Nurmalina, dkk, Nurmalina, dkk (2022) KREATIF ATAU MATI: Perpustakaan Perguruan Tinggi Islam Merespon Pandemi. AZYAN MITRA MEDIA, Yogyakarta. ISBN : 978-623-6324-26-4
|
Text
e-Book - KREATIF ATAU MATI.pdf Download (4MB) | Preview |
Abstract
P andemi Covid-19 yang menimpa dunia telah mempengaruhi aspek ekonomi, sosial dan pendidikan. Dalam dunia pendidikan, kebijakan pembelajaranpun tiba-tiba harus menyesuaikan keadaan; kelas yang biasanya luring tiba-tiba harus menjadi kelas pembelajaran daring, guru dan dosen harus menyiapkan perangkat baru guna bisa membersamai siswa dan mahasiswa dalam proses transformasi ilmu pengetahuan, demikian pula perpustakaan harus tetap ada dalam mengawal pembelajaran dan penelitian. Perpustakaan Perguruan tinggi dalam lingkungan Perguruan Keagamaan Tinggi Islam (selanjutnya disebut PTKIN) juga mencoba tetap bertahan melakukan layanan di masa pandemi dengan berbagai strategi yang disesuaikan dengan lingkungan masing-masing. Ada berbagai tantangan yang dihadapi oleh perpustakaan perguruan tinggi pada masa pandemi, diantaranya adalah: 1. Kebijakan Covid-19 datang secara tiba-tiba sehingga kebijakan yang berkaitan dengan kesehatan dan pendidikanpun berubah-ubah dan tidak menentu sehingga perpustakaan harus senantiasa membuka mata dan telinga untuk mengetahui kebijakan-kebijakan terbaru dan mengantisipasinya dalam bentuk kebijakan layanan perpustakaan. Terkadang pedoman lembagalembaga yang berwenang belum punya kebijakan teknis khusus, sehingga perpustakaan harus membuat kebijakan dengan mempertimbangkan aspek keselamatan dan kesehatan serta akses informasi. 2. Ketersediaan Sumber daya Covid-19 membuat perpustakaan harus melakukan refleksi terhadap sumber daya yang dimiliki guna memaksimalkan layanan daring. Layanan elektronik apa saja yang bisa dilayankan tanpa tatap muka secara langsung, kompetensi apa yang dimiliki oleh pustakawan yang bisa digunakan untuk melakukan layanan daring dan fasilitas tanpa biaya apa saja yang bisa dimanfaatkan untuk melakukan layanan informasi terhadap pemustaka. 3. Keterampilan Baru Seiring dengan layanan perpustakaan yang harus dilakukan secara daring, maka keterampilan baru mau tidak mau harus dikuasai oleh pustakawan, diantaranya adalah kemampuan untuk berkomunikasi dengan pemustaka melalui sosial media, kemampuan untuk melakukan komunikasi daring dengan sesama pengurus perpustakaan atau sesama pustakawan melalui perangkat komunikasi zoom, google meet, webex, Streamyard dll , kemampuan mengajar user education dan memberikan training daring, siaran secara live serta mempersiapkan acara daring yang jarang dan bahkan tidak pernah dilakukan sebelum ada pandemi harus menjadi kegiatan rutin yang harus dilakukan. 4. Berjejaring Pada masa pandemi, perpustakaan yang ada di seluruh dunia berjejaring satu sama lain untuk berbagi pengalaman tentang layanan di masa Covid-19 sehingga perpustakaan-perpustakaan bisa saling mengadopsi kebijakan -kebijakan tersebut. Beberapa workshop daringjuga dilaksanakan oleh beberapa perpustakaan agar keterampilan baru di bidang layanan perpustakaan bisa sama-sama dikuasai oleh pustakawan. Beberapa vendor juga membuka akses beberapa database secara terbuka sehingga perpustakaan-perpustakaan yang mempunyai keterbatasan dana bisa ikut mengakses informasi. Ketuatan berjejaring ini membuat kekuatan baru yang harus terus dipertahankan. 5. Kreatifitas Pada masa pandemi, beberapa perpustakaan seolah terpaksa tunduk terhadap takdir dan memutuskan untuk tidak melakukan apa-apa. Tetapi beberapa perpustakaan memilih untuk berfikir kreatif melakukan layanan alternatif yang membuat perpustakaan bisa terus mendampingi kegiatan yang ada di dalam kampus seperti menyediakan referensi, layanan bagi peneliti, layanan repository, dan kegiatan-kegiatan kreatif melalui zoom, Gmeet, instagram, youtube dan facebook. Pada masa pandemi, Asosiasi Perpustakaan perguruan Tinggi (APPTIS) telah mengadakan kegiatan sharing kebijakan layanan perpustakaan di masa pandemi, Workshop Daring tentang software kemas ulang informasi yang sangat diperlukan pada masa pandemi, Program Visiting Librarians yang mengundang 12 pustakawan dari 12 negara serta penulisan buku ini yang merupakan rekam jejak yang bagaimana perpustakaan perguruan tinggi Islam dalam merespon pandemi. Pada buku “Kreatif atau Mati: Perpustakaan Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri Merespon Pandemi” Pustakawan menuliskan bagaimana mereka melakukan layanan di masa pandemi sesuai dengan kondisi masing-masing. Dalam kondisi pandemi, kreatifitas mereka ditantang dan jawaban terhadap tantangan tersebut tertulis di dalam buku ini. Kreativitas adalah kunci kehidupan. Mereka yang kreatif akan tetap bertahan dan melaju ke depan hingga mendapat rekognisi dari pemustaka hingga penentu kebijakan. Dan begitulah seharus perpustakaan perguruan inggi; visible dan selalu memberi solusi terhadap persoalan akademik yang ada di sekitarnya.
Item Type: | Book |
---|---|
Subjects: | ?? m_053 ?? ?? m_177 ?? |
Divisions: | Resensi Buku > Pegawai |
Depositing User: | Administrator Khazanah |
Date Deposited: | 30 May 2022 04:26 |
Last Modified: | 30 May 2022 04:26 |
URI: | http://repository.iainmadura.ac.id/id/eprint/510 |
Actions (login required)
View Item |