The Symbolic Interaction of Tandhe’ in Sumenep Madurese

Al-Humaidy, Mohammad Ali and Ariwidodo, Eko (2020) The Symbolic Interaction of Tandhe’ in Sumenep Madurese. KARSA, 28 (1). pp. 172-191. ISSN 2442-3289

[img] Text
1584-Article Text-9965-4-10-20201203.pdf

Download (889kB)

Abstract

Local culture everywhere presents meaning space as a guideline for people’s lives, even the presence of tradition can be a medium of social transformation. The tandhe’ as one of the local cultural treasures in Sumenep Madura, emerged as an appreciation of past civilizations that believe that tandhe’ is not a mere spectacle but also as a communication medium that contains the values of goodness. Signs implicitly or explicitly important to learn because it often contains the essence of da’wah which calls on humans to remember God. Tandhe’ as a manifestation of local wisdom will be an effective communication medium for building communities when properly packaged, because cultural anomalies can occur at any time. The researcher uses a qualitative approach in the form of field research so that researchers can directly make observations and even participate in contributing ideas as feedback from informants ideas. The presence of tandhe’ has until now experienced a shift in the function and purpose of tandh’ itself. The ancient kings tandhe’ functioned as the media for the propaganda used by Walisongo in order to spread the teachings of Islam. The religious value of the tandhe’ began to fade because the lovers of the tandhe’ began to abandon the teachings taught by the Walisongo. Tandhe’ at the moment is more dominant in the nature of entertainment which aims only for worldly purposes only. Tandhe’ essentially has a symbolic communication used by Walisongo in preaching Islam to the community which is also a symbol of tirakat by human. [Budaya lokal di mana-mana menghadirkan ruang makna sebagai pedoman hidup masyarakat, bahkan keberadaan tradisi dapat menjadi media transformasi sosial. Budaya tandhe’ sebagai salah satu khazanah budaya lokal di Sumenep Madura, muncul sebagai apresiasi terhadap peradaban masa lalu yang meyakini bahwa tandhe’ bukan sekedar tontonan, tetapi juga sebagai media komunikasi yang mengandung nilainilai kebaikan. Tanda-tandanya secara implisit maupun eksplisit penting untuk dipelajari karena seringkali mengandung esensi dakwah yang mengajak manusia untuk mengingat Tuhan. Tandhe’ sebagai perwujudan kearifan lokal akan menjadi media komunikasi yang efektif untuk membangun masyarakat apabila dikemas dengan baik, karena anomali budaya dapat terjadi kapan saja. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif berupa penelitian lapangan, sehingga peneliti dapat langsung melakukan observasi bahkan ikut serta menyumbangkan gagasan sebagai umpan balik dari gagasan informan. Kehadiran tandhe’ hingga saat ini mengalami pergeseran fungsi dan tujuan tandhe’ itu sendiri. Raja-raja kuno masalah lalu, tandhe’ berfungsi sebagai media dakwah yang digunakan oleh Walisongo untuk menyebarkan ajaran Islam. Nilai religius tandhe’ mulai pudar karena para pecinta tandhe' mulai meninggalkan ajaran yang diajarkan oleh para Walisongo. Tandhe’ pada saat ini lebih dominan bersifat hiburan yang bertujuan hanya untuk kepentingan duniawi saja. Tandhe’ pada hakikatnya memiliki komunikasi simbolik yang digunakan Walisongo dalam dakwah Islam kepada masyarakat yang juga merupakan simbol tirakat oleh umat manusia.] Keywords: symbolic interaction; communication; da’wah; thande’

Item Type: Article
Subjects: A General Works > AC Collections. Series. Collected works
A General Works > AI Indexes (General)
A General Works > AS Academies and learned societies (General)
C Auxiliary Sciences of History > CB History of civilization
H Social Sciences > HN Social history and conditions. Social problems. Social reform
Depositing User: Administrator Khazanah
Date Deposited: 16 Apr 2023 03:14
Last Modified: 16 Apr 2023 03:14
URI: http://repository.iainmadura.ac.id/id/eprint/818

Actions (login required)

View Item View Item