KARAKTERISTIK PENGEMIS PEREMPUAN DI KECAMATAN TLANAKAN KABUPATEN PAMEKASAN

Supraptiningsih, M. Hum., Dr. Umi (2016) KARAKTERISTIK PENGEMIS PEREMPUAN DI KECAMATAN TLANAKAN KABUPATEN PAMEKASAN. Nuansa, 13 (2). pp. 357-382. ISSN 2684-9542

[img]
Preview
Text
PENGEMIS - NUANSA.pdf

Download (231kB) | Preview

Abstract

Abstrak: Undang-Undang Dasar 1945 telah memberikan jaminan kepada fakir miskin dan anak terlantar sebagaimana tercantum dalam Pasal 34. Para gelandangan, pengemis, maupun anak-anak jalanan dapat pula dikategorikan sebagai fakir miskin untuk kemudian dipelihara oleh negara. Pada kenyataan dilapangan utamanya di Kabupaten Pamekasan potret para pengemis sudah menjadi tontonan dan kebiasaan yang memprihatinkan. Pertanyaannya, apakah memang para pengemis tersebut betul-betul memenuhi kriteria sebagaimana definisi fakir miskin? Ini yang perlu kita cermati bersama, jangan-jangan mengemis dipakai sebagai kebiasaan atau mata pencaharian. Peneliti berusaha melalui penelitian ini ingin mengetahui dan memetakan karakteristik pengemis perempuan di Kecamatan Tlanakan Kabupaten Pamekasan tersebut. Pandangan dan pemahaman pengemis tentang kebutuhan minimal hidup hanyalah kebutuhan makan dan minum saja. Keinginan para pengemis untuk mengakhiri kebiasaan mengemis dan pekerjaan yang dapat memberi solusi untuk memenuhi kebutuhan hidup. Selama para pengemis perempuan melakukan kegiatan mengemis baik di jalanan, pertokoan, instansi pemerintah maupun dari rumah ke rumah, sebenarnya ada beban psikologis dari mereka. Ada perasaan malu walaupun tanggapan atau sikap masyarakat terhadap mereka adalah hal yang wajar dan biasa-biasa saja. Mereka berkeinginan untuk mengakhiri kebiasaan mengemisnya dengan alasan mereka sudah tua dan tidak mampu lagi berjalan, mereka juga malu tetapi mereka menginginkan pekerjaan yang tidak berat bagi mereka karena kebutuhan untuk mencukupi beban hidup juga harus mereka lakukan Kata Kunci: Karakteristik, Pengemis Perempuan Abstract: The constitution 1945 has guaranteed the poor and neglected children as stated in Article 34. The homeless, beggars and street children can also be categorized as poor that are maintained by the state. In fact, the portraits of beggars, especially in Pamekasan regency have become a spectacle and terrible habits. The question is whether the beggars obviously meet the criteria of the poor? This is what we need to look deeply as begging become habit or living. In this study, the researcher wanted to know and map the characteristics of female beggars in the District of Tlanakan Pamekasan. Beggar’s view and understanding of the needs of life is merely about to eat and to drink. The desire to stop their habits and having a job may become solutions for them to fill their needs. Female beggars actually have a psychological concern when they are begging in the streets, shopping centers, government offices, and door to door. They feel ashamed to even if people’s responds and attitude towards them are normal. They desired to end the habits as they are old and no longer be able to walk; so that, they do an easy thing to support their own needs. Key words: Characteristics, Female Beggars

Item Type: Article
Subjects: A General Works > AC Collections. Series. Collected works
A General Works > AS Academies and learned societies (General)
K Law > K Law (General)
Divisions: Fakultas Syari'ah > Ahwal Al-Syakhshiyah
Depositing User: Administrator Khazanah
Date Deposited: 20 Mar 2023 02:34
Last Modified: 20 Mar 2023 02:34
URI: http://repository.iainmadura.ac.id/id/eprint/660

Actions (login required)

View Item View Item