thoha, Mohammad. It focuses on planning, staffing, coaching, staff promotion, mutation, and dismissal as well as evaluation and compensation. By means of observationEnd Match, inter- views, Begin Match to source 4 in source list: Thoha, Mohammad. and documentation, it is found that MAN Pamekasan manages staff and other human resources satisfactorily; at least it has achieved the standard stipulated by the governmentEnd Match.”,”container-title”:”MANAGERIA: Jurnal Manajemen Pendidikan Is- lam”,”DOI”:”10.14421/manageria.2017.21-09”,”ISSN”:”2503-4383”,”issue”:”1”,”lan- guage”:”en”,”note”:”number: 1”,”page”:”169-182”,”source”:”202.0.92.5”,”title”:”Ma- najemen Begin Match to source 4 in source list: Thoha, Mohammad. Peningkatan Mutu Ketenagaan dan Sumber Daya ManusiaEnd Match (SDM Kendala lain Begin Match to source 4 in source list: Thoha, Mohammad. yangEnd Match peneliti temukan adalah waktu belajar. Sebagian informan mengatakan bahwa jam belajar di MD Miftahul Ulum terasa berat sekali Karen dimulai pada jam 14-00 WIB, di mana sebagian besar murid baru pulang dari sekolah pagi (formal). Sebenarnya tantangan jam pelajaran ini juga dirasakan oleh dewan guru, meskipun mereka menganggap ini adalah konsekuensi “perjuangan”. Selain itu dari pengamatan peneliti, tantangan lainnya adalah rendahnya honor mengajar dewan guru. Solusi tentang rendahnya honor bulanan ini, peneliti melihat ada kegiatan arisan dan simpanan hari raya yang dilaksanakan setiap malam Jum’at Manis bersama istighosah. Dalam acara tersebut kiai memberikan arahan- arahan dan motivasi untuk terus bersemangat mengabdi dengan memaknai pengorbanan ini sebagai “perjuangan fi sabilillah’. Peneliti melihat tidak satu pun ustadz yang menyoal kecilnya honor mengajar, meskipun kiai menyinggung hal tersebut sebagai wujud pengorbanan. Para ustadz menyadari kekurangan dana madrasah. Sebaliknya mereka terlihat masih bersemangat. Arisan juga terlihat mengikuti dengan jumlah relatif besar. Demikian pula simpanan hari raya mereka menyimpan dengan harapan bisa melaksanakan hari raya dengan meriah.175 Kalau dicermati secara saksama, pelaksanaan pendidikan di Madrasah Diniyah dan pesantren, sebenarnya adalah perwujudan dari konsep belajar full days school.176 Bagi sebagian daerah yang menerapkan kebijakan-kebijakan ini untuk sekolah formal, 175Observasi pelaksanaan istighosah, arisan dan simpanan hari raya di MD Mifta- hul Ulum tanggal 16 September 2021 di rumah ustadz Mohammad Taufiq 176Istiyani, “Tantangan Dan Eksistensi Madrasah Diniyah Sebagai Entitas Kelem- bagaan Pendidikan Keagamaan Islam Di Indonesia,” 137. memang akan memberikan ancaman pada keberlangsungan Madrasah Diniyah. Namun sejatinya dua lembaga ini (Madrasah Diniyah dan sekolah formal) bisa dikelola secara “satu atap”. Misalnya, pembelajaran pendidikan karakter di sekolah formal bisa diintegrasikan pada pelaksanaan pembelajaran Madrasah Diniyah. Ini menjadi hal yang menarik, efektif dan efisien. Solusi ini akan lebih mudah jika kedua jenis lembaga tersebut berada dalam satu yayasan. Yang terpenting adalah penyamaan persepsi bahwa eksistensi Madrasah Diniyah masih sangat dibutuhkan dalam pembangunan sumber daya manusia. Sedangkan Solusi lain yang diambil oleh pengelola adalah sebagai berikut: melakukan koordinasi dengan pengasuh dan pengurus pondok tentang tambahan kegiatan jam belajar/musyawarah untuk memberikan pengayaan dan pendalaman materi bagi murid yang berasal dari santri; para ustadz melakukan arisan bulanan untuk mempererat koordinasi dan meneguhkan emosional; para ustadz juga melakukan simpanan hari raya untuk menambah kesejahteraan; meneguhkan komitmen dan soliditas tim; pimpinan madrasah memotivasi ustadz agar jangan capek ikut kursus dan terus belajar untuk menambah kompetensi yang dimiliki. Pembinaan kesejahteraan guru penting diperhatikan dengan berbagi cara. Kesejahteraan tidak saja diwujudkan dalam bentuk salary (gaji), akan tetapi bisa juga diwujudkan dengan pemberian fasilitas lainnya baik materi maupun non materi. Kesejahteraan non materi misalnya berupa apresiasi kinerja, pengakuan prestasi, hubungan emosional yang baik, pendampingan terhadap problem sosial, dan afirmasi pada masalah yang dihadapi karyawan.177Hal 177Thoha, “Manajemen Peningkatan Mutu Ketenagaan Dan Sumber Daya Manu- sia (SDM) Di Madrasah Aliyah Negeri Pamekasan,” 177.the achievement of a school/ semacam ini lazim terjadi di pesantren dan lembaga Madrasah Diniyah, misalnya kiai akan ikut memfasilitasi ustadz dalam urusan pernikahan, pembuatan rumah, pengadaan kendaraan dan bahkan yang lebih private seperti pemberian nama pada anak, pengobatan penyakit yang diderita keluarga ustadz, dan sebagainya. Di Madrasah Diniyah Nahdliyatul Islamiyah Blumbungan tantangan revitalisasi yang dihadapi adalah: adanya Peralihan kepemimpinan pusat yang memerlukan pemimpin baru beradaptasi dan butuh waktu untuk menanamkan kepercayaan masyarakat; belum memadainya dukungan pendanaan dari pemerintah sehingga memerlukan terobosan baru dalam pembiayaan madrasah; perlu pendekatan khusus untuk menumbuhkan dan merawat kepedulian masyarakat di tengah masyarakat Blumbungan yang sebagian besar sudah masuk masyarakat pinggiran kota; perlu banyak waktu untuk tetap merawat kepercayaan masyarakat. Sejatinya, Madrasah Diniyah yang diakui pemerintah sebagai pendidikan nonformal yang menunjang keberhasilan pendidikan nasional, berhak memperoleh sokongan dana yang sama dengan pendidikan formal.178 Namun kenyataannya Madrasah Diniyah masih dipandang sebagai lembaga pendidikan yang lahir “atas kehendak madrasa is also determined by the manager. If the manager is highly qualified, then the institution will consequently enhance its performance, and vice versa. This arti- cle describes the management of human resource quality development in MAN Pa- mekasan. It focuses on planning, staffing, coaching, staff promotion, mutation, and dismissal as well as evaluation and compensation. By means of observation, inter- views, and documentation, it is found that MAN Pamekasan manages staff and other human resources satisfactorily; at least it has achieved the standard stipulated by the government.”,”container-title”:”MANAGERIA: Jurnal Manajemen Pendidikan Is- lam”,”DOI”:”10.14421/manageria.2017.21-09”,”ISSN”:”2503-4383”,”issue”:”1”,”lan- guage”:”en”,”note”:”number: 1”,”page”:”169-182”,”source”:”202.0.92.5”,”title”:”Ma- najemen Begin Match to source 4 in source list: Thoha, Mohammad. Peningkatan Mutu Ketenagaan dan Sumber Daya Manusia (SDMEnd Match 178Istiyani, “Tantangan Dan Eksistensi Madrasah Diniyah Sebagai Entitas Kelem- bagaan Pendidikan Keagamaan Islam Di Indonesia,” 138. masyarakat”, sehingga pemerintah seakan-akan “setengah hati” dalam menyokong pendanaannya. Dalam kondisi seperti ini maka Madrasah Diniyah dituntut harus mandiri dalam pendanaannya sebagaimana mereka independen dalam penyelenggaraan pendidikannya. Tantangan utama dalam membina Madrasah Diniyah Nahdliyatul Islamiyah Blumbungan ini menurut para informan adalah bagaimana cara menumbuhkan rasa peduli dan percaya masyarakat terhadap lembaga ini. Tantangan Begin Match to source 29 in source list: http://mentaripagibogor.blogspot.com/2014/02/rivi-kff.htmlini merupakan salah satu tantangan yang harus dilewati denganEnd Match penuh ketekunan serta kesabaran karena menumbuhkan rasa peduli dan percaya masyarakat terhadap lembaga ini termasuk hal yang tidak mudah. Selanjutnya tantangan berikutnya adalah mempertahankan kepercayaan masyarakat terhadap madrasah ini. Solusi menghadapi tantangan ini adalah dengan cara memperkuat silaturahmi antara elemen madrasah, Begin Match to source 25 in source list: http://www.smkn1pakong.info/2014_01_01_archive.htmlantara guru dan murid, antara guru dan wali murid dan antaraEnd Match guru dan masyarakat setempat. Madrasah Diniyah sama dengan pesantren. Kehidupan di dalamnya senantiasa seperti keluarga besar. Ustadz menjadi role model kehidupan pesantren. Keseharian ustadz akan menjadi kurikulum tersendiri (hidden curriculum) bagi seluruh murid Madrasah Diniyah. Murid yang berada pada usia imitasi sosial akan menirukan tingkah laku, keakraban antar ustadz, kerja sama, solidaritas, pola tutur dan segala apa yang ia lihat dari gurunya. Ini membuat sistem pesantren dan pembelajaran di Madrasah Diniyah senantiasa menjadi sorotan bagi masyarakat. Baik buruknya persepsi masyarakat terhadap sebuah Madrasah Diniyah tergantung baik buruknya perilaku murid, yang itu mengadopsi dari perilaku ustadz di madrasah dan pesantren.179 179Thoha, “ORIENTASI SANTRI DALAM MENEMPUH PENDIDIKAN PESANTREN DI PAMEKASAN,” 57. DAFTAR PUSTAKA Alia, Nur. “MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH DALAM PERSPEKTIF STAN- DAR PELAYANAN MINIMAL DI KABUPATEN BOGOR,” n.d., 13. Aripin, Syamsul. “REVITALISASI PENDIDIKAN ISLAM PADA MADRA- SAH.” Kordinat: Jurnal Komunikasi Antar Perguruan Tinggi Ag- ama Islam 17, no. 1 (November 19, 2018): 167–86. https://doi. org/10.15408/kordinat.v17i1.8101. Bodgan and Taylor, RC. Introduction to Qualitative Research Methods: A Phenomenological Approach to the Social Sciences. New York: John Wiley and Sons. Inc, 1985. Darlis, Ahmad. “Hakikat Pendidikan Islam: Telaah Terhadap Hubungan Pendidikan Informal, Non Formal Dan Formal.” JURNAL TARBI- YAH 24, no. 1 (August 21, 2017). https://doi.org/10.30829/tar. v24i1.131. Djahid, Moch. “PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH DI PONOROGO.” Muaddib : Studi Kependidikan dan Keislaman 6, no. 1 (July 2, 2016): 21–41. Fauzi, Anis, and Cecep Nikmatullah. “PELAKSANAAN PENDIDIKAN MA- DRASAH DINIYAH DI KOTA SERANG.” Jurnal Pendidikan dan Kebu- dayaan 1, no. 2 (October 26, 2016): 157-178–178. https://doi. org/10.24832/jpnk.v1i2.763. Ghaffar, Nurkhalis A. RELIGIOUS MANUSCRITS. Jakarta: Training Minis- try of Religious Affair, 2016. Istiyani, Dwi. “Tantangan Dan Eksistensi Madrasah Diniyah Sebagai Entitas Kelembagaan Pendidikan Keagamaan Islam Di Indo- nesia.” Edukasia Islamika, June 3, 2017, 127–45. https://doi. org/10.28918/jei.v2i1.1665. Kartono, Kartini. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung: Mandar Maju, 1996. Khoiri, Nur. “REVITALISASI DAN OPTIMALISASI MANAJEMEN MADRA- SAH SEBAGAI PENDIDIKAN ISLAM MENUJU PENDIDIKAN ALTER- NATIF.” Tarbawi : Jurnal Pendidikan Islam 11, no. 1 (January 1, 2014). https://doi.org/10.34001/tarbawi.v11i1.187. Kusyairy, Umi, and Sulkipli Culo. “MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PE- SERTA DIDIK MELALUI PEMBERIAN REWARD AND PUNISHMENT.” JPF (Jurnal Pendidikan Fisika) Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar 6, no. 2 (September 17, 2018): 81–88. https://doi. org/10.24252/jpf.v6i2.5595. Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2006. Nasution, S. Metode Penelitian Naturalistik-Kualititif. Bandung: Tarsito, 1992. Nawawi, Hadari. Penelitian Terapan. Penelitian Terapan, 1996. Nizah, Nuriyatun. “DINAMIKA MADRASAH DINIYAH: SUATU TINJAUAN HISTORIS.” Edukasia : Jurnal Penelitian Pendidikan Islam 11, no. 1 (March 27, 2016). https://doi.org/10.21043/edukasia.v11i1.810. S.Ag.,M.Pd.I, IWAN HERMAWAN. Metodologi Penelitian Pendidikan ( Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed Method ). Hidayatul Quran, 2019. Saifuddin, Ahmad. “EKSISTENSI KURIKULUM PESANTREN DAN KEBIJA- KAN PENDIDIKAN” 03 no 1 (2015). Shofiyah, Shofiyah. “Generasi Milineal, Entrepreneurship Dan Global- isasi Ekonomi.” Al-Musthofa: Journal of Sharia Economics 2, no. 1 (June 16, 2019): 52–65. Sudjana dan Ibrahim. Penelitian Dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2009. Syahr, Zulfia Hanum Alfi. “Membentuk Madrasah Diniyah Sebagai Alter- natif Lembaga Pendidikan Elite Muslim Bagi Masyarakat.” MOD- ELING: Jurnal Program Studi PGMI 3, no. 1 (March 18, 2016): 47–65. Thoha, Mohammad. “Manajemen Peningkatan Mutu Ketenagaan Dan Sumber Daya Manusia (SDM) Di Madrasah Aliyah Negeri Pame- kasan.” MANAGERIA: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 2, no. 1 (June 7, 2017): 169–82. https://doi.org/10.14421/manage- ria.2017.21-09. ———. “ORIENTASI SANTRI DALAM MENEMPUH PENDIDIKAN PESANT- REN DI PAMEKASAN.” NUANSA: Jurnal Penelitian Ilmu Sosial Dan Keagamaan Islam 10, no. 1 (January 5, 2013). https://doi. org/10.19105/nuansa.v10i1.162. ———. “PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DENGAN PENDEKATAN MANA- JEMEN BERBASIS SEKOLAH.” OKARA: Jurnal Bahasa Dan Sastra 6, no. 1 (May 5, 2012). https://doi.org/10.19105/ojbs.v6i1.420. ———. “UPAYA MENEKAN PERILAKU FANDALISME SISWA DI LEMBA- GA PENDIDIKAN ISLAM (Studi Kasus di MTs Negeri Kadur Pame- kasan).” NUANSA: Jurnal Penelitian Ilmu Sosial dan Keagamaan Islam 12, no. 2 (December 16, 2015): 389–414. https://doi. org/10.19105/nuansa.v12i2.775. Thoha, Mohammad, and H.A. Ghazali. “Dampak Penerapan Sistem Zonasi dalam Penerimaan Peserta Didik Baru.” TADRIS: Jurnal Pendidikan Islam 15, no. 1 (June 14, 2020): 141. https://doi. org/10.19105/tjpi.v15i1.3302. Thoha, Mohammad, and Ika Nurul Jannah. “PUBLIC RELATION DAN PEMBANGUNAN CITRA AGAMIS (Studi Implementasi Manaje- men Hubungan Masyarakat Sebagai Upaya Membangun Citra Religius di SMPN 1 Pamekasan).” re-JIEM (Research Journal of Islamic Education Management) 1, no. 2 (2018): 35–43. https:// doi.org/10.19105/rjiem.v1i2.2090. Thoha, Mohammmad. “Eksistensi Kitab Kuning Di Perguruan Tinggi Kea- gamaan Islam (Studi Analisis Tentang Penggunaan Kitab Kuning Sebagai Referensi Kajian Keislaman Di STAIN Pamekasan Dan STAI Al-Khairat Pamekasan).” NUANSA: Jurnal Penelitian Ilmu Sosial Dan Keagamaan Islam 16, no. 1 (July 31, 2019): 55–64. https:// doi.org/10.19105/nuansa.v16i1.2391. Wekke, Ismail Suardi. “TRADISI PESANTREN DALAM KONSTRUKSI KURI- KULUM BAHASA ARAB DI LEMBAGA PENDIDIKAN MINORITAS MUSLIM PAPUA BARAT,” n.d., 19. Witanti, Fitria Nita. “Revitalisasi Madrasah Sebagai Lembaga Pendi- dikan Integratif- Alternatif.” Jurnal Tarbiyatuna 7, no. 1 (June 6, 2016): 82–93. BIODATA PENULIS Dr. Mohammad Thoha, M. Pd.I. Lahir di Pamekasan pada 06 Mei 1976. Pendidikannya dimulai dari SDN Kadur III (1988), kemudian M.Ts. Al-Falah Sumber Gayam di Pamekasan (1991), melanjutkan ke MA. Al- Falah Sumber Gayam (lulus 1994). Sementara pendidikan tinggi S1 dia tempuh di Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel jurusan Pendidikan Bahasa Arab (PBA) lulus tahun 2001, sedangkan S2 ditempuhnya juga di IAIN Sunan Ampel dan lulus tahun 2004. S3 diselesaikan pada tahun 2015 di Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya dalam prodi Pendidikan Islam. Di samping itu sejak kecil ia berada di lingkungan pendidikan pesantren dan Madrasah Diniyah. Saat ini ia menjadi salah satu dosen tetap jurusan Tarbiyah pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pamekasan. Di samping kegiatan utamanya sebagai staf pengajar di STAIN Pamekasan, ia juga menjadi anggota majelis pengasuh PP Miftahul Ulum Sumberjati Kadur Pamekasan. Sampai saat ini penulis masih aktif di beberapa organisasi sosial kemasyarakatan, seperti di PCNU Pamekasan (wakil sekretaris periode: 2006-2011 dan 2011-2016, 2021-2026) dan pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Pamekasan 2005-2010 dan 2010- 2015). Karya ilmiah yang pernah dihasilkannya antara lain: Dampak Penerapan Sistem Zonasi dalam Penerimaan Peserta Didik Baru terhadap Lembaga Pendidikan Islam di Madura. Tadris. Vol. 15 No. 1. 2020; Eksistensi Kitab Kuning Di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (Studi Analisis Tentang Penggunaan Kitab Kuning Sebagai Referensi Kajian Keislaman Di STAIN Pamekasan dan STAI Al-Khairat Pamekasan). Nuansa. Vol. 16 No. 1 2019; Manajemen Peningkatan Mutu Ketenagaan dan Sumber Daya Manusia (SDM) di Madrasah Aliyah Negeri Pamekasan Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, ISSN 2502-9223: E-ISSN 2503- 4383,Vol. 02 No 1 Juli 2017; Aktualisasi Niai-Nilai Kecerdasan Emosional dalam Manajemen Sumber Daya Manusia di Perguruan Tinggi. (Buku ISBN: 978-602-74445-7-7 tahun 2017); Manajemen Pendidikan Islam (Buku ISBN:978-602-1194-54-6) Surabaya: Pustaka Radja, 2015;Upaya Menekan Perilaku Fandalisme Siswa di Lembaga Pendidikan Islam (Studi Kasus di M. Ts.N. Kadur) Jurnal NUANSA. Vol. 12 No 2 Jjuli- Desember 2015. ISSN 1907-7211; Perilaku Vandalisme Siswa di Lembaga Pendidikan Islam, Jurnal Tadris Volume 9 Nomor 2 Desember 2014; Politik Dalam Peta Kajian Islam, Jurnal Kasyaf el-Fikr, Vol 1 No.1 Juni 2014; Libralismen Dalam Wacana Keislaman (Kajian Hukum, Politik, dan Pendidikan, Jurnal Urwatul Wutsqo, Vol. 3 No. 1 Maret 2014; Upaya Menekan Perilaku Fandalisme Siswa di Lembaga Pendidikan Islam (Studi Kasus di M. Ts.N. Kadur) penelitian Individu, DIPA 2014 STAIN Pamekasan; Paradigma Baru Fiqh Perempuan: Studi Analisis Gender Mainstream Omid Safi dalam Agenda Muslim Progressive. Jurna al-Ihkam Vol.8 No. 2 Desember 2013; HORIZON PENDIDIKAN ISLAM (Buku). Surabaya: Pena Salsabila 2013; Politik Pendidikan Islam (Potret Sejarah Periode Klasik Sampai Abad Pertengahan) Jurnal Tadris Vol 8 No 1 Juni 2013 ISSN 1907-672X; Standar Kompetensi Madrasah Mu’adalah Pondok Pesantren Al-Hamidy Palengaan Pamekasan, Penelitian DIPA STAIN Pamekasan tahun 2013; Orientasi Santri dalam Menempuh Pendidikan Pesantren di Pamekasan. Jurnal NUANSA. Vol. 10 No 01 Januar-Juni 2013. ISSN 1907-7211; Kontribusi Islam Pada Sains dan Teknologi jurnal Urwatul Wutsqo, vol 1 No 2 September 2012. hal. 23-39 ISSN:2252-6099; Kesetaraan Laki-laki dan Perempun dalam Bidang Politik Jurnal: Edu-Islamika, Vol 4. No 2 September 2012: Peran Pesantren Sebagai Agen Sumber Daya Manusia Profesional Berkualitas, Jurnal ‘anil Islam, Vol. 5 No 1 Juni 2012: Pembelajaran Bahasa Arab dengan Pendekatan Manajemen Berbsis Sekolah, Jurnal OKARA, vol I TahunVIIMei2012; Jurnal OKARA, vol II Tahun VI Mei 2011: Tawaran Knsep Pendidikan Islam dalam Manajemen Kesiswaa (Kajian Filosofis, Teoritis dan Aplikatif), buku dengan ISBN: 978-602-96578-3-8 Penertbit CV Lima- lima Surabaya, terbit 2010; Dimensi Kemanusiaan dalam Pendidikan Islam (Persfektif al-Qur’an) ISSN : 1907-672X, Tadris: Jurnal Pendidikan Islam, Vol 5 No.1 2008, diterbitkan oleh Jurusan Tarbiyah STAIN Pamekasan; Islam Bicara tentang Gender: Telaah Atas Kesetaran Kaum Perempuan Dalam Hak Politik Dan Pendidikan, al-Khairat:Jurnal Pendidikan dan Studi Keislaman, Vol 3 No 3 Pebruari 2010, diterbitkan oleh STAI Al-Khairat Pamekasan; Menyoal Kurikulum Pendidikan Kita: Telaah atas Gagalnya Misi Pendidikan sebagai Pusat Pengembangan Kemampuan Nilai, Dan Etika, al-Khairat:Juranal Pendidikan dan Studi Keislaman, Vol 1 No 1 April 2008 diterbitkan oleh STAI Al-Khairat Pamekasan; Perkembangan Kebijakan Pendidikan: Studi Tentang Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah, Tadris: Jurnal Pendidikan Islam, Vol 2 No.1 2007, diterbitkan oleh Jurusan Tarbiyah STAIN Pamekasan; Manajemen Kesiswaan dalam Perspektif Pendidikan Islam, Bagian dari : Antologi Kajian Islam, Seri 8 2005, diterbitkan oleh Pascasarjana IAIN Sunan Ampel Surabaya; Memahami Makna “Kebebasan” dalam Pendidikan, (Nizamia: Jurnal Pendidikan dan Pemikiran Islam, Vol 6 No 1, 2003, Diterbitkan oleh Fak. Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya. Serta sejumlah tulisan artikel yang belum dipublikasikan. 4 Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter 5 6 Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter 7 8 Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter 9 12 Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter 14 Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter 15 16 Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter 17 18 Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter 19 20 Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter 22 Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter 23 24 Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter 25 26 Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter 27 28 Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter 29 30 Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter 31 32 Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter 34 Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter 35 36 Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter 37 38 Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter 39 40 Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter 41 42 Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter 43 44 Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter 45 46 Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter 47 48 Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter 49 50 Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter 52 Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter 53 54 Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter 55 56 Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter 57 58 Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter 59 60 Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter 61 62 Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter 64 Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter 65 66 Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter 67 68 Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter 69 70 Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter 71 72 Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter 73 74 Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter 76 Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter 77 78 Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter 79 80 Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter 81 82 Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter 83 84 Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter 85 86 Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter 87 88 Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter 89 90 Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter 91 92 Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter 93 94 Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter 95 96 Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter 97 98 Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter 99 100 Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter 101 102 Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter 103 104 Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter 105 106 Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter 107 108 Madrasah Diniyah Potret Utuh Pendidikan Karakter